Monday, January 26, 2009

Bendungan Serut

Bendungan Serut berada di dusun Serut desa Gogodeso Kecamatan Kanigoro +25 Km dari Kota Blitar. Disini kali Brantas dibendung dengan 7 pintu air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Terdapat jembatan sepanjang +30 meter di atas Bendungan Serut yang menghubungkan Desa Gogodesa dan Desa Kuningan. Di selatan bendungan ini terdapat pegunungan kidul yang membujur dari Barat ke Timur. Dan di selatan pengunungan ini desa Lodoyo yang langsung berbatasan dengan Laut Selatan.

Di bagian utara bendungan dibangun taman luas yang dilengkapi dengan jalur jalan paving block dan bangku-bangku taman. Di dalam taman ini juga disediakan playground dengan bandulan, jombatan, dsb sehingga anak-anak juga dapat menikmati taman bendungan ini. Di pinggir bendungan, sambil menikmati indahnya hamparan air dan pepohonan hijau di sekitar bendungan, pengunjung dapat memesan makanan seperti bakso, mie ayam, es atau makanan kecil. Di bagian timur pintu masuk taman, terdapat kolam pemandian keluarga. Terdapat dermaga kecil tempat perahu-perahu sewaan mangkal. Di sebelah timur taman, terdapat camping ground yang digunakan berbagai sekolah untuk kegiatan pramuka.

Di bagian tengah taman bendungan Serut terdapat monumen dozer yang diletakkan di atas pondasi beton. Dozer ini adalah salah satu dari peralatan berat yang dulu digunakan untuk membangun Bendungan Serut. Dengan adanya monumen Dozer ini seolah memberikan kenangan bahwa dahulu berbagai peralatan berat termasuk dozer ini pernah berjasa dalam pembangunan Bendungan Serut. Kadang terlihat pengunjung mengambil foto dengan latar belakang monumen dozer ini.

Berbagai pengujung ada di sini terutama hari Minggu atau hari-hari libur. Kadang terlihat satu keluarga sedang menikmati makan siang sekeluarga di atas tikar di pinggir bendungan. Sekelompok anak muda santai nglesot di bawah pohon. Beberapa pasangan anak muda duduk-duduk di bangku-bangku taman. Juga beberapa orang terlihat asyik memancing ikan dari pinggiran bendungan. Pertunjukan pentas dangdut digelar untuk lebih menghibur pengunjung di taman Bendungan Serut pada hari minggu. Event budaya lokal juga diadakan di waktu-waktu tertentu.

Selain untuk PLTA, bendungan ini juga berfungsi untuk mengairi persawahan desa sekitar bendungan melalui kali sodetan. Bendungan ini juga untuk mengendalikan debit aliran air kali Brantas yang bisa berdampak pada daerah-daerah di bawah aliran kali Brantas seperti daerah Kediri, Jombang, Mojokerto dan Surabaya. Semoga Bendungan Serut dan tamannya semakin tertata kembali mulai dari tempat parkir, fasilitas taman dan pepohonan serta rumputnya lebih terawat dengan baik. Tentunya kebersihan taman perlu dijaga dari sampah dedaunan dan sampah yang ditinggalkan para pengunjung. (Pulung)

Thursday, January 22, 2009

Bukit Pertemuan Adam-Hawa

Di bagian timur Padang Arafah terdapat sebuah bukit setinggi +65 meter yang di puncaknya menjulang tugu beton persegi empat dengan lebar +1,8 meter dan +8 meter tingginya. Dan telah dibangun jalan bertangga dengan 168 undakan ke puncak bukit (data: Sejarah Mekah, Dr. M. Ilyas Abdul Ghani). Bukit ini bernama Jabal Rahmah (Bukit Kasih Sayang). Jabal Rahmah banyak diziarahi oleh para pelaku haji dan umroh diantaranya berasal dari Turki, Indonesia, Bangladesh, Pakistan, India, Yaman dan Nigeria.

Untuk mencapai puncak Jabal Rahmah dari dasar bukit bisa ditempuh +15 menit melalui jalan bertangga yang telah dibangun. Namun, banyak diantara peziarah yang memilih naik melalui lereng bebatuan yang terjal walau cukup berisiko untuk terpeleset dan jatuh. Mungkin mereka sekadar ingin merasakan secuil kesulitan yang dialami Nabi Adam dan Siti Hawa dalam perjalanannya untuk saling bertemu kembali di bumi setelah keduanya diturunkan dari Surga.

Menurut riwayat, setelah melalui berbagai cara Iblis berhasil memperdaya Nabi Adam di Surga untuk memakan buah pohon Khuldi larangan Allah SWT. Akibat perbuatannya itu, Allah SWT menurunkan Nabi Adam dan Siti Hawa dari Surga ke bumi.
Setelah Nabi Adam diturunkan dari surga ke bumi, Allah SWT mengajarkan padanya kalimat-kalimat tobat dan kemudian Nabi Adam mengamalkan hingga Allah menerima tobatnya. “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37)

Konon Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan di tempat terpisah jauh di bumi, Nabi Adam diturunkan di India sedangkan Siti Hawa di Irak. Kemudian mereka saling mencari dalam kurun waktu yang lama, dan setelah 100 tahun pencarian akhirnya keduanya bertemu di Jabal Rahmah atas petunjuk Allah SWT tentunya. Keduanya lalu melanjutkan ikatan keluarga sebagai suami isteri dan melahirkan keturunannya sebagai cikal-bakal umat manusia.

Jabal Rahmah sebagai simbol pertemuan kembali Nabi Adam dan Siti Hawa yang mencerminkan kokohnya jalinan kasih sayang. Para peziarah, bagi yang belum memiliki jodoh keluarga bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT agar segera mendapat jodoh yang cantik, tampan, saleh atau salehah. Sedangkan yang sudah berkeluarga dapat bermunajat agar menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. (Pulung)

Tuesday, January 20, 2009

Stasiun Sepur Blitar

Stasiun sepur Blitar kini semakin berhias, terlihat lebih bersih dengan cat baru pada tembok dan tiang peron. Mungkin ini karena keberhasilan manajemen stasiun menggandeng sponsor. Ini bisa terlihat dari adanya reklame produk rokok yang menyemarakkan suarana stasiun. Semoga selanjutnya peran sponsor lebih meningkat dengan memasang keramik di semua lantai peron, misalnya. Pasti akan lebih mantap stasiun sepur kebanggaan kota Blitar kita!

Dari dulu kala sampai kini sepur atau kereta api selalu menjadi ikon sarana transportasi massal. Bahkan semakin maju jaman, kereta api tetap dibutuhkan dan teknologinya semakin berkembang. Dulu kereta api masih bertenaga uap dengan bahan bakar batu-bara atau kayu, jadi di salah satu sisi stasiun akan terlihat tumpukan batu-bara atau kayu bakar. Juga lokomotif hitamnya harus lama mengisi ketel uapnya dengan air dari saluran grojokan air yang disediakan. Sekarang di Indonesia kereta api sudah bertenaga diesel dan listrik.

Bahkan sekarang ada kereta “MagLev” singkatan dari MAGnetically LEVitated train yang terjemahan bebasnya adalah kereta api yang mengambang secara magnetis. Sering juga disebut kereta api magnet. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam, sangat jauh lebih cepat dari kereta api biasa. Beberapa negara yang telah menggunakan kereta api jenis ini adalah Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman.

Beberapa waktu lalu saya naik kereta api Matarmaja dari Solo ke Blitar. Seperti namanya kereta ini memiliki rute MAlang-BliTAR-MAdiun-JAkarta (pp). Dari stasiun Solo Balapan kereta ini berangkat lewat tengah malam dan sampai di stasiun Blitar pagi hari. Memang cukup nyaman naik kereta api. Ada restorasi di dalam kereta. Kita tidak perlu menahan buang air kecil karena ada toilet di setiap gerbong. Goncangannya tidak terlalu keras. Terlebih saat ini rel kereta api telah diganti dengan rel berukuran lebih besar dan bantalan rel diganti bantalan beton sehingga suara dan goncangan jauh berkurang. Di perjalanan saya bisa pulas tidur sekitar dua jam dengan bantal dan selimut yang dibagikan oleh pramugaranya. Setelah turun dari kereta api, beberapa tukang becak, dokar, ojek siap mengantar para penumpang ke tempat tujuan. Perjalanan yang ndak repot!

Dulu waktu kecil saya dan teman-teman suka ke stasiun ini berjalan kaki dari rumah dengan menyusuri rel kereta api. Kadang melewati rel kereta yang menyeberang di atas sungai. Sampai di stasiun jika beruntung kami bisa merasakan naik kereta dengan menumpang kereta yang kebetulan akan langsir atau sekedar pindah rel di jalur pergantian rel sebelah barat stasiun Blitar, kemudian turun ketika kereta balik lagi ke stasiun. Nostalgia kali! (Pulung)

Monday, January 19, 2009

Kripik Welut Anget

Kepingin ngrasakne gurihe kripik welut anget sing lagi dientas soko wajan gorengan? Carane iso tuku welut mentah trus digoreng dhewe ning omah, utowo langsung dolan ning punjere kripik welut. Yen pengin ning punjere kripik welut, iso ditempuh soko protelon bunderan Kartosuro ngidul lurus arah ning kutha Klaten. Tekan prapatan lampu bang-jo pinggir wetan kutha Klaten menggok nengen nurut dalan aspal tujuan deso Pusur, Karanglo, Polanharjo.

Mlebu ning punjere kripik welut deso Pusur ngliwati dalan-dalan lemah sempit ning tengah sawah. Penghuni omah-omah deso podho nggoreng kripik welut kanggo dodolan dhewe utowo dikirim ning toko-toko jajanan khas daerah. Ngarep omahe biasane ono etalase koco kanggo dasaran dodolan kripik welut. Ning kono kripik welute wis diwadahi kantong-kantong plastik sing bobote seprapat uwoto setengah kiloan. Yen pengin tuku sing bobote sak liyane kuwi, bakule langsung nimbangne kripik welut sing isih durung diwadahi kantong plastik. Ning kono ugo didol kripik paru, usus lan ceker pithik.

Kanggo digowo mulih, yen tuku kripik welut ning sentra kripik welut kene iso milih ukuran kripik welut, ono sing cilik, sedengan lan gedhe. Malah yen pengin ngicipi jenis kripik ning kono, bakule yo nyediani gratis kripik welut sak banyu putihe yen ngelak sakwise ngicipi kripik welut. Kripik welut sing ukuran cilik rasane luwih gurih lan kemremes. Dodolan kripik welut kanthi suasana paseduluran. Icip-icip kripik welut anget ning suasana persawahan sing ijo royo-royo jan nyenengne tenan. Wektu aku ngrasakne kripik welut, malah anakku seneng dolanan lan playon ning galengan sawah. Peace man!

Kiwo tengene omah-omah deso ono sawah-sawah sing ombo banget. Wong-wong kono lek golek welut yo ning sawah-sawah kuwi. Sawah-sawah sing ditanduri pari sak dowone tahun. Pancen kono kuwi daerah penghasil beras sing terkenal. Aku kelingan jaman ndisik wektu isih cilik ning Blitar, yen golek welut ning kali, tapi kene ning sawah. (Pulung)

Padang Pertaubatan

Padang Arafah terletak +22 km arah Tenggara Masjidil Haram, Mekah. Padang ini merupakan tanah lapang yang sangat luas dan di bagian belakang dikelilingi bukit berbentuk setengah lingkaran. Padang yang luasnya +10,4 km2 ini konon diyakini sebagai miniatur Padang Mahsyar di Hari Kebangkitan.

Di sinilah pelaku haji harus melakukan wukuf, yang arti harfiahnya berdiam diri. Wukuf adalah salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan dan tak tergantikan. Artinya, tidak sah haji seseorang tanpa melakukan wukuf di Arafah. Melakukan wukuf berarti berada di padang ini antara tergelincirnya matahari (tengah hari) tanggal 9 Zulhijjah sampai tengah malam dengan berpakaian ihram. Ketika berada di Padang Arafah, jutaan pelaku haji bertafakur memahami arti jati dirinya dan Sang Maha Pencipta, melakukan introspeksi diri, bertaubat dan memanjatkan doa-doa terbaik.

Arafah artinya tahu atau mengerti. Ada sebuah hadist yang menyebut, ''Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa Rabbahu'' (Siapa yang tahu jati dirinya, maka dia akan tahu tentang Tuhannya). Menurut suatu riwayat, di tempat inilah manusia pertama di bumi Nabi Adam mengerti tentang jati dirinya, mengetahui dosa-dosanya dan mengetahui caranya bertaubat.

Dulu, padang Arafah kering dan tandus dan kini telah berubah menjadi hijau. Tanah luas itu sekarang dipenuhi dengan +100 ribu pohon Soekarno. Nama pohon mengambil nama Presiden pertama Republik Indonesia yang dulu memberikan gagasannya kepada Raja Fahd untuk melakukan penghijauan Padang Arafah. Sewaktu kunjungannya dulu Presiden Soekarno telah menyumbangkan ratusan bibit pohon jenis ini yang mampu hidup di cuaca panas dan sesuai dengan kondisi Padang Arafah. Dan ternyata pohon-pohon itu telah berhasil menaungi dan mengurangi sengatan panas terik matahari di padang Arafah sehingga membuat jamaah haji merasa cukup nyaman.

Orang Arab biasa menyebut pohon ini dengan nama "Syajarah Soekarno" atau pohon Soekarno. Di berbagai daerah di Indonesia orang menyebut pohon dari keluarga "Meliaceae" dengan nama Latin Azadirachta indica ini dengan nama yang berbeda-beda "pohon Mimbau, pohon Imbo, pohon Mimba atau pohon Imba'' (Pulung)