Tuesday, March 26, 2019

Pahit-Asamnya Kopi di Gunung Merbabu




Ingin merasakan pahitnya kopi Robusta atau asamnya kopi Arabika di dinginnya Gunung Merbabu? Mampir saja di rumah makan Pesona Gunung, lokasinya di jalan utama Salatiga-Magelang dan dekat Taman Wisata Kopeng. Berbagai pilihan kopi Nusantara tersedia, serta menu makanan dan camilannya cukup lengkap. Tempatnya nyaman, ngopi sambil menikmatinya indahnya suasana gunung.

Bahkan bisa ngobrol enak dengan pemiliknya orang Flores yang ramah dan siap bercerita tentang perkopian. Seingat saya dari ceritanya dia eks chef hotel. Saya beberapa kali sempat mengobrol cukup banyak tentang kopi Robusta dan Arabika. Juha tentang kopi Arabika yang berasa asam dan kopi robusta yang pahit. Suka yang asam atau pahit? Kalau suka pahit, pilih yang kopi Robusta.

Memang orang yang sudah mengenal dan merasakan berbagai jenis kopi, akan lebih selektif memilih kopinya. Itulah sebabnya makin banyak kedai kopi yang menyajikan berbagai varian kopi Arabica maupun Robusta. Robusta berasa lebih pahit dan sedikit asam dibanding Arabika. Sebagian orang mengatakan kekhasan aroma kopi Robusta adalah seperti aroma tanah, dan juga ada yang  mengatakan aroma kopi Robusta ada karet terbakar.

Dibanding kopi robusta yang biasanya memiliki rasa yang lebih kuat dan “
keras”, kopi Arabika mempunyai karakter yang lebih kaya rasa. Penikmat kopi dapat merasakan berbagai rasa baik buah-buahan, beri-berian, coklat maupun kacang-kacangan, sementara robusta cenderung hanya memiliki aftertaste kacang-kacangan.

Kandungan kafein di kedua jenis kopi ini juga berpengaruh terhadap rasa yang dimilikinya. Robusta memang memiliki kadar kafein dua kali lebih banyak, namun ini berakibat pada rasa kopinya yang lebih pahit. Selain itu, jenis arabika juga memiliki kandungan gula dan lipid yang lebih tinggi daripada robusta sehingga lebih manis dan asam saat diminum tanpa perlu menggunakan gula.
(Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)

Saturday, March 16, 2019

Banyu Langit di Dapur Solo


Lagu Banyu Langit di Dapur Solo dikeroncongkan terdengar pagi hari ini dengan volume yang pas, tidak kurang dan tidak lebih. Mendengarkan lagu-lagu keroncong saat sarapan pagi ini terasa menyenangkan. Silih berganti lagu-lagu campursari yang saat lagi ngetrend dikeroncongkan mengiringi para pengunjung yang sedang menikmati sarapan pagi.

Menu masakan di Rumah Makan ini hampir pasti paling lengkap di kota Solo, terutama saat sarapan pagi. Menu masakan Jawa mendominasi. Menunya ditata berjajar
bersih dan rapi sepanjang meja saji. Semua menu dilambari dengan daun pisang hijau di tempat penyajiannya. Menu prasmanan dengan suasana seperti di dapur sendiri.


Bangunan utama Dapur Solo berkonstruksi Joglo ini berada di lokasi Teknopark Surakarta. Tidak jauh sebelah di barat Gapura Makutho Solo. Atap joglo yang tinggi membuat sirkulasi udara terasa nyaman, silir-silir. Banyak meja dan kursi berjajar rapi dan terlihat beberapa meja ditulisi “Telah Dipesan. Sementara banyak pengunjung makan di meja kursi lainnya.

Kolam ikan dengan ikan-ikan Koi besar banyak bisa terlihat di
permukaan kolam. Kolam ikannya dirancang dengan baik melingkungi di pinggir tepat bangunan Joglonya. Di tengah-tengah kolam ditempatkan pot-pot bunga besar ditanami pohon-pohon Lumbu dengan daunnya yang lebar terlihat serasi dengan kolamnya.

Terlihat
sebagian pengujung menikmati makanan di bangunan Gazebo kayu. Gazebo-gazebo ini berjajar di pinggir bangunan utama Joglo yang dipisahkan kolamnya. Pepohonan Akasia terlihat asri menaungi sekitar bangunan joglo dan Gazebonya. Benar-benar layak dirasakan menu dan suasananya saat berkunjung ke kota Solo. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot, mitra_ulung@yaho.com)