Thursday, April 2, 2009

Dust in the Wind

Mendengar lagu-lagu kenangan bisa membuat suasana hati tenang dan terhibur. Sambil telinga mendengar, hati menelusuri ruang-ruang kenangan masa lalu yang membangkitkan gairah hidup dan menyejukkan. Bahkan kadang jiwa mengembara jauh memahami syair yang didendangkan. Lagu kenangan digandrungi sepanjang masa disamping musiknya juga isi syairnya yang seringkali bermuatan cinta, kasih sayang, kemesraan, indahnya alam, perjuangan hidup, keceriaan, dan lainnya.

Pesan-pesan spiritual universal seringkali juga didendangkan lewat lagu. Lihatlah lagu "Dust in the Wind". Lagu ciptaan Kerry Livgren ini dinyanyikan pertama kali tahun 1977 oleh sebuah kelompok musik rock progresif "Kansas" Amerika. Di awal tahun 1978, lagu ini menjadi salah satu lagu top hit di sana. Selanjutnya lagu ini mendunia dan dinyanyikan oleh kelompok-kelompok musik terkenal lainnya. Lagu bermelodi slow rock dengan lirik melankolis ini sepertinya telah menjadi lagu kenangan sepanjang masa, sampai kini.

Sekilas terjemahan bebas rangkuman lirik syairnya "Kita semua hanyalah seperti debu yang berterbangan di udara, seperti setetes air di lautan luas tak bertepi. Tiada sesuatupun yang kekal. Tidak bisa ditolak, semuanya pasti akan hancur kembali ke tanah. Dust in the wind, all we are is dust in the wind 3X".

Memang manusia ibarat hanya debu yang bertebaran di bumi. Bahkan bumi inipun ternyata berukuran kecil dibanding planet lain di dalam tata surya (solar system). Tata surya ini juga terlihat kecil terletak di tepi tata bintang Bima Sakti (galaxy of Milky Way). Tata bintang inipun hanya seperti spiral kecil di antara kelompok galaksi (group of galaxy). Kelompok galaksi ini hanya salah satu bagian dalam gugusan galaksi (megaparsec). Dan gugusan galaksi ini merupakan satu dari sekian gugusan galaksi yang ada di dalam gugusan super (superclustter) yang ada di jagad raya yang tiada bertepi. Sungguh besar jagad raya ciptaan-NYA.

Juga tiada sesuatupun yang kekal. Manusia ibarat hanya mampir ngombe (hanya sebentar hidupnya) di bumi ini. Manusia pasti akan mati, jasadnya akan hancur kembali ke tanah. Ruh manusia akan kembali ke hadirat penciptanya, Sang Sangkan-Paraning Dumadi, Gusti Allah. "Dan bahwa kepada Tuhanmu (akhirnya) kau kembali" (Q.S. An Najm [43]: 14). Ini tidak bisa dihindari, ditangguhkan atau ditolak jika waktu yang telah ditentukan-NYA tiba. (Pulung)

4 comments:

Budi Spoil 85 said...

Dulu waktu di Kupang, berminat seperti yang sampeyan lakuikan. Hidup baru di lingkungan yang jauh berbeda dari sebelumnya.
Banyak yang menumbuhkan inspirasi untuk menulis. Banyak yang harus diekspresikan seperti ini, banyak sekali ide dan gagasan menarik. Tapi tak terealisasi,hanya kenangan yang tertinggal di dalam angan.
Sungguh engkau sekarang harus bisa menulis banyak tentang itu semua. Kelakengkau pensiun dari sana dan mendewasakan melalui sekolah di Solo (eh, anak mbarepku PMDK di UNS Ilmu Komunikasi), engkau mesti banyak manfaat. Bisa aja engkau memiliki peluang banyak di Solo, KotaPers Nasional.

wawan TBH said...

Ass. Alhamdulillah..nyambung silaturahim meneh mas Pulung, mugo2 sampeyan ora lali karo aku, Wawan TBH (Tri Boedi Hermawan), konco lawas neng SMPN 2 Blitar karo SMAN 1 Blitar.

Moco tlsn sampeyan neng kene, dadekne aku kangen karo blitar mas..

Aku saiki manggon neng bdg mas.. Nulis terus yo mas..Sukse selalu..salam kenal kanggo keluarga..

pulung said...

Budi, trims untuk dukungan semangatnya. Aku juga sering berkunjung ke blogmu. Tulisan-tulisan tentang dunia pendidikan bisa menjadi nuasa khas blog.
Wah Budi Yunior nanti akan menjadi alumni dari almamater yang sama dengan Bapaknya. Selamat dan sukses untuk anaknya.

pulung said...

Salam, Mas Wawan aku sempat ngeling2 sampeyan, trus aku nonton pas foto ning Delima, wah bener tibake konco dhewe wiwit SMP nganti SMA.
Aku saiki ning Tembagapura, Papua. Suwun wis mampir ning blog iki. Blog sampeyan isine apik2 banget. Sukses dan sehat selalu.