Thursday, December 24, 2009

Hari Ibu & Sarip Tambak-Oso

Meski pemuda itu mati mengenaskan badannya tertembus peluru, tapi saat terdengar jeritan sang Ibu memanggilnya: "Sarip!...", maka bangkitlah pemuda itu dari kematiannya. Dia hidup lagi! Demikian walau berulangkali Sarip mati, setiap terdengar jeritan Ibunya memanggil namanya, dia akan hidup lagi. Seolah ketika jiwanya melayang, tiba-tiba tertarik dan kembali menyusup ke jasadnya saat terdengar jerit kasih sayang sang Ibu tercinta. Karena dia ingin segera menyongsong dan merengkuh Ibunya. Seorang Ibu yang membesarkannya dengan segala ketulusan tanpa batas.

Doa dan cinta kasih sang Ibu selalu berada dalam jiwa Sarip. Dialah satu-satunya orang tua Sarip setelah Bapaknya meninggal ketika dia masih kecil. Tertanam dalam ingatannya ketika Ibu menggendongnya ke pasar untuk menjual hasil kebun, menjolok jambu untuknya, dan mengusap ingusnya dengan ujung jariknya yang lusuh. Sang Ibu yang selalu menunggu Sarip tertidur pulas dan merapikan selimut sarungnya sebelum dia sendiri memejamkan matanya. Pagi hari sang Ibu selalu memetik sayuran segar di kebun belakang rumahnya sebelum Sarip bangun, dan berusaha menyajikan sarapan terbaik yang dia bisa dapatkan untuk anaknya. Semua itu dia lakukan demi cintanya kepada Sarip kecil sampai dewasa.

Tanpa bisa ditahan, Sarip sang pemuda dari dusun Tambak-Oso itu murka ketika dia mendengar bahwa Ibu tercintanya disiksa oleh Lurah Gedangan. Dia segera bergegas mencari Ibunya. Setelah tahu kondisi Ibunya yang tersiksa, dia langsung menghajar dan membunuh lurah Gedangan itu! Karena Sarip merasa sangat tidak rela Ibunya disiksa oleh Lurah Gedangan hanya karena Ibunya yang miskin terlambat membayar pajak. Pemuda itu sangat menyayangi Ibunya seperti demikian cinta sang Ibu kepadanya. Selama hidupnya dia mencurahkan segala hidupnya untuk kebahagiaan Ibu tercinta.

Namun sayang setelah lama dia menjadi buron, Sarip akhirnya tertangkap kompeni Belanda. Dia dipenjarakan. Kompeni itu meminta bantuan saudara Sarip untuk mengetahui rahasia kesaktian Sarip yang mampu hidup lagi. Akhirnya diketahui bahwa kesaktian Sarip itu terletak pada jeritan kasih sayang Ibunya. Dia akan tetap hidup dengan kasih-sayang Ibunya. Lalu, Ibunya ditangkap dan dibunuh terlebih dulu oleh kompeni Belanda. Sehingga ketika Sarip tertembus peluru kompeni, tiada lagi jeritan kasih sayang Ibunya yang memanggil namanya untuk bangkit dari matinya. Sarip pun mati menyusul Ibu tercintanya.

Di Hari Ibu, ketika kita membaca cerita-cerita dari negeri seberang tentang kasih-sayang Ibu yang menggugah hati, kita mungkin tak sadar bahwa di negeri inipun banyak cerita tentang cinta tulus sekaligus keperkasaan sang Ibu kita sendiri. Salah satunya seperti cerita rakyat (folklore) yang biasa dipentaskan dalam seni Ludruk ini. Jeritan kasih sayang sang Ibu yang mampu membangkitkan sang anak dari kematiannya. Sesungguhnya hikmah cerita ini ingin menggambarkan betapa kasih sayang sang Ibu mampu menembus batas-batas yang tak terbayangkan. Suara kasih sang Ibu mampu menerangi ruang-ruang kalbu dan "menghidupkan" anaknya. Jeritan kasih Ibu mampu didengar oleh jiwa-jiwa anaknya yang melayang tanpa batas. Dan doa Ibu diijabah. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com)

Friday, December 18, 2009

Nyalakan Nasionalisme Tugu Lilin

Saat jalan santai pagi di sepanjang jalan Dr. Wahidin, Laweyan, Solo, saya tertarik membaca lebih dekat tulisan yang tertera di sisi barat Tugu Lilin di jalan pertigaan Penumping. "Tugu Kebangkitan Nasional, Peringatan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, 25 Tahun, 20 Mei 1908-1933". Tugu itu bentuknya bulat panjang ke atas mirip lilin, seperti namanya Tugu Lilin yang dikenal masyarakat. Tugu dibangun tanggal 20 Mei 1933 untuk memperingati 25 tahun berdirinya pergerakan Boedi Oetomo. Sekaligus untuk membangkitkan semangat perjuangan nasional dan pengabdian kebangsaan. (Foto: Tugu Lilin, monumen sejarah kebangkitan nasional berlatar semburat keemasan sinar mentari pagi, medio Desember 2009).

Pergerakan Boedi Oetomo lahir dari hasil pertemuan dan diskusi yang sering dilakukan oleh para tokoh pemuda di Jakarta. Mereka memikirkan dan membahas nasib bangsa pribumi yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa lain. Kemudian mereka mencari cara dan sarana untuk memperbaiki keadaan bangsa pribumi yang amat buruk dan diperlakukan tidak adil oleh penguasa kolonial. Sedangkan para birokrat (pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri dan jabatannya. Mereka justru mendukung pemerintah kolonial dengan menekan rakyat dan bangsa sendiri, dengan menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa kolonial.

Seabad lalu benih nasionalisme itu telah ditaburkan oleh para tokoh pemuda. Mereka telah menyulut api nasionalisme. Sekali tersulut, pantang untuk padam! Untuk itu, mereka membangun organisasi pemuda Boedi Oetomo tepatnya 20 Mei 1908 dengan pendirinya Dr. Soetomo. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional di negeri ini. Sedangkan Tugu Lilin itu menjadi simbol menyalanya nasionalime dengan semangat persatuan dan kesatuan Nusantara. Konon, saat berkesempatan berkeliling Nusantara, KRMH Woerjaningrat, penggagas pendirian tugu ini, selalu mengambil sejumput tanah di setiap daerah yang dikunjungi. Setiap jumput tanah dari seluruh daerah Nusantara dikumpulkan dan diletakkan di dasar pondasi tugu.

Untuk meresmikan tugu monumental ini Dr. Soetomo datang dari Jakarta ke Solo di tahun 1933 dan saat meresmikan berucap, ''Van Solo begin de vyctory" (Dari Solo kemenangan dimulai). Memang terasa ada semangat kemenangan kebangkitan nasional pada monumen berketinggian sekitar 8 meter itu. Tugu ini berada di halaman depan Sekolah Teknologi Menengah (STM) "Murni" Surakarta, di bawah naungan Yayasan Perguruan Murni, yang didirikan tanggal 19 Desember 1915. Dilihat dari tahun yang tertera, pendirian sekolah lebih dulu dari tugu nasionalisme ini. Seperti ada pesan jelas bahwa nasionalisme harus mulai ditanam dan dipupuk di sekolah-sekolah. Nasionalisme harus tumbuh kuat agar generasi bangsa mampu memaknai nasionalisme secara utuh. Lihatlah tiada negara besar dan maju, yang semangat nasionalisme bangsanya lemah dan terpecah!

Senyatanya cita-cita para pejuang kebangkitan nasional itu belum berhasil penuh. Di negeri ini masih terasa ada pribumi dinomor-sekiankan atau bahkan ada pribumi yang merasa tidak setara dengan bangsa lain. Di sektor industri, dagang, administrasi pemerintahan, dan perbankan, masih terlihat bangsa lain dilayani berlebih atau bahkan dipertuankan. Sulit dipungkiri, ini sisa pengaruh budaya stratifikasi sosial yang dulu diciptakan penguasa kolonial di negeri ini: Golongan I orang barat asing, Golongan II orang timur asing, dan Golongan III pribumi. Waktu itu, juga diikuti perbedaan hak dan kewajiban; superioritas orang asing dan inferioritas pribumi. Bukankah itu di era kolonial? Benar, kini stratifikasi sosial itu telah enyah dari negeri ini, bahkan juga di seluruh dunia. Ayo bangkit! (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com)

Thursday, December 3, 2009

Mengapa Mereka Maju?

Kala itu saat pandangan dan pemikiran para ilmuwan Barat bertentangan dengan penguasa negeri dan dogma keyakinan, mereka lebih memilih keilmuan dan rela meninggalkan negeri dan keyakinannya. Mereka justru ingin semakin membuktikan bahwa pandangan dan pemikiran keilmuannya juga demi kebaikan dan kebenaran sebagaimana yang mereka yakini. Hasil pandangan dan pemikiran mereka itulah yang banyak memberikan sumbangan pada kemajuan berbagai disiplin ilmu dan teknologi pada jamannya yang sebagian besar berkembang hingga sekarang. Dengan demikian mereka menjadi maju dan unggul menguasai teknologi, ekonomi dan politik dunia kini. (Foto: Monumen astronomi, Madinah)

Mereka meninggalkan dogma keyakinan dan memilih ilmu pengetahuan, walau kadang mereka harus mati karena pilihannya itu. Socrates (470-399 SM) yang dikenal sebagai bapak dan sumber ilmu etika atau filsafat dituduh oleh penguasa merusak generasi muda karena metode berfilsafatnya. Socrates adalah guru dari Plato (427-347 SM) filsuf besar dalam sejarah manusia. Socrates dihukum mati melalui proses peradilan resmi penguasa, dengan cara meminum racun sesuai keputusan pengadilan. Masih beruntung Aristoteles (384-322 SM) seorang filsuf besar mampu lari dari negerinya menghindari naas seperti Socrates. Walau akhirnya ia harus wafat di tempat pelariannya. Ia menulis berbagai ilmu Fisika, Metafisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, dialah orang yang pertama mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis.

Galileo Galilei (1564-1642 M) adalah astronom, filsuf, dan fisikawan yang berperan besar dalam revolusi ilmu. Dia memberi banyak sumbangan keilmuan dalam penyempurnaan teleskop, observasi astronomi, dan hukum gerak (dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai pendukung Copernicus mengenai konsep peredaran bumi mengelilingi matahari. Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan keyakinan gereja waktu itu bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Akibatnya Galileo dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja. Ia dihukum dengan pengucilan dalam tahanan rumah sampai meninggal dunia.


Jika mereka lebih memilih meninggalkan dogma keyakinan mereka demi ilmu pengetahuan, kita justru kadang rela meninggalkan ajaran agama demi mengejar kemubaziran (kesia-siaan dan ketidak-manfaatan). Itulah yang menyebabkan kegagalan memberikan manfaat dalam kehidupan alam ini. Bukankah ruh kita telah disumpah untuk bersaksi bahwa Allah sebagai Tuhannya, sehingga tidak ada alasan untuk mengingkari ajaran-NYA yang memberikan amanah kita sebagai khalifah yang bermanfaat untuk rahmatan lil alamin. Inilah yang membuat mundurnya esensi kebaikan dan kebenaran, dan dengan demikian tidak pernah mendapatkan sebenarnya manfaat dan keunggulan dunia dan akherat.

Juga ditegaskan dalam buku "Mengapa Kaum Muslimin Mundur" karangan Al-Amir Syakib Arsalan bahwa salah satu sebab tertinggalnya umat Islam karena gagal menemukan hal yang bermanfaat. Dari Abu Hurairoh ra, dia berkata bahwa Rosululloh SAW pernah bersabda: "Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." (Diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya). Padahal jaman Nabi dan sahabat, Islam telah begitu maju menguasai bagian dunia, termasuk daerah Romawi dan Persia. Dalam ilmu pengetahuan, Ibnu Sina (Avicenna) dikenal sebagai Bapak Kedokteran Dunia. Juga ilmuwan Islam Al Khawarizmi mampu mengembangkan ilmu Matematika seperti Aljabar dan Algoritma yang dikenal sampai kini. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com)

Sunday, November 8, 2009

Diorama Kehidupan

Diorama adalah gambaran kejadian atau keadaan yang diejawantahkan melalui bentuk tiga dimensi, patung serta seluk-beluk lain untuk menyerupai kehidupan dan lingkungan aslinya dengan skala yang sama atau berbeda. Umumnya diorama menggambarkan perjalanan manusia, tokoh, kejadian, keadaan, kehidupan, juga pemandangan untuk tujuan pendidikan, wisata atau hiburan. Diorama biasanya dipajang di museum, bangunan bersejarah, atau tempat wisata agar mampu memberi gambaran yang lebih nyata kepada pengunjung mengenai suatu obyek atau kejadian. (Foto: Galeri Etnik Tengger, Jatim Park)

Berbagai diorama gambaran kehidupan bisa dilihat di kompleks Galeri Etnik Nusantara, Jatim Park. Salah satunya adalah diorama kehidupan suku Tengger. Dimana terdapat beberapa orang duduk, dan diantaranya seorang pemuka spiritual dengan memakai udeng (ikat kepala tradisional), baju hitam dan kemben (sejenis sarung) batik. Sosok ini duduk bersila beralaskan tikar dengan tungku berisi arang bakaran kemenyan di depannya. Mereka berada dalam ruangan berdinding papan kayu di bagian bawah dan ayaman bambu di setengah bagian atasnya. Di galeri ini banyak diorama kehidupan lainnya.

Disetujui atau tidak, kehidupan itu senantiasa dinamis dan berubah-ubah, tidak statis dan mandeg. Kehidupan berubah juga karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang di berbagai aspek. Lihatlah dengan berkembangnya teknologi, berubah pula sistem komunikasi, rancang-bangun, produksi dan hasil budidaya manusia. Perubahan meliputi sisi fisik kehidupan serta sisi non-fisik berupa hubungan interaktif antar manusia serta tatanan kehidupannya. Termasuk pola pikir dan perilaku manusia sebagai makhluk hidup yang saling bersinggungan dan saling memberi dampak dengan makhluk lain dan lingkungannya.

Karenanya kondisi dan bentuk kehidupan akan terus bertransformasi tiada henti, berubah dan berganti. Sebaiknya kita tidak selalu mengambil sikap pasif, defensif, berprasangka negatif atau curiga terhadap setiap perubahan yang terjadi terhadap manusia maupun aspek-aspek kehidupannya. Kita juga tidak harus berjuang menolak dan melawan setiap perubahan yang tidak disenangi. Justru kita harus berusaha agar arus perubahan itu mampu disaring dan dialirkan guna mengarahkan kehidupan menjadi lebih baik bagi umat manusia, lingkungan serta peradaban.

Biarlah setiap "diorama" kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu. Songsonglah hari esok yang datang, menjemput dan membawanya. Seperti malam yang membawa gelap dan siang dengan terangnya yang terus berganti. Hari demi hari pun bergulir dan tahun demi tahun selalu berjalan. Memang sesungguhnya perubahan tidak hanya bisa mengantarkan manusia pada kemajuan yang lebih baik, tetapi juga kemunduran yang tak disadarinya. Namun demikian tentunya rahasia Gusti Allah tetap akan tersembunyi tanpa mampu diketahui makhluk-NYA. Sang Maha Bijaksana akan tetap pada kehendak dan ketentuan-NYA atas kehidupan ini. (Pulung Chahyono;
www.pulung-online.blogspot.com)

Friday, October 16, 2009

Kemana Si Rimbun Asam Jawa?

Sejenak saya berhenti di tempat pajang buah asam di satu lorong super market. Asam dikemas dalam kotak karton berwarna dominan merah. Tulisan kemasan berbahasa Inggris "Sweet Tamarind" net weight 500 gr. Product of Thailand. Keep refrigerated for better teste. Saya lihat harganya per kotak hampir 50 ribu rupiah. Sama, buah asam ini seperti buah asam umumnya! Di banyak referensi juga disebut Asam Jawa dengan nama ilmiah Tamarindus indica yang biasa digunakan sebagai bumbu masak. Selain sebagai bumbu berbagai masakan, asam biasanya untuk menghilangkan bau amis ikan, bahan sirup, selai, gula-gula, minuman dan jamu. Buah asam banyak mengandung vitamin C, kalsium, fosfor, dan karbohidrat.

Wah, buntutnya jadi teringat masa lalu. Lho kok? Tepat di depan rumah saya dulu ada pohon asam besar dan rimbun. Kalau ada hujan yang tidak terlalu deras, orang akan berhenti dan berteduh di bawah pohon asam ini. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan setelah hujan reda. Juga demikian saat musim panas, kadang orang berhenti sejenak ngiyup di bawah pohon. Sesekali terdengar suara "plok", buah asam matang jatuh ke tanah. Asam banyak berserakan di bawah pohonnya. Saya biasa luru dan makan buah asam matang begitu saja setelah dibuka kulitnya. Rasanya asam-asam manis. Buah asam menggelembung, bengkok atau lurus. Bijinya bisa bergandeng sekitar 6 gelembung. Asam matang kulitnya keras berwarna kecoklatan.

Konon pepohonan asam telah ditanam di pinggir jalan-jalan Blitar sejak jaman kolonial Belanda, juga di daerah-daerah lain Nusantara ini. Diceritakan oleh Ayah saya bahwa sampai awal 1950-an, di sepanjang pinggir selatan jalan Merdeka Blitar masih berjajar pohon-pohon asam. Iya, di jalan Merdeka itu, di jantung kota Blitar yang kini penuh pertokoan! Diceritakan juga petugas kebersihan selalu rutin menyapu membersihkan sepanjang jalan di pagi dan sore hari. Oh, kota lama yang terkelola dengan baik, dan bisa dibayangkan betapa teduh dan indahnya kota Blitar waktu itu! Inilah mungkin secuil keindahan yang pernah disaksikan oleh William Barrington D'Almeida dan dituangkan dalam bukunya "Life in Java: with sketches of the Javanese, volume I" diterbitkan Hurst and Blackett, London 1864. Di halaman 298, Barrington menulis Blitar adalah tempat tamasya yang sangat menyenangkan bagi pengagum keindahan alam. Lingkungannya yang ramah dengan pemandangan Gunung Kelut menjadikan "superb panorama". Barrington juga menggambarkan Blitar yang menyebut sebuah kampungnya mirip Swiss (Mencari Secuil Swiss di Blitar, http://blitarkita.com/).

Terakhir sampai awal 1980-an, saya masih menyaksikan sisa-sisa pohon Asam Jawa terlihat berdiri di sebagian jalan-jalan di dalam dan luar kota Blitar. Biasanya pohon bagian bawahnya dicat putih melingkari batangnya, dan di pinggir atas dan bawah cat putih diberi garis cat hitam. Agar para lalu-lalang bisa lebih jelas melihat pohon asam dan mewaspadainya di pinggir jalan. Kalau kita dulu berada di pertigaan Cepaka, kemudian menghadap ke Barat, Utara atau Timur, jajaran rimbun pohon asam ini jelas terilihat di pinggir-pinggir jalan. Bayangan teduh pohon asam ini menutupi permukaan aspal jalan. Kini pohon-pohon asam ini masih tersisa di sebagian kecil pinggiran Blitar.

Dengan batang pohon kokoh, daun kecil menyirip rimbun dan selalu hijau, pohon asam tak hanya mampu memperindah dan membuat suasana kota teduh. Sebuah penelitian tentang tanaman-tanaman kota menunjukkan bahwa pohon asam menjadi tanaman terbaik karena kemampuannya menyerap polutan terbanyak, khususnya Pb (timbal) yang dihasilkan dari asap kendaraan. Juga kayu pohon asam bisa untuk mebel, kayu bangunan, kerajinan, ukir-ukiran dan patung. Lebih dari itu, tidak perlu negeri ini mengimpor buah asam dari negera lain, malah bisa menjadi negeri pengekspor Asam Jawa. Wajar khan? (Pulung Chahyono; www.pulung-online.blogspot.com)

Thursday, October 1, 2009

Jangan Sedih Karena Miskin

Jangan bersedih kalau harta anda sedikit atau keadaan anda memprihatinkan, sebab nilai diri adalah sesuatu yang berbeda (La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni). Jangan terjebak dalam rasa sedih, terpuruk, dan suramnya hati karena miskin harta-benda. Terimalah setiap pemberian Gusti Allah dengan hati ikhlas dan syukur, niscaya kita menjadi manusia yang paling kaya. Karena keikhlasan hati dan selalu bersyukur dalam kondisi demikian bisa menumbuhkan rasa tenteram dalam hidup. Demikian inilah disebut hati yang kaya. Nilai diri tidak diukur dengan harta-benda yang dimilikinya!

Secara leksikal denotatif miskin adalah tidak berharta, serba kekurangan, dan berpenghasilan rendah. Orang disebut miskin jika dalam keadaan kurang makanan, pakaian seadanya, tidak bertempat-tinggal layak, tidak mampu bersekolah, serta kualitas hidupnya rendah. Orang umumnya cenderung memahami miskin secara materialistis, komparatif dan subyektif. Memang, miskin sering diartikan dari sudut pandang ekonomi dan sosial! Sehingga setiap daerah dan negara akhirnya akan berbeda ketika membuat ukuran kemiskinan. Bank Dunia pun mengelompokkan kemiskinan menjadi dua jenis dengan miskin absolut, dan miskin relatif karena ketegori miskin itu terpengaruh oleh waktu dan tempat.

Miskin sebagai definisi di atas bisa juga karena pilihan! Ya, pilihan karena budaya dan pemahaman hidup. Misal, sebagian suku Badui Arab lebih menyukai hidup di tenda (beit alsha'r) berpindah-pindah dengan unta dan domba ternaknya di padang pasir luas Arab, walau Raja Arab membangunkan rumah permanen. Sebagian suku di Papua, lebih menikmati hidup di rumah adat (honai) di pedalaman, meski Pemerintah Daerah memukimkan mereka di pinggir jalan dan kota. Seorang Siddhartha Gautama memilih hidup sebagai pertapa di hutan daripada gelimang kekayaan di kerajaan. Juga sebagian orang Jawa yang berprinsip urip sak madya, ora usah ngoyo, nrimo ing pandum, yang artinya hidup tidak harus berlimpah dan bergelimang harta.

Jika demikian, kenapa kemiskinan harus dipahami sebagai ketidak-mampuan dan hal yang memprihatinkan? Justru banyak orang yang dikategorikan berada di dalam "tirani" definisi miskin di dunia ini merasakan damai, tenang dan bahagia hidupnya. Bahkan dengan itu mereka menjadi lebih leluasa dan yakin bisa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, serta menjelajahi sejuknya keyakinan ruhaninya. Mereka demikian lebih bisa mengamalkan perbuatan baik dan bijaksana dalam kesederhanaan lingkungannya. Mereka lebih mampu menjernihkan pikiran dan menjauhkan diri dari keserakahan dunia.

Kalau toh material menjadi pertimbangan sumber definisi, sebenarnya hidup ini bagai roda berputar. Banyak orang miskin lalu menjadi kaya dan sebaliknya dalam sekejap tanpa bisa ditahan dan ditolaknya. "Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang Allah tahan, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Q.S. Faathir [35]: 2). Seluruh rejeki hamba berada di tangan Gusti Allah dan Dia telah mengatur semua itu dengan segala kebijaksanaan-NYA. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/, mitra_ulung@yahoo.com)

Tuesday, September 8, 2009

Kembang Api Ramadhan

Pedagang kembang api selalu menghiasi pinggir-pinggir jalan di bulan Ramadhan. Mereka mulai menyeruak menjajakan kembang api di awal bulan Ramadhan. Dagangan kembang api ditata rapi di lapak mereka. Lapak yang sederhana terdiri dari satu meja dan papan kayu miring. Semua jenis kembang api dengan kemasannya yang berwarna-warni di tata berjajar sesuai jenisnya di meja dan papan miringnya. Menarik untuk berhenti dan membelinya bagi para lalu-lalang. Penjualnya cukup menunggu disamping lapaknya duduk di kursi.

Kembang api banyak dijual menjelang lebaran. Kembang api dinyalakan di malam hari sambil menikmati "kemenangan" setelah seharian puasa menahan lapar dan dahaga. Biasanya pada saat menjelang lebaran, semua anggota keluarga berkumpul saling bertukar cerita dan pengalaman sementara anak-anak riang merayakannya dengan menyalakan kembang api di halaman rumah. Banyak pedagang yang telah mulai menjual kembang api sebelum bulan awal Ramadhan. (Foto: Lapak penjual kembang api, sisi utara Aloon-aloon Blitar)

Selain untuk mainan, kembang api sering digunakan lebih spektakuler untuk seni pentas, perayaan, dan pesta religius dan kultural. Salah satu bentuk kembang api spektakuler adalah pesta kembang api. Kembang api bisa menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang. Dalam pesta kembang api, dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Meski sebagai mainan, kita perlu tetap berusaha agar anak bisa menikmati permainan kembang api tanpa terluka. Luka bakar umumnya karena percikan atau tetesan apinya. Kembang api yang dimainkan bisa membayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar! Berikut adalah petunjuk sederhana menghindari luka akibat permainan kembang api:

  • Jangan membiarkan anak kecil menyalakan kembang api sendiri. Orang dewasa harus mendampingi, menyalakan dan, kalau harus dipegang tangkainya, membantu memegang tangkai kembang api. Ingatkan orang sekitar bahwa kembang api akan dinyalakan.
  • Menyalakan kembang api dekat barang mudah terbakar sangat berbahaya. Nyalakan kembang api di halaman atau tempat terbuka yang luas. Sebisa mungkin kembang api tidak dipegang tangan saat menyala, tapi dikaitkan di dahan pohon, tiang atau pagar. Jaga jarak agar tidak terkena percikan api.
  • Tangkai kawat kembang api yang baru padam masih panas. Jangan sampai tersentuh tangan atau terinjak kaki tanpa alas. Setelah dingin buanglah tangkai bekas dan bungkus kembang api di tempat sampah.

Memang bermain kembang api kini tidak hanya didominasi anak kecil namun juga orang dewasa sesuai jenis kembang apinya. Untuk tujuan permainan dan hiburan, puluhan jenis kembang api berbagai ukuran bisa didapatkan di pedagang kembang api pingir jalan. Diantaranya kembang api yang umum yaitu jenis percikan bertangkai, gasing, roket, kembang tetes, dan air mancur. Kembang api menjadi bagian yang selalu menyambut dan menyemarakkan bulan Ramadhan. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/)

Friday, September 4, 2009

Simbiosis Tahu Gejrot

Makanan khas Cirebon ini terdiri tahu goreng yang diiris-iris dan bumbu kuahnya campuran kecap manis, cabe rawit, garam, bawang putih, gula merah. Semua bahan bumbu kuahnya terlebih dulu digerus lembut dalam cobek tanah liat. Kuah Tahu Gejrot bisa dibuat dengan rasa pedas, sedang atau tidak pedas. Irisan-irisan kecil tahu goreng kemudian diletakkan di atas kuah bumbunya. Dan makanan ini biasanya langsung dihidangkan dalam cobek kecil tanah liat yang sebelumnya digunakan untuk menggerus bumbu kuahnya. Makan tahu gejrot dengan menusuk setiap irisan tahunya dengan garpu kecil. Makanan daerah yang berkesan sederhana.

Ternyata makanan khas daerah seringkali tidak rumit. Yang lebih berperan kreasi dan ide untuk mampu mempopulerkan makanan khas daerah. Pihak berperan termasuk pemerintah daerah dan masyarakatnya. Sesuai kapasitasnya mereka perlu promosikan masakan khas di daerahnya dulu. Ketika masakan daerah ini sudah memenuhi selera daerah, masakan ini akan terus digemari di daerahnya. Bahkan ketika seseorang keluar dari daerahnya, mereka akan tetap merindukan makanan daerahnya. Dan dipastikan selanjutnya, makanan ini akan mulai dikenal oleh orang-orang di luar daerah. Ketika itu orang-orang memahami bahwa masakan itu adalah khas daerah.

Tahu Gejrot khas Cirebon telah dikenal di luar daerahnya terutama di Jawa Barat dan Jakarta. Di Jakarta biasanya Tahu Gejrot dijual dengan menggunakan gerobak dorong atau gerobak becak. Mirip pedagang bakso atau rujak buah, para penjualnya bisa saja berkeliling atau mangkal di tempat tertentu. Gerobak Tahu Gejrot ini mudah dikenali karena di sisi gerobaknya biasanya terdapat tulisan "Tahu Gejrot Khas Cirebon". Dan tumpukan tahu-tahu gorengnya terlihat di bagian atas gerobak yang sisi-sisinya terbuat dari kaca. Pedagang Tahu Gejrot biasa ditemui di depan pasar, pertokoan atau bahkan gedung perbelanjaan modern.

Penjual Tahu Gejrot yang mangkal di tempat tertentu menyediakan beberapa kursi yang ditempatkan di depan dan samping gerobaknya. Penjualnya langsung mengirisi tahu goreng dan membuat bumbu tahu gejrot di papan sisi samping gerobaknya. Pembelinya hanya perlu menunggu sebentar penjualnya menyiapkan makanan ini. Memang bahan bumbu sederhananya telah disediakan untuk penyajian yang cepat. Para pembeli menikmati makanan tahu Gejrot dengan duduk di kursi yang ada. Setelah selesai makan Tahu Gejrot, pembeli tinggal membayar harganya dan juga sederhana.


Di samping tempat mangkalnya penjual Tahu Gejrot biasanya juga ada gerobak penjual minuman. Mereka menjual teh botoh, sprite, frutea dan lainnnya baik yang dingin dalam kotak es atau tidak. Sambil pembeli Tahu Gerjot merasakan nikmatnya Tahu Gejrot, bisa pesan minum. Cepat tentunya, minuman tinggal dibuka tutupnya, diberi sedotan dan langsung diminum. Tanpa disadari di tingkat "akar rumput" pedagang Tahu Gejrot mampu bersimbiosis mutualisme dengan pedagang minuman di daerah barunya, tentunya selain simbiosis sosial-ekonomi di daerahnya sendiri. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/)

Tuesday, August 25, 2009

Sang Pendiri Negeri

Masihkah kita ingat Founding Father Indonesia? Tentu saja ingat, Soekarno dan Mohammad Hatta adalah Founding Fathers Indonesia. Atas nama bangsa Indonesia, Sang Pendiri Negeri dan Bapak Bangsa ini menandatangi naskah proklamasi dan sekaligus memproklamirkan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelahnya, kedua Bapak Bangsa ini diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Keduanya adalah pahlawan nasional dan simbol persatuan bangsa Indonesia. Beliau adalah simbol perjuangan nasional dalam meraih kemerdekaan dari tangan penjajah. (Foto: Patung Soekarno, Bundaran Perempatan Gebang, Blitar)

Kenanglah kuat mereka sebagai Bapak Pendiri Bangsa ini. Para Founding Father ini berperan penting dalam kemerdekaan negeri ini. Mereka memiliki peran berpengaruh dalam pembentukan sistem kenegaraan, sistem politik, tata pemerintahan. Mereka adalah patriot bangsa yang terlibat dalam penyusunan Undang-Undang Dasar Negara. Para pendiri negeri ini telah berfikir jauh ke depan bahwa negeri ini harus diatur berdasarkan hukum. Mereka mulai berpirah mulai dari Kongres Pemuda 1928 dan Sumpah Pemuda bertumpah darah satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, Indonesia! Mereka adalah lebih dari Pahlawan negeri ini.

Mereka tentu tidak muncul begitu saja. Jauh sebelum negeri ini merdeka, mereka adalah anak-anak muda bukan sembarangan yang bersumpah setia pada negeri ini. Lihatlah Soekarno yang waktu ini baru berumur 26 tahun telah duduk sebagai pimpinan Partai Nasional Indonesia (1927). Mohammad Hatta berumur 25 tahun mendirikan Perhimpunan Indonesia di negara Belanda. Mereka bahu-membahu mulai memperjuangkan harkat dan martabat negeri ini bersama pemuda-pemuda luar biasa lainnya. Mereka adalah pemuda-pemuda yang sebenarnya telah mampu memancarkan sinar kepahlawanannya. Mereka berpikir jauh seolah berhasrat kuat merengkuh kembali kejayaan negeri, seperti yang pernah ada dalam sejarah Nusantara.

Setelah melalui perjuangan panjang mereka termasuk melalui badan-badan yang ada waktu itu, lahirlah Pancasila, Pembukaan UUD dan Batang Tubuh UUD 1945. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) beranggotakan 21 orang yang mewakili semua suku negeri. Dengan diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, badan inilah yang mengesahkan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia. Bapak Pendiri Bangsa ini telah begitu taktis merancang suatu negeri indah nan makmur berlandaskan hukum bersama para pejuang-pejuang nusantara lainnya. Mereka adalah orang-orang yang sangat berperan dalam penyusunan sistem politik, pemerintahan dan perundang-undangan.

Para Pendiri Negeri ini berwawasan sangat luas ke depan. Pancasila dan UUD 1945 tidak pernah lekang tertinggal jaman. Pancasila memuat lima butir nilai hidup yang telah mengalami pemikiran panjang, dipahami dan diterima semua suku dan golongan. Undang-Undang Dasar (UUD) adalah hukum dasar yang berlaku di suatu negara. Undang-undang ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. (Wikipedia, bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Jangan pernah paksakan dasar-dasar negara itu diubah hanya untuk memuaskan ambisi satu generasi, apalagi kelompok. Demikian juga, semangat nasionalisme mereka jangan pernah lekang sedikitpun dari setiap hati anak negeri! (Pulung Chahyono)

Saturday, July 25, 2009

Senandung Alam Sang Legenda

Melihat acara "Official All Time Top 40" urutan tangga lagu Michael Jackson di MTV yang dipandu oleh David Gest (12/07/2009) seperti menyaksikan aksi mempesona sang maestro ilusionis yang membuat mata ini tak rela untuk terpejam. Menyimak empat puluh lagu terbaik sang "King of Pop" mulai sejak ia menjadi bagian dari Jackson 5 sampai ajalnya menjelang. Memang ia seorang Raja Pop yang tiada tertandingi sampai kini. Lihat lima lagu teratasnya versi MTV ini: (1) Earth Song, (2) Billie Jean, (3) You Are Not Alone, (4) Black or White, (5) Heal The World.

Ada yang menarik dalam lagu puncak tangga teratas "Earth Song", yang biarlah untuk tulisan ini aku alihbahasakan menjadi judulnya "Senandung Alam" agar lebih dekat memahaminya. Senandung tentang kesedihan dan kepedihan alam mungkin tepatnya. Tentu saja menarik karena sebelumnya Jackson lebih banyak menulis dan menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan sosial dan kemanusiaan, seperti "We are the world" dan "Heal The World". Dan inilah satu-satunya lagu Jackson yang bercerita tentang kelestarian alam dan perlindungan binatang. Lagu yang bersenandung tentang binatang-binatang dibunuh demi kepuasan manusia. Senandung tentang pohon-pohon hutan yang ditebang karena keserakahan.

Disamping liriknya, tayangan video musik lagu "Earth Song" manambah miris hati yang melihatnya. Berlatar hutan tropis Amazon, terlihat kekejaman manusia terhadap binatang dimana gajah-gajah, ikan paus dan binatang lain dibantai. Pohon-pohon hutan dijarah tiada tersisa. Kemudian kekeringan melanda. Debu-debu berterbangan. Puing-puing yang terbakar. Asap menyelimuti. Seolah alam dan binatang itu sedang meradang dalam detik-detik kepunahannya. Bumi telah menjadi ladang pembantaian. Bumi telah berdarah-darah. Tidakkah kita merasakan sakitnya? Lihatlah apa yang telah kita lakukan terhadap bumi.
Did you ever stop the notice. The crying earth the weeping shores.

Memang lagu ini telah menarik perhatian dunia, khususnya para pecinta alam maupun penyayang binatang. Lagu ini telah menuai penghargaan dari berbagai organisasi dunia di bidang pelestarian lingkungan dan binatang. Juga menerima nominasi Grammy Award 1997. Jackson menerima Genesis Award: 1995 Dorris Day Music Award, yang diberikan setiap tahun kepada mereka yang memiliki kepekaan terhadap kelestarian binatang. "Earth Song" telah menarik perhatian dunia tentang pengrusakan dan penghancuran alam sebagai akibat dari berbagai kegiatan manusia. (Writer of Negeria Exchange, 2008- Wikipedia, Free Encyclopedia). Dan banyak lagi prestasi lain lagu ini.

Diakhiri dengan khayalan menyejukkan dalam video musik lagu ini. Dengan efek multimedia canggih, seolah waktu itu bisa diputar balik. Ya, seperti menyiram butiran air dingin kedalam hati yang melihatnya. Menyejukkan hati setelah disuguhi gambaran-gambaran tragis kerusakan alam dan binatang. Seolah ingin melenyapkan rasa jengah dan miris yang timbul setelah melihatnya. Binantang-binatang kembali hidup. Kehancuran bumi berhenti dan alam pulih kembali. Pohon di hutan-hutan yang berdiri lagi. Hijau dan segar kembali. Seandainya bisa seperti itu, semua yang mati hidup lagi dan yang hancur pulih kembali. Sayangnya itu hanya khayalan! (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com)

Thursday, July 9, 2009

Mengenang Pasar Pahing

Pasar Pahing menempati sebagian lahan yang dulunya areal pabrik minyak kelapa milik pengusaha Belanda yang diratakan setelah jaman kemerdekaan. Saya ingat sampai awal 1980-an, orang masih menyebut pemukiman di belakang dan samping pasar dengan "kampung pabrik". Pinggir utara pasar dulu langsung berbatasan dengan jalan gang, sedang bagian timur juga terdapat jalan gang. Di tengah pasar ada bangunan yang di dalamnya terdapat los-los pedagang pasar. Pasar ini persis ada di bagian utara dan timur perempatan jalan besar desa Pakunden, kota Blitar. Demikian juga orang menyebut jalan simpang ini dengan "Prapatan Pasar Pahing". Lokasi pasar sangat strategis, dari arah utara, barat dan selatan ada desa-desa penghasil bumi yang hasil panennya dijual melalui pasar ini.

Kegiatan jual-beli sampai meluber ke jalan-jalan sekitar Prapatan Pasar Pahing, terutama hari Pahing yang menjadi namanya. Pinggir jalan barat perempatan pagi subuh menjadi tempat mangkal obrokan hasil bumi; bengkoang, ketela, nanas, rambutan, mangga, kelapa dari desa-desa barat Blitar. Pinggir jalan selatan perempatan pagi sekali juga sudah ditempati para penjual kayu bakar dan gulungan daun jati. Ya, dulu daun jati digunakan sebagai pembungkus barang dagangan dan makanan. Obrokan para penjual ayam, bebek, menthok ada di pinggir jalan utara perempatan. Para pembeli borongan langsung bertransaksi dengan penjual di tempat mangkalnya dan mereka menjualnya lagi di pasar lain dan kios mereka. Sedang pinggir jalan timur perempatan tempat bongkar-muat barang yang biasanya dijual di los-los pasar Pahing, yang umumnya dipasok dari arah timur pasar.

Di tengah pasar ada pohon beringin besar rimbun sekali. Kokoh berdiri, tepatnya sedikit ke arah sudut utara-timur areal pasar. Akar-akar tunjangnya sebagian terlihat di atas tanah, saling bertumpuk dan berjajar dari pangkal pohonnya menjalar ke segala arah, kemudian hilang menyusup masuk ke tanah. Akar-akar ini bak ratusan ular berbagai ukuran saling melilit mengarah dan menopang ke pangkal pohonnya. Dahan, ranting dan daun hijaunya menyebar luas ke semua sisi pohon sampai radius bermeter-meter. Ribuan julur akar gantungnya menjuntai dari dahan atas sampai permukaan tanah. Juntaian akar julurnya ini seperti tirai-tirai yang bisa disibak ketika kita melaluinya. Buah-buah kecil beringin yang berwarna merah kehitaman terlihat jatuh berserak diatas tanah bercampur dengan guguran daunnya yang telah kering.

Pohon beringin ini mampu membuat suasana teduh Pasar Pahing. Panas terik matahari dan derasnya hujan seolah tidak bisa menembus rimbunnya ranting dan daun Beringin. Enam orang yang saling bergandeng-tangan mungkin baru bisa melingkari penuh batang pohonnya. Jika sore menjelang, sekawanan demi sekawanan burung blekok terlihat terbang ke arah pohon ini, hinggap dan bersarang di dalam rimbunnya daun. Saat pagi umun-umun, burung-burung blekok terbang meninggalkan sarangnya menuju areal persawahan dan sungai untuk mencari makan. Tak ketinggalan, anak-anak riang bermain di bawah pohon Beringin sore saat pasar sepi. Mereka bermain ayunan dengan menggelayut di julur-julur akarnya. Burung-burung blekok dan anak-anak yang damai!

Mendekati malam, warung-warung nasi, tahu lonthong, wedang ronde, bakul soto, bakul kembang dan penjual rokok buka di dalam pasar. Mereka berjualan sampai hampir pagi. Para pedagang mainan anak kelilingpun banyak yang bermalam sekaligus membuat mainan di dalam los-los Pasar Pahing. Pasar selalu ramai dikunjungi orang-orang desa sekitar untuk menikmati makanan atau sekedar duduk-duduk. Mereka ngobrol dan berkelakar di warung-warung ini sampai kantuk. Juga becak banyak mangkal di perempatan Pasar Pahing. Seolah ramainya Pasar Pahing enggan berakhir, siang menyambung malam, kemudian menjelang pagi berganti pelaku jual-beli. (Pulung Chahyono;
http://www.pulung-online.blogspot.com/; mitra_ulung@yahoo.com)

Thursday, June 18, 2009

Kumbakarna dan Patriotisme

Syahdan, negara Alengka terdesak hebat oleh pasukan Rama dengan panglima perangnya Hanuman. Silih berganti, panglima perang negara Alengka terbunuh oleh pasukan Rama. Tinggalah Begawan Kumbakarna yang masih tenggelam dalam pertapaan-tidurnya. Kakaknya Rahwana, Raja Alengka, membangunkan sang Begawan untuk memintanya menjadi panglima perang negara Alengka. Karena panglima perang sebelumnya, Indrajid anak lelaki kesayangan Rahwana, telah terbunuh dalam perang. Kumbakarna menolaknya mentah-mentah. Bahkan sebelumnya dia juga telah mengingatkan Rahwana agar mengembalikan Dewi Shinta yang diculiknya dari Rama, putra mahkota negara Ayodya.

Melalui dialog panjang penuh emosi antara adik dan kakak, antara raja dan begawan, akhirnya Kumbakarna bersedia menjadi panglima perang negara Alengka. Namun sang Begawan menyatakan kesediaannya ini tidak lain karena kecintaannya kepada negaranya. Kumbakarna pun akhirnya gugur bersama semangat patriotismenya membela negara Alengka yang terus digempur Pasukan Rama. Kumbakarna gugur bukan karena membela kakaknya Rahwana yang menculik Dewi Shinta, tetapi karena kecintaannya terhadap tanah tumpah darahnya. Dewa-dewi pun turun ke bumi menyambut arwah sang patriot ini dan menghantarkannya ke Swargaloka. Ini adalah kisah patriotis yang melegenda dalam kisah Ramayana.

Patriotisme ibaratnya tidak terpengaruh apakah pemimpin negaranya benar atau salah. "Right or wrong is my country". Patriotisme adalah kecintaan, kesetiaan, dan kebanggaan seseorang terhadap bangsa dan negaranya. Seorang patriot sejati akan menyatakan bahwa keutuhan bangsa dan negaranya adalah "harga mati". Ini tidak bisa ditawar! Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti jiwa atau semangat kepahlawanan. Seorang patriot memiliki sikap berani dan rela berkorban demi bangsa dan negara, sebagai martir pembela tanah air. Pengorbanan harta-benda dan jiwa-raga, segalanya.

Sepanjang masa perang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, para patriot pahlawan negeri ini juga telah rela mengorbankan jiwa dan raganya demi cintanya pada tanah air. Patriotisme mereka menembus batas-batas kedaerahan, adat-istiadat, pandangan serta keyakinan. Para patriot ini terbakar rasa cintanya pada negeri dan rela berkorban demi terbebasnya negeri dari cengkeraman kolonial. Meski hanya berbekal bambu runcing, mereka berani menyongsong ganasnya mesiu dan dentuman meriam. Mereka rela berjuang, bergerilya, berjalan dari dusun ke dusun, dari hutan ke hutan berbulan-bulan. Demi negeri tercinta!

"Manakala suatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan." (Wikiquote: Soekarno, Pidato di BPUPKI, 1 Juni 1945). Kini patriotisme tidak harus dimaknai dengan darah dan perang semata. Patriotisme juga bisa diejawantahkan melalui perjuangan intelektual dan diplomasi. Bahkan di era maju ini makna patriotisme semakin berkembang dan bisa diartikan sebagai kerelaan dan kesetiaan terhadap kedermawanan dan kemanusiaan; memberi amal bantuan, mengkritisi ketidakadilan, keberanian menyelamatkan orang lain, menolak kesewenang-wenangan, dan semangat membangun negerinya, bisa diartikan sebagai tindakan "patriotis". Perang adalah jalan terakhir, Bung! (Pulung)

Monday, June 8, 2009

Jangan Seperti Lalat

Hiduplah seperti lebah, jangan seperti lalat! Memang dalam sebuah hadits, lebah dijadikan metafor bagi orang beriman. Lebah memakan sari bunga, dan mengeluarkan madu. Lebah juga tidak merusak atau mematahkan sesuatu yang dihinggapinya. Keberadaan lebah diharapkan, dan bahkan dibudidayakan, untuk memberikan manfaat bagi manusia. Tetapi lalat, keberadaannya selalu tidak diharapkan oleh manusia. Karena lalat mendatangkan penyakit. Lalat memakan makanan yang kotor dan mengeluarkan bau tidak sedap. Lalat banyak berkerumun dan berterbangan di tempat sampah.

Itulah pesan spiritual yang disampaikan KH. Duri Ashari, seorang ustadz terkenal dari Semarang, yang saya simak sekitar awal tahun ini di suatu acara tausiah sersan (serius tapi santai) di markas KBIH Mandiri, daerah Sumber, Solo. Sebagai pelengkap, Beliau juga menambahkan nasehat metafor serupa lainnya "Uripo koyo jeruk iso didum kanggo wong akeh lan ora nyereti ning gulu" (Berusahalah untuk hidup seperti buah jeruk, bagian-bagiannya bisa dibagi ke orang banyak, dan tidak membuat tenggorokan seret). Maknanya serupa, yaitu hidup harus bermanfaat bagi orang banyak dan selebihnya harus ikhlas; disini dikiaskan agar tidak membuat tenggorokan seret dan sulit ditelan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyatakan "Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain". Dan ini pula yang selalu dicontohkan dalam kehidupan Kanjeng Nabi bahwa sebagai manusia harus memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi orang lain. Inilah hebatnya pesan-pesan Kanjeng Nabi selalu memuat nilai spiritual universal. Pesan-pesan dunia sepanjang masa! Sampai kapanpun, siapapun orangnya di dunia ini perlu meneladani dan melakukan nilai universal ini. Namun hanya orang-orang yang telah tercerahkan dan penuh kasih pada sesamanya yang mampu dan tergerak melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia lain. Apakah dia orang miskin, orang kaya, pejabat, artis, pelajar, karyawan, wiraswastawan, dan sebut saja yang lainnya. Memberikan manfaat sesuai kapasitasnya, bukan malah menyusahkan orang lain atau mengambil hak-hak orang lain!

Ada dua kata kunci dalam frasa "bermanfaat bagi manusia lain" yang perlu diperjelas; "bermanfaat" dan "manusia lain" sebagai predikat dan obyeknya. Kata "bermanfaat" tidak bisa dipahami sebagai memberi sesuatu berupa material saja, tetapi juga mencakup immaterial. Ya, kedua-duanya, bisa berarti memberi manfaat berupa barang, tenaga, pikiran, semangat dan pengetahuan. Sedangkan kata "manusia lain" juga harus dipahami baik secara langsung maupun tidak langsung. Artinya memberikan manfaat secara langsung kepada manusia itu sendiri dan juga secara tidak langsung dengan menciptakan kondisi dan lingkungan yang bisa bermanfaat bagi manusia lain. Memang demikian, harus memahami maknanya secara menyeluruh.

Saya melihat masih semakna dan lihatlah contoh pengejawantahannya. Kesuksesan dalam hidup ini tidaklah bergantung pada apa yang anda dapatkan dalam hidup ini, namun bergantung pada apa yang anda perbuat bagi orang lain. "Success in life has nothing to do with what you are going in life or accomplish for yourself. It’s what you do for others" (Danny Thomas). Danny Thomas adalah seorang penyanyi, komedian, MC dan artis film terkenal di Amerika (1914-1991). Dia lahir di daerah peternakan kuda di Michigan dari keluarga imigran asal Libanon. Thomas mendirikan St. Jude's Research Hospital, sebuah rumah sakit yang didedikasikan untuk menyembuhkan penyakit anak-anak dan dibuka tahun 1990 di Memphis, Tennessee. (Pulung)

Tuesday, June 2, 2009

Equality Before the Law

Tahun 1903 dua orang imigran muda tiba di negara Inggris. Keduanya melarikan diri dari kota Alexandria, Mesir karena mereka merasa di negara Inggris akan mendapatkan kebebasan. Tidak hanya kebebasan dari keluarganya yang tidak menyetujui pernikahan mereka, tetapi kebebasan berdasarkan hukum dari semua bentuk diskriminasi. Mereka percaya bahwa negara Inggris adalah suatu negara yang memperlakukan semua orang dengan sama, tanpa melihat warna kulit, ras, agama dan jenis kelamin. Kedua orang tersebut adalah kakek dan nenek yang menurunkan ibu saya. Demikian awal pidato Lord Phillips, Hakim Agung, England and Wales, di East London Muslim Centre, dengan judul "Equality Before the Law" tanggal 3 Juli 2008.

Di beberapa negara, pembuat hukum dan penegak hukum di tangan yang sama. Di negara Inggris kekuasaan untuk keduanya dipisahkan. Parlemen membuat hukum. Pemerintah mengelola negara sesuai ketentuan hukum. Dan jika ada individu atau pejabat negara diduga melanggar hukum maka hakim yang memutuskan apakah benar hukum telah dilanggar, menetapkan sanksi dan tindakan perbaikan. Hakim di negara ini diangkat oleh Independent Appointment Committee. Mereka melakukan tugas sesuai sumpah. Mereka memperlakukan setiap orang sama. Hakim tidak terpengaruh oleh harapan pemerintah, dan tidak ada pejabat yang berani mempengaruhi hakim dalam memutuskan perkara. Setiap hakim independen secara individual, dan Hakim Agung pun tidak bisa mengarahkan hakim lain dalam memutuskan perkara.

Hukum di negeri Inggris dibuat berdasarkan nilai-nilai universal toleransi, keterbukaan, persamaan dan saling menghargai. Setiap orang yang datang ke hadapan hukum di negara ini akan menerima perlakuan yang sama dalam penerapan hukum. Hakim akan memperlakukan semua pihak yang berperkara dengan cara yang sama. Tugas hakim adalah menerapkan hukum, tanpa mempertimbangkan apakah dia setuju atau tidak dengan hukum tersebut. Justru di negara ini, pertanyaannya sudah bukan lagi "Apakah hakim memperlakukan setiap orang sama?", tetapi "Apakah hukum memperlakukan setiap orang sama?". Memang hukum cenderung merefleksikan motif, keinginan, keyakinan, perilaku dan prasangka atau kurangnya prasangka dari pihak pembuat hukum. Demikian juga Parlemen cenderung menetapkan hukum yang mencerminkan perilaku dan keinginan mayoritas.

Dalam hal agama, di negara Inggris setiap orang bebas menunaikan ibadah agamanya. Terdapat sekitar 1,6 juta umat Muslim hidup di negara Inggris. Mereka menjadi bagian penting dan bernilai dalam masyarakat Britania. Mereka terwakili dengan baik dalam kelompok masyarakat, diantaranya melalui Muslim Council of Britain. Mereka memiliki tujuan membangun hubungan masyarakat yang lebih baik dan bekerja demi kebaikan bersama dalam kesatuan masyarakat. Juga di London Muslim Center ini mereka bertujuan membangun hubungan antar agama dan kohesi masyarakat, salah satunya. Di negara Inggris sudah ada 3 Bank Islam yang disetujui Financial Services Authority untuk melakukan usaha berdasarkan hukum Syariah. Sejumlah sukuk juga telah dijual di Bursa Saham London. Bahkan bulan Mei 2008 di negara Inggris ada perusahaan asuransi Islam atau “takaful” provider yang mulai beroperasi dan ini adalah pertama di benua Eropa.

Tulisan ini saya cuplik dari teks pidato Lord Phillips, Hakim Agung, England and Wales, yang aslinya 10 halaman. Saya menemukan teks pidato ini saat saya berselancar di dunia internet
www.judiciary.gov.uk. Banyak makna yang bisa dipetik, terutama bagi negara penganut model pemerintahan negara demokrasi "trias politica" dimana kekuasaan dibagi menjadi eksekutif, legislatif dan yudikatif. Masing-masing kekuasaan ini dipisahkan dan independen di bidang tanggungjawabnya masing-masing. Terutama lembaga yudikatif adalah benar-benar independen untuk melindungi hak dan kebebasan setiap warga negara. Setiap orang sama dimuka hukum! Sampai disini, cobalah tengok sistem peradilan di Indonesia. (Pulung)

Thursday, May 21, 2009

Kali Lahar, Riwayatmu Dulu

Benar, kali ini adalah jalur lahar. Orang juga menyebutnya dengan "kali Lahar". Aliran kali Lahar seolah membelah kota Blitar, berkelok melewati beberapa desa di dua kecamatan Kota Blitar; kecamatan Kepanjen Kidul dan Sukorejo. Kali Lahar ini bermula dari hulunya di lereng Gunung Kelud, dan berakhir di hilirnya di Sungai Brantas. Tepatnya berhulu di kali Badak di ujung lereng Kelud kecamatan Nglegok, dan berakhir di tempuran kali Brantas di desa Gendong, kecamatan Sanan Kulon. Diperkirakan panjang seluruh badan kali Lahar dari hulu sampai hilir sekitar 55 Km.

Cerita kali Lahar seakan sulit dipisahkan dengan cerita gunung Kelud dan letusan laharnya. Seperti cerita gunung Kelud yang memuntahkan lahar panas, awan panas, pasir dan debu vulkanik di tahun-tahun lalu, kali Lahar pun juga menjadi cerita turun-temurun. Termasuk cerita kecemasan warga masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran kali jika gunung Kelud meletus. Seperti beberapa waktu yang lalu dinyatakan ada peningkatan aktifitas gunung Kelud, para warga sekitar bantaran kali Lahar menjadi orang yang paling mewaspadai dan diwaspadai keselamatannya. Mereka masuk dalam daftar orang yang akan dievakuasi jika lahar benar terjadi. Kewaspadaan letusan gunung Kelud tentunya juga diperhitungkan dan disampaikan kepada semua warga Blitar pada umumnya.

Saya pernah dengar cerita cukup menegangkan tentang kali Lahar. Dan cerita menegangkan ini biasanya berulang saat obrolan-obrolan panjang warga ketika gunung Kelud diberitakan akan meletus. Walau kadang letusan tidak benar terjadi kemudian, atau hanya issue insidentil antar warga masyarakat. Kadang hanya karena cuaca sangat panas orang akan bilang: "Wah sumuk puanas, jangan-jangan gunung Kelud akan meletus." Mungkin saja, karena mereka belajar dari pengalaman letusan sebelumnya. Diceritakan bahwa letusan gunung Kelud tahun 1951 dan 1966 telah memakan banyak korban jiwa terutama di sekitar bantaran kali Lahar. Korban manusia itu bergeletakan atau bahkan tersangkut pepohonan di sepanjang pinggiran kali Lahar. Konon juga banyak korban ditemukan di daerah luberan lahar dari kali Lahar.

Sembilan belas tahun lalu, tahun 1990, saya menyaksikan ganasnya letusan gunung Kelud. Akibat letusannya, berjuta-juta meter kubik pasir dihamburkan dari kawahnya ke langit, melayang dan jatuh menutupi tebal atap-atap rumah, halaman dan jalan sampai radius puluhan kilometer. Pasir memang tidak lepas dari setiap letusannya. Dari dalam kawah gunung Kelud, pasir juga terus terbawa air ke sepanjang sungai. Banyak warga sekitar bantaran kali Lahar bermata pencaharian sebagai pencari pasir untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya. Mereka membawa cikrak bambu dan menyelam sejenak ke dasar sungai, dan ketika muncul ke permukaan cikrak mereka telah penuh pasir. Dan pasir dari cikrak demi cikrak mereka kumpulkan di gundukan pasir pinggir kali. Para lalu-lalang di atas jembatan kali Lahar Pakunden dulu bisa dilihat sebagian kegiatan warga yang mencari pasir ini.

Bersama teman-teman sekolah dasar saya dulu kadang ke kali Lahar untuk mandi dan ciblon saat terasa gerah di musim panas. Selepas pulang dari SDN 1 Blitar berjalan lurus ke arah Timur, ke Blitar Pojok kita menyebutnya. Kemudian menuruni lereng sungai dan mandi di aliran kali atau di belik, sumber air kecil di pinggir sungai. Masih bening sekali air kali Lahar waktu itu. Karena beningnya biasanya kita mengumpulkan batu berwarna dan berbentuk bagus dari dasar sungai. Juga menangkap kroco, sejenis siput kecil yang terlihat jelas saat merambat di dasar sungai. Mencari ikan dengan newu dan gogo, cara sederhana menangkap ikan dengan tangan. Biasanya dapat ikan cethol, cengor atau wader kecil, atau ikan kecil berwarna-warni. Kemudian ikan-ikan ini dimasukkan ke kantung plastik bekas diisi air untuk dibawa pulang, dan kemudian dipelihara di bak air jamban di rumah. Itu dulu! (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com; mitra_ulung@yahoo.com)

Thursday, May 14, 2009

Problem Can Be Asset

Masalah (problem) adalah sesuatu yang menghambat atau menjadi ganjalan dalam mencapai tujuan, cita-cita atau sasaran yang diinginkan. Sesuatu hal yang belum terselesaikan. Dalam arti luas, masalah adalah segala sesuatu yang dianggap berbeda secara signifikan antara kenyataan yang ada dengan keadaan yang diharapkan. Setiap masalah memerlukan penyelesaian. Waktu diperlukan untuk menyelesaikan masalah, tergantung dari tingkat kerumitan masalah. Penyelesaian masalah memerlukan proses pemikiran. (Wikipedia, the free encyclopedia).

Setiap manusia berbeda masalahnya. Demikian juga cara memadang masalah, setiap manusia bisa berbeda dalam memahami dan memaknai masalah yang beragam jenis, sifat dan lingkupnya. Mereka bisa berbeda dalam menganggap masalah apakah sederhana/rumit, biasa/luar biasa, berat/ringan, gampang/sulit, besar/kecil, dan pribadi/umum. Sumber masalah mungkin dari faktor internal manusia itu sendiri, eksternal, atau gabungan daripadanya. Manusia tentunya akan berupaya menyelesaikan masalahnya dengan caranya yang berbeda-beda pula, sesuai lingkungan dan hasil yang dikehendaki. Bisa saja seseorang menggunakan cara tradisional, kekeluargaan, pendekatan budaya, religius, pemikiran rasional, sistematis, atau teknik-teknik penyelesaian masalah (problem solving techniques) terkini.

Ada suatu cerita. Seorang lelaki muda tiba-tiba berkata "Saya menghadapi masalah", sambil mendatangi Dr. Norman Vincent Peale di Fifth Avenue, New York, kemudian merangkulnya seraya memohon, "Dr. Peale, tolong bantu saya. Saya tidak dapat mengatasi masalah saya yang terlalu banyak." Dr. Peale berkata, "Bukankah kita telah membicarakan masalah anda. Bila anda melepaskan rangkulan anda, saya akan menunjukkan suatu tempat dimana orang-orang yang tidak memiliki masalah." Laki-laki muda itu menanggapi, "Jika anda dapat menunjukkan tempat itu, saya bersedia mengeluarkan biaya berapapun untuk kesana." Dr. Peale berkata, "Setelah melihat tempat itu, anda pasti tidak ingin ke sana lagi. Tempat itu hanya berjarak dua blok dari sini." Kemudian, mereka berdua berjalan ke tempat pemakaman Forest Lawn dan Dr. Peale berkata, "Lihat, sekitar 150.000 orang tinggal di sana. Saya mengetahui tidak ada satupun dari mereka yang memiliki masalah."
(“Dare To Win”, Jack Canfield and Mark Victor Hansen)

Ini salah satu cerita favorit dari Dr. Norman Vincent Peale, seorang penulis terkenal dan pencetus teori "berpikir positif" dari Amerika Serikat. Saya mengingat cerita bagus ini walau saya membacanya sekitar sepuluh tahun lalu, karena bisa memberi inspirasi bahwa manusia hidup dengan masalah itu sebenarnya bersifat alamiah. Masalah adalah tanda kehidupan. Saat memiliki dan menanggapi masalah, sebaiknya bersyukur dan berpikir positif. Karena dengan masalah membuktikan bahwa seseorang masih hidup dan masih berfungsi sebagai manusia. Beberapa orang berpendapat bahwa sesungguhnya cara yang terbaik untuk menilai seseorang adalah berdasarkan ukuran seberapa banyak masalah yang dihadapi.

Justru masalah bisa dijadikan aset! Aset yang harus diperlakukan, ditangani dan diselesaikan dengan tepat, memuaskan dan menyenangkan berbagai pihak. Sebagai aset untuk bisa menunjukkan identitas pribadi seseorang dan berlatih selalu menyelesaikannya dengan pertimbangan intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Harus diyakini bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, dan Gusti Allah tidak akan membebani manusia dengan cobaan masalah yang melebihi kemampuannya. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com; mitra_ulung@yahoo.com)

Tuesday, May 5, 2009

Indahnya Perbedaan

Sepanjang sejarah perkembangan peradaban manusia, perbedaan selalu menjadi alasan utama tumbangnya suatu peradaban yang telah susah-payah dibangun. Betapa peradaban besar dunia yang pernah ada kini hanya tinggal cerita. Lihatlah jaman kerajaan di Nusantara yang silih berganti saling menakhlukkan. Jaman dinasti-dinasti Cina yang saling hancur dan tumbuh. Jaman kaisar-kaisar Eropa maupun jaman khalifah-khalifah Timur Tengah yang juga saling menakhlukan, terpecah dan menggantikan. Dan sekarang kita hanya bisa melihat sisa-sisa kejayaan peradabannya saja!

Perbedaan adalah kodrat alam. Perbedaan muncul mulai pribadi, keluarga, kelompok, suku, ras, dan bangsa. Perbedaan akan selalu ada dalam ekonomi, politik, agama, sosial dan budaya. Dan perbedaan pasti akan ada karena pengaruh kekayaan alam, cuaca, geografi, dan topografi. Kita pasti berbeda karena keturunan, status ekonomi, jabatan, golongan dan kepentingan. Namun kadang perbedaan ini dikemas dalam bentuk kekuasaan, kekuatan dan dominasi sehingga yang berkuasa, kuat dan dominan berusaha menguasai, melindas dan mendominasi mereka yang berbeda.

Perbedaan adalah anugerah ciptaan-NYA! Kita harus bercermin dari runtuhnya berbagai peradaban dunia karena pertentangan perbedaan yang terjadi dalam sejarah manusia. Kita harus memahami bahwa memang kita tidak sama, dan tidak harus sama! Disamping pemahaman kodrat perbedaan hardware manusia, yang penting juga perbedaan software manusia; pikiran, pendapat dan keyakinan. Bahkan para pendiri negara inipun justru merumuskan perbedaan ini sebagai potensi bangsa dalam slogan yang dicengkeram Burung Garuda, Lambang Negara: "Bhinneka Tunggal Ika" (berbeda-beda dalam kesatuan). Dalam arti luas tentunya slogan ini harus dipahami sebagai kebhinekaan yang mencakup hardware dan software manusia.

Saya bersyukur bisa mencicipi dan melihat indahnya perbedaan. Dimana berbagai suku dan ras manusia saling mengenal dan bekerja bersama di Tembagapura. Mereka dari suku-suku setempat baik suku pantai maupun gunung, suku-suku pendatang dari berbagai kepulauan Nusantara, dan bangsa-bangsa dari berbagai negara dan benua. Berusaha saling mengasah kepekaan lintas budaya (cross cultural sensitivity) agar terbebas dari prasangka (prejudice) dan prakonsepsi (preconception) terhadap budaya lain. Saling toleran, memahami dan menghargai keberagaman tradisi, adat dan budaya masing-masing. "Tolerance, inter-cultural dialogue and respect for diversity are more essential than ever in a world where peoples are becoming more and more closely interconnected." (Kofi Annan, Former Secretary-General of the United Nations)

Manusia memang diciptakan berbeda-beda bangsa dan suku. "Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal." (Q.S. Al Hujurat [49]:13). Perbedaan adalah anugerah indah yang diciptakan Gusti Allah. Seandainya semuanya sama, tentu dunia ini akan membosankan. Dan Gusti Allah memerintahkan semua manusia ciptaan-NYA untuk saling mengenal. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang menjalankan perintah-NYA. (Pulung)

Monday, April 13, 2009

Hamemayu Hayuning Bawono

Seiring banyaknya petaka dan bencana alam yang terjadi di negeri ini dan juga isu global warming, pedoman hidup leluhur kita ini kian terasa semakin relevan. Kita sering dikejutkan dengan terjadinya tanah longsor, banjir bandang, sungai meluap, kekeringan, kebakaran hutan dan lainnya. Setiap musim seolah membawa petaka! Dan ini selalu menimbulkan kerugian harta-benda dan juga korban jiwa yang tiada terkira. Bahkan apalagi setelah itu? Manusia sibuk dengan pendapat dan respons yang penuh dengan kepentingan bias dan segmental. Terus saja alam ditelantarkan merana, meradang, tanpa pernah ada yang peduli.

Secara literal Hamemayu Hayuning Bawono berarti menjaga bumi tetap indah (hayu) dan makmur (rahayu). Secara kontekstual adalah sikap dan perilaku manusia yang selalu mengutamakan keseimbangan dan keserasian antar sesama manusia maupun dengan alam. Hamemayu Hayuning Bawono juga mengandung makna pesan spiritual agar manusia selalu memelihara, melindungi, menjaga keseimbangan serta kelestarian alam, dan secara implisit dalam kata hamemayu bahwa manusia tetap bisa memanfaatkan alam dan berinteraksi aktif dengannya tanpa harus mengorbankan alam itu sendiri.

Pedoman hidup ini selalu ditanamkan oleh leluhur ke anak-cucunya. Para orangtua leluhur mengajari menanam tumbuhan bermanfaat di pagar dan batas tegalan bukan tembok tinggi, memelihara tanaman sayuran di pekarangan bukan mengecornya dengan semen, menanam pohon kayu "taun" keras tidak menebang dan menjual habis ke penggergajian kayu, menjaga sungai tidak membuntunya dengan sampah, menyapu jalan depan rumah di pagi buta agar bersih dan nyaman bagi pengguna jalan, dan "mengeramatkan" (untuk menjaga) sumur dan sumber air bukan mengotori dan mengeringkan sumber kehidupan ini. Mungkin ini terdengar aneh sekarang.

Ketika manusia senantiasa menjaga keseimbangan alam dan memelihara lingkungannya, maka alam dan lingkungannya pun akan menjadi tetap indah dan lestari. Alam yang indah dan lestari akan memberikan keselamatan serta kemakmuran bagi penghuninya karena alam akan memberikan yang terbaiknya. Manusia akan hidup tenteram, tidur dan bagun dalam kenyamanan, mendapatkan air bening, makanan dan buah-buahan yang segar berlimpah, membangun keluarga dalam keteduhan, membesarkan anak keturunan dengan selamat, serta berhubungan dengan manusia lainnya dalam kedamaian.

Falsafah hidup leluhur Hamemayu Hayuning Bawono bermakna spiritual tinggi dan sarat dengan pesan keharmonisan manusia dan alam, sebagaimana juga dalam ajaran agama dan budaya yang luhur. Jika ini terwujud, tiada lagi petaka dan bencana. Semua petaka dan bencana alam tidak pernah akan menyentuh kehidupan manusia. Sungguh, alam yang indah dan seimbang inilah yang senantiasa wajib dipelihara dan dijaga manusia. Kalau tidak? Alam sendirilah yang akan memaksa menyeimbangkan dirinya yang seringkali lebih menyengsarakan manusia itu sendiri! (Pulung)

Wednesday, April 8, 2009

Oleh-oleh Khas Blitar

Jajanan wajik klethik telah cukup dikenal di Blitar. Untuk oleh-oleh orang dulu langsung membeli di rumah pembuat awalnya di desa Gebang, masuk gang +10 meter dari perempatan kecil selatan Kebon Rojo, Kota Blitar. Di rumah ini terdapat etalase kaca yang memajang wajik klethik dan jajanan lain seperti dodol kacang ijo, ampyang dan sebagainya. Kemudian jajanan khas tradisional ini juga dipajang di Wartel utara rumah pembuatnya. Kini wajik klethik juga ada di toko kue perempatan timur alun-alun Kota Blitar, toko swalayan Mustika, depot makan Es Mini, Stasiun dan lainnya.

Rasa wajik ini manis legit dan butiran ketannya terasa “klethik-klethik” waktu dikunyah. Mungkin inilah yang menjadi alasan kenapa wajik ini dinamakan wajik klethik. Cara pembuatan wajik klethik tidak berbeda dengan wajik yang diproduksi di daerah lain. Bahan dasarnya adalah ketan, gula jawa, kelapa parut, dan untuk pengharum rasanya bisa digunakan jahe, vanilla, daun pandan atau lainnya. Semua bahan wajik dicampur, direbus dan diaduk sampai matang. Adonan wajik yang telah matang lalu didinginkan, dipotong dan dibungkus.

Kekhasan Wajik Klethik Blitar ini lebih lengkapnya adalah Wajik Klethik Bungkus Klobot. Potongan wajik memiliki panjang +6 cm, lebar +3 cm dan tebalnya +2 cm. Selanjutnya wajik dibungkus dengan klobot (bungkus buah jagung) yang telah dibersihkan dan dirapikan sedemikian rupa sehingga berwarna krem cerah. Setiap bungkusan wajik diberi merek pembuat, dijahit dengan benang, dan direnteng dengan bungkusan wajik lainnya. Bungkus klobotnya kemudian dirapikan bagian pinggirnya. Satu renteng berisi lima bungkusan wajik klethik.

Oleh-oleh biasanya diberikan oleh seseorang setelah melakukan perjalanan kepada sanak keluarga, teman sekerja, tetangga, rekan usaha, teman sekelas, atau orang yang memiliki hubungan sosial lainnya. Oleh-oleh diberikan karena memiliki ciri khas daerah tertentu, memiliki keunikan, daya-tarik, kualitas bahan yang baik, harga relatif terjangkau serta mudah dibawa. Oleh-oleh bisa berupa hasil bumi, produk makanan, hasil pabrikan, atau kerajinan tangan khas daerah.

Sebenarnya bukan masalah berapa mahal oleh-oleh yang kita berikan, namun lebih banyak makna dibalik oleh-oleh tersebut. Oleh-oleh bisa menunjukkan bahwa kita masih memikirkan mereka saat kita sedang di tempat jauh. Oleh-oleh merupakan wujud bahwa kita ingin memberikan sesuatu yang bisa dikenang. Juga, oleh-oleh adalah sebagai tanda kasih kepada orang yang diberi. Atau bisa saja sebagai rasa bangga bahwa kita berasal dari daerah yang memiliki kreasi oleh-oleh khas. Memang ada makna yang begitu luas dan indah tersimpan dalam pemberian oleh-oleh, termasuk yang lebih utama adalah mempererat jalinan tali ukhuwah kita. (Pulung)

Thursday, April 2, 2009

Dust in the Wind

Mendengar lagu-lagu kenangan bisa membuat suasana hati tenang dan terhibur. Sambil telinga mendengar, hati menelusuri ruang-ruang kenangan masa lalu yang membangkitkan gairah hidup dan menyejukkan. Bahkan kadang jiwa mengembara jauh memahami syair yang didendangkan. Lagu kenangan digandrungi sepanjang masa disamping musiknya juga isi syairnya yang seringkali bermuatan cinta, kasih sayang, kemesraan, indahnya alam, perjuangan hidup, keceriaan, dan lainnya.

Pesan-pesan spiritual universal seringkali juga didendangkan lewat lagu. Lihatlah lagu "Dust in the Wind". Lagu ciptaan Kerry Livgren ini dinyanyikan pertama kali tahun 1977 oleh sebuah kelompok musik rock progresif "Kansas" Amerika. Di awal tahun 1978, lagu ini menjadi salah satu lagu top hit di sana. Selanjutnya lagu ini mendunia dan dinyanyikan oleh kelompok-kelompok musik terkenal lainnya. Lagu bermelodi slow rock dengan lirik melankolis ini sepertinya telah menjadi lagu kenangan sepanjang masa, sampai kini.

Sekilas terjemahan bebas rangkuman lirik syairnya "Kita semua hanyalah seperti debu yang berterbangan di udara, seperti setetes air di lautan luas tak bertepi. Tiada sesuatupun yang kekal. Tidak bisa ditolak, semuanya pasti akan hancur kembali ke tanah. Dust in the wind, all we are is dust in the wind 3X".

Memang manusia ibarat hanya debu yang bertebaran di bumi. Bahkan bumi inipun ternyata berukuran kecil dibanding planet lain di dalam tata surya (solar system). Tata surya ini juga terlihat kecil terletak di tepi tata bintang Bima Sakti (galaxy of Milky Way). Tata bintang inipun hanya seperti spiral kecil di antara kelompok galaksi (group of galaxy). Kelompok galaksi ini hanya salah satu bagian dalam gugusan galaksi (megaparsec). Dan gugusan galaksi ini merupakan satu dari sekian gugusan galaksi yang ada di dalam gugusan super (superclustter) yang ada di jagad raya yang tiada bertepi. Sungguh besar jagad raya ciptaan-NYA.

Juga tiada sesuatupun yang kekal. Manusia ibarat hanya mampir ngombe (hanya sebentar hidupnya) di bumi ini. Manusia pasti akan mati, jasadnya akan hancur kembali ke tanah. Ruh manusia akan kembali ke hadirat penciptanya, Sang Sangkan-Paraning Dumadi, Gusti Allah. "Dan bahwa kepada Tuhanmu (akhirnya) kau kembali" (Q.S. An Najm [43]: 14). Ini tidak bisa dihindari, ditangguhkan atau ditolak jika waktu yang telah ditentukan-NYA tiba. (Pulung)

Thursday, March 12, 2009

Potong Rambut Mastrip

Kios potong rambut di kota Blitar paling banyak ditemukan di jalan Mastrip. Kios jasa potong rambut ini ada mulai dari pertigaan Bank BNI 46 sampai dengan pertigaan totogan jalan Mastrip sebelah barat. Coba perhatikan di depan Depot Bakso Bakar Arema saja dari arah timur ada potong rambut "Sae", "Restu", "Inul", "Chris Jon", "Al Hikmah" dan "Rapi" saling berdempetan. Sebagian kios potong rambut juga menawarkan jasa semir rambut.

Di pinggir selatan jalan Mastrip, selain kios potong rambut juga berjajar kios kacamata, kios helm, kios majalah, dan lainnya. Tetapi dapat dipastikan kios potong rambutlah yang terbanyak dibanding kios-kios sejenis lainnya. Sejak sekitar jam 9 pagi hingga jam 5 sore kios-kios potong rambut ini buka melayani para pelanggan yang membutuhkan jasa potong rambut. Pelanggannya mulai dari usia anak-anak sampai dengan kakek-kakek. Mulai dari yang berjalan kaki, naik becak, sepeda pancal, sepeda motor sampai yang naik mobil. Pelanggan laki-laki yang kesini.

Meski belum ada lembaga survei yang telah melakukan penelitiannya, mungkin bisa dikatakan sebagian besar laki-laki kota Blitar pernah potong rambut disini. Paling tidak satu kali. Rasanya belum lengkap sebagai warga kota Blitar kalau belum pernah potong rambut disini. Saya dan anak-anak saya telah beberapa kali potong rambut disini. Mulai dulu sejak ongkos potong rambutnya sekitar 2000 rupiah sampai sekarang 5000 rupiah.

Dibanding dengan di Salon Rambut atau mungkin Barber Shop yang ada, potong rambut di kios ini lebih murah, santai dan membumi. Dan tidak harus menunggu antrian lama, karena pelanggan bisa memilih kios potong rambut yang sedang tidak ada pelanggan atau yang antriannya sedikit. Apalagi setiap kios rata-rata terdapat lebih dari satu orang tukang potong rambut. Waktu potongnya pun juga tidak membutuhkan waktu lama karena para tukang potong rambut disini sudah sangat terbiasa melakukan potong rambut dengan berbagai model yang diminta pelanggannya.

Ada hal-hal yang menarik di kios-kios potong rambut disini yang tidak didapatkan di Salon atau Barber Shop. Sambil potong rambut pelanggan bisa ngobrol apa saja dengan dengan tukang potong rambutnya. Mulai dari ngobrol masalah sepakbola, lalu-lintas, berita yang lagi "in" di televisi, harga sembako, pemilu atau apa saja, tukang potongnya akan bisa melayaninya. Dan yang paling menarik adalah selesai potong rambut, pelanggan mendapatkan pijatan di kepala, leher dan pundak. Pijatan ini membuat pelanggan segar kembali, mengusir rasa ngantuk yang timbul saat potong rambut. Sehingga ketika kembali kerumah, pelanggan bisa mengemudikan kendaraan dengan segar dan selamat. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com; mitra_ulung@yahoo.com)

Tuesday, March 3, 2009

Wisata Hutan Pantai

Salah satu daya tarik Pantai Ayah adalah masakan laut yang ditawarkan oleh warung-warung dekat pantai; wisata kuliner. Kita bisa langsung memilih dari beberapa jenis dan ukuran ikan laut dan udang mentah yang baru saja diambil dari hasil tangkapan nelayan. Kemudian memilih menu, goreng atau rebus, pedas atau manis, dan yang lainnya. Ada warung makan yang tepat berada di pinggir pondasi air pantai. Sambil menanti masaknya menu yang dipesan, kita akan menikmati indahnya pemandangan pantai dan sejuknya hembusan angin laut. Segera setelah matang, masakan pesanan yang masih panas akan langsung dihidangkan di meja kita. Mak nyoss rasanya!

Obyek wisata Pantai Ayah adalah arena yang sangat menyenangkan untuk dinikmati dan dijelajahi karena merupakan perpaduan antara wisata hutan dan wisata bahari. Lewati jalan buatan di atas air demarga. Telusuri hutan dengan berbagai tumbuhan lokal dan luar negeri. Nikmati sejuknya taman. Sesekali berhenti sejenak di tempat istirahat yang ada. Bersantai di arena bermain anak. Singgahi kios-kios souvenir yang menawarkan aneka kerajinan. Penjual mainan anak ikut meramaikan suasana, juga penjual keong dan ikan hias.

Pemandangan alam perbukitan, hutan dan pantai yang mempesona dengan hamparan pasir yang luas, landai dan bersih. Kuda sewaan siap dinaiki dituntun pemiliknya bila ingin menyusuri indahnya pantai dengan berkuda. Anak saya terlihat gembira sekali ketika diajak naik kuda. Jika ingin menyusuri pemandangan pinggir pantai ada perahu yang siap disewa. Sungguh ini tempat wisata yang cerdas, rekreatif, lengkap dan terpadu.

Jika ingin menikmati suasana malam di Pantai Ayah ada guest house yang dikelola oleh pihak Perhutani. Ini akan lebih melengkapi wisata dan petualangan kita. Saat senja bisa menikmati indahnya sinar temaram matahari yang perlahan mulai tenggelam turun ke permukaan air laut.

Fasilitas lainnya ada area perkemahan, tempat parkir luas, arena olahraga pantai, masjid, pusat informasi wisata, dan sebagainya. Ikan-ikan segar bisa langsung dibeli dari TPI Pantai Ayah. Banyak sekali yang dapat dipelajari dari obyek wisata Pantai Ayah jika suatu daerah ingin mengembangkan wisata pantai dan wisata hutan sekaligus di daerahnya. Pantai Ayah berada di desa Ayah, kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah; sekitar 25 km dari kota Kebumen. (Pulung)

Wednesday, February 18, 2009

Perempatan Kawi

Nama perempatan Kawi diambil dari sebuah Gedung Bioskop Kawi yang dulu pernah berdiri di sebelah barat perempatan, utara jalan. Sekitar dua puluh tujuh tahun yang lalu saya pernah merasakan ramainya perempatan Kawi. Toko-toko disekitar perempatan ini selalu ramai dikunjungi pembeli. Memang perempatan inilah jalur pertemuan jalan dua arah dari utara, selatan, timur dan barat kota Blitar. Hampir semua angkutan umum lewat perempatan ini untuk keluar atau masuk kota Blitar.

Di timur perempatan adalah SMPN2 tempat sekolah saya di awal 80-an yang cukup mampu membuat perempatan sibuk pada jam berangkat dan pulang sekolah sampai sekarang. Di sebelah selatan perempatan, ada studio photo. Dulu banyak masyarakat umum maupun pelajar ke studio photo ini jika ingin afdruk photo, membuat pas photo dan photo keluarga. Di sebelah timur perempatan terdapat pertokoan yang cukup lengkap dan utara perempatan ada toko-toko emas yang cukup terkenal dan ramai pembeli.

Namun kini jalan perempatan Kawi tidak seramai dulu. Tidak ada lagi gedung Bioskop Kawi dan beberapa toko disekitarnya tutup, tidak berjualan lagi. Beberapa pengamen dan peminta-minta yang rajin "menghiasi" perempatan Kawi. Awas dampak kriminalnya! Beberapa tahun lalu ada kasus pembunuhan di salah satu rumah utara perempatan Kawi. Juga di tempat-tempat tertentu, ketika saya melewatinya kelihatan lebih sepi atau, paling tidak, masih sama seperti dulu. Lihat saja, jalan Merdeka, pertigaan Cepaka, perempatan Lovi sepertinya semakin sepi. Bukankah ramai dan sepinya suatu tempat bisa menjadi salah satu tolok ukur tingkat pertumbuhan ekonomi?

Di sisi lain, Pasar Templek yang dulu sepi sekarang menjadi berjejal tidak teratur terutama di waktu pagi, dan kumuh. Memang di sisi lain telah bermunculan tempat-tempat baru yang semakin ramai di dalam maupun di luar batas kota Blitar.

Rencana strategis dan tata kota Blitar dari waktu ke waktu perlu selalu dikajiulang dan disesuaikan dengan perkembangan terkini kota dan sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan, merevitalisasi, merelokasi dan memodifikasi tempat-tempat yang mulai lengang ketinggalan ataupun yang mulai ramai tidak teratur. Misalnya dengan mempertimbangkan adanya terminal transit baru untuk angkutan umum di beberapa tempat, pasar sekunder baru, sarana pendidikan baru, monumen kebanggaan baru, kantor pelayanan publik disebar, pembinaan usaha publik, promosi dan lebih membuka diri untuk investor luar, dan banyak lainnya. (Pulung)

Thursday, February 5, 2009

Stereotype atau Kenyataan?

Pernahkan anda dulu melihat Ludruk yang mempertontonkan suatu adegan di atas genjot sebuah keluarga kaya duduk berbincang di kursi ruang tamu dan seorang pembantu duduk di lantai melayani mereka? Baju pembantu tersebut adalah baju lurik, daster atau kebaya batik? Memakai celana kethok bumbung, kemben atau jarik? Laki-laki memakai blankon atau udeng?

Gambaran umum pembantu ini ada sejak jaman kolonial Belanda dimana sering diperagakan di adegan Ludruk. Memang seni pertunjukan Ludruk sudah ada sejak jaman itu. Waktu itu siapa lagi yang jadi pembantu rumah-tangga keluarga Belanda di Nusantara selain "inlander"? Saya ingat cerita Lundruk yang pernah saya lihat waktu kecil judulnya "Sogol Pendekar Sumur Gumuling". Ketika beberapa tentara Belanda bersenjata api laras panjang sedang mencari-cari Sogol ke kampung-kampung, bertanya ke orang kampung: “Hei, kowe inlander apa pernah ketemu ekstrimis Sogol di sekitar sini?” Trus yang ditanya menjawab: “Tidak Menir” sambil merunduk dan berlalu. “God Verdomme!” bentak tentara Belanda. Nglantur!

Dan ketika teknologi tontonan elektronik audio-visual sudah berkembang seperti sekarang, TV misalnya, gambaran pembantu rumah tangga tersebut masih saja ditayangkan. Dalam adegan sinetron atau acara humor misalnya, pembantu dilakonkan dengan dandanan atau logat bicara Jawa. Akhirnya apa? Banyak kenyataan sekarang orang kaya lebih cenderung mencari pembantu orang Jawa. Dan seringkali karena alasan nggak ada kesempatan bekerja lain, orang Jawa pun mungkin merasa sreg jadi pembantu bahkan sampai ke luar negeri, walau kadang tidak dibayar, disiksa, dituduh mencuri dan kemudian dihukum.

Sekarang jadilah stereotype pembantu itu adalah orang Jawa. Menurut arti kamus Merriam Webster, stereotype berarti sesuatu hal yang menjadi pola umum; lebih khusus berupa gambaran mental yang secara umum dimiliki oleh sebagian anggota kelompok dan mewakili suatu pendapat yang terlalu cethek, perilaku "ngerti sak durunge winarah" (merasa tahu sebelum mendapatkan informasi yang memadai) atau keputusan yang tidak kritis. Mungkin ada pertanyaan selanjutnya "Siapa yang berhasil menciptakan stereotype atau kenyataan ini?" Ludruk, TV, penonton, PJTKI, otoritas terkait atau orang Jawa sendiri? Blunder!

Sungguh ini bukan bermaksud untuk memancing keresahan atau ketidakpuasan rasial, namun lebih untuk melakukan introspeksi personal inlander. Secara umum bagi inlander yang menjadi pembantu di negerinya sendiri. Beberapa waktu lalu dalam suatu kesempatan santai saya sempat ngobrol ngalor-ngidul lama dengan dosen saya dulu waktu kuliah, Pak Gunarso, dan sempat menyinggung sedikit masalah pembentukan stereotype ini. (Pulung)

Monday, January 26, 2009

Bendungan Serut

Bendungan Serut berada di dusun Serut desa Gogodeso Kecamatan Kanigoro +25 Km dari Kota Blitar. Disini kali Brantas dibendung dengan 7 pintu air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Terdapat jembatan sepanjang +30 meter di atas Bendungan Serut yang menghubungkan Desa Gogodesa dan Desa Kuningan. Di selatan bendungan ini terdapat pegunungan kidul yang membujur dari Barat ke Timur. Dan di selatan pengunungan ini desa Lodoyo yang langsung berbatasan dengan Laut Selatan.

Di bagian utara bendungan dibangun taman luas yang dilengkapi dengan jalur jalan paving block dan bangku-bangku taman. Di dalam taman ini juga disediakan playground dengan bandulan, jombatan, dsb sehingga anak-anak juga dapat menikmati taman bendungan ini. Di pinggir bendungan, sambil menikmati indahnya hamparan air dan pepohonan hijau di sekitar bendungan, pengunjung dapat memesan makanan seperti bakso, mie ayam, es atau makanan kecil. Di bagian timur pintu masuk taman, terdapat kolam pemandian keluarga. Terdapat dermaga kecil tempat perahu-perahu sewaan mangkal. Di sebelah timur taman, terdapat camping ground yang digunakan berbagai sekolah untuk kegiatan pramuka.

Di bagian tengah taman bendungan Serut terdapat monumen dozer yang diletakkan di atas pondasi beton. Dozer ini adalah salah satu dari peralatan berat yang dulu digunakan untuk membangun Bendungan Serut. Dengan adanya monumen Dozer ini seolah memberikan kenangan bahwa dahulu berbagai peralatan berat termasuk dozer ini pernah berjasa dalam pembangunan Bendungan Serut. Kadang terlihat pengunjung mengambil foto dengan latar belakang monumen dozer ini.

Berbagai pengujung ada di sini terutama hari Minggu atau hari-hari libur. Kadang terlihat satu keluarga sedang menikmati makan siang sekeluarga di atas tikar di pinggir bendungan. Sekelompok anak muda santai nglesot di bawah pohon. Beberapa pasangan anak muda duduk-duduk di bangku-bangku taman. Juga beberapa orang terlihat asyik memancing ikan dari pinggiran bendungan. Pertunjukan pentas dangdut digelar untuk lebih menghibur pengunjung di taman Bendungan Serut pada hari minggu. Event budaya lokal juga diadakan di waktu-waktu tertentu.

Selain untuk PLTA, bendungan ini juga berfungsi untuk mengairi persawahan desa sekitar bendungan melalui kali sodetan. Bendungan ini juga untuk mengendalikan debit aliran air kali Brantas yang bisa berdampak pada daerah-daerah di bawah aliran kali Brantas seperti daerah Kediri, Jombang, Mojokerto dan Surabaya. Semoga Bendungan Serut dan tamannya semakin tertata kembali mulai dari tempat parkir, fasilitas taman dan pepohonan serta rumputnya lebih terawat dengan baik. Tentunya kebersihan taman perlu dijaga dari sampah dedaunan dan sampah yang ditinggalkan para pengunjung. (Pulung)

Thursday, January 22, 2009

Bukit Pertemuan Adam-Hawa

Di bagian timur Padang Arafah terdapat sebuah bukit setinggi +65 meter yang di puncaknya menjulang tugu beton persegi empat dengan lebar +1,8 meter dan +8 meter tingginya. Dan telah dibangun jalan bertangga dengan 168 undakan ke puncak bukit (data: Sejarah Mekah, Dr. M. Ilyas Abdul Ghani). Bukit ini bernama Jabal Rahmah (Bukit Kasih Sayang). Jabal Rahmah banyak diziarahi oleh para pelaku haji dan umroh diantaranya berasal dari Turki, Indonesia, Bangladesh, Pakistan, India, Yaman dan Nigeria.

Untuk mencapai puncak Jabal Rahmah dari dasar bukit bisa ditempuh +15 menit melalui jalan bertangga yang telah dibangun. Namun, banyak diantara peziarah yang memilih naik melalui lereng bebatuan yang terjal walau cukup berisiko untuk terpeleset dan jatuh. Mungkin mereka sekadar ingin merasakan secuil kesulitan yang dialami Nabi Adam dan Siti Hawa dalam perjalanannya untuk saling bertemu kembali di bumi setelah keduanya diturunkan dari Surga.

Menurut riwayat, setelah melalui berbagai cara Iblis berhasil memperdaya Nabi Adam di Surga untuk memakan buah pohon Khuldi larangan Allah SWT. Akibat perbuatannya itu, Allah SWT menurunkan Nabi Adam dan Siti Hawa dari Surga ke bumi.
Setelah Nabi Adam diturunkan dari surga ke bumi, Allah SWT mengajarkan padanya kalimat-kalimat tobat dan kemudian Nabi Adam mengamalkan hingga Allah menerima tobatnya. “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37)

Konon Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan di tempat terpisah jauh di bumi, Nabi Adam diturunkan di India sedangkan Siti Hawa di Irak. Kemudian mereka saling mencari dalam kurun waktu yang lama, dan setelah 100 tahun pencarian akhirnya keduanya bertemu di Jabal Rahmah atas petunjuk Allah SWT tentunya. Keduanya lalu melanjutkan ikatan keluarga sebagai suami isteri dan melahirkan keturunannya sebagai cikal-bakal umat manusia.

Jabal Rahmah sebagai simbol pertemuan kembali Nabi Adam dan Siti Hawa yang mencerminkan kokohnya jalinan kasih sayang. Para peziarah, bagi yang belum memiliki jodoh keluarga bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT agar segera mendapat jodoh yang cantik, tampan, saleh atau salehah. Sedangkan yang sudah berkeluarga dapat bermunajat agar menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. (Pulung)