Tuesday, September 8, 2009

Kembang Api Ramadhan

Pedagang kembang api selalu menghiasi pinggir-pinggir jalan di bulan Ramadhan. Mereka mulai menyeruak menjajakan kembang api di awal bulan Ramadhan. Dagangan kembang api ditata rapi di lapak mereka. Lapak yang sederhana terdiri dari satu meja dan papan kayu miring. Semua jenis kembang api dengan kemasannya yang berwarna-warni di tata berjajar sesuai jenisnya di meja dan papan miringnya. Menarik untuk berhenti dan membelinya bagi para lalu-lalang. Penjualnya cukup menunggu disamping lapaknya duduk di kursi.

Kembang api banyak dijual menjelang lebaran. Kembang api dinyalakan di malam hari sambil menikmati "kemenangan" setelah seharian puasa menahan lapar dan dahaga. Biasanya pada saat menjelang lebaran, semua anggota keluarga berkumpul saling bertukar cerita dan pengalaman sementara anak-anak riang merayakannya dengan menyalakan kembang api di halaman rumah. Banyak pedagang yang telah mulai menjual kembang api sebelum bulan awal Ramadhan. (Foto: Lapak penjual kembang api, sisi utara Aloon-aloon Blitar)

Selain untuk mainan, kembang api sering digunakan lebih spektakuler untuk seni pentas, perayaan, dan pesta religius dan kultural. Salah satu bentuk kembang api spektakuler adalah pesta kembang api. Kembang api bisa menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang. Dalam pesta kembang api, dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Meski sebagai mainan, kita perlu tetap berusaha agar anak bisa menikmati permainan kembang api tanpa terluka. Luka bakar umumnya karena percikan atau tetesan apinya. Kembang api yang dimainkan bisa membayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar! Berikut adalah petunjuk sederhana menghindari luka akibat permainan kembang api:

  • Jangan membiarkan anak kecil menyalakan kembang api sendiri. Orang dewasa harus mendampingi, menyalakan dan, kalau harus dipegang tangkainya, membantu memegang tangkai kembang api. Ingatkan orang sekitar bahwa kembang api akan dinyalakan.
  • Menyalakan kembang api dekat barang mudah terbakar sangat berbahaya. Nyalakan kembang api di halaman atau tempat terbuka yang luas. Sebisa mungkin kembang api tidak dipegang tangan saat menyala, tapi dikaitkan di dahan pohon, tiang atau pagar. Jaga jarak agar tidak terkena percikan api.
  • Tangkai kawat kembang api yang baru padam masih panas. Jangan sampai tersentuh tangan atau terinjak kaki tanpa alas. Setelah dingin buanglah tangkai bekas dan bungkus kembang api di tempat sampah.

Memang bermain kembang api kini tidak hanya didominasi anak kecil namun juga orang dewasa sesuai jenis kembang apinya. Untuk tujuan permainan dan hiburan, puluhan jenis kembang api berbagai ukuran bisa didapatkan di pedagang kembang api pingir jalan. Diantaranya kembang api yang umum yaitu jenis percikan bertangkai, gasing, roket, kembang tetes, dan air mancur. Kembang api menjadi bagian yang selalu menyambut dan menyemarakkan bulan Ramadhan. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/)

2 comments:

Budi Spoil 85 said...

Sejak kapan Kembang Api atau Petasan masuk Irian Bos ?
Di Kupang tahun 1998, teman saya yang bawa pertama kali. Saya kebagian juga petasannya. Dikirim dari Surabaya dalam bentuk Pak Buku naik kapal laut Dobonsolo, luar biasa tekad itu. Karena kerdos pak petasan dan kembang api itu ditaruh di dalam kamar-kamar Dek Penumpang, padahal tahu sendiri para penumpang terbiasa merokok sak enake udelnya. Kalo saja ada yang terpercik satu maka bahayalah Dobonsolo waktu itu.
Alhamdulillah, bisa tiba Kupang menjelang lebaran dan pas bersamaan dengan Natalan. Barang baru ini laris polll... bagai kacang goreng aja. Untungnya juga jutaan waktu itu. Pemasaran hingga sampe di Atambua, barat Timor Lorosae.
Saya sendiri mendapat bagian, obat mercon 1 0ns dan sumbu 10 benang. Orang Kupang, tetangga saya terperanjat ketika saya buat 10 biji mercon, dengan bunyi malam lebaran kayak BOMM. Semua orang kampung keluar rumah dan mencari, hingga Brimob datang dengan mobil patroli. Jantung saya berdesir, namun karena Brimob semua dari Jawa, akhirnya menyadari bahwa itu bunyi petasan. Teman tetangga, orang Kupang malah minta yang menyalakan sisa petasan itu. Karena mereka belum berpengalaman menyulutnya, saya harus ajari mereka, namun sayangnya petasan disulut di ujung perahu. Duar... pecah sudah perahu itu. Mereka baru tahu, betapa dahsyatnya bunyi petasan buatan saya.
Masih sisa 5 biji, diminta untuk Pesta Natalan, karena memang pas tahun itu hampir bersamaan Idul Fitri dan Natal.

pulung said...

Cak Bud, itu foto pedagang kembang api saya ambil di utara Alon-Alon Blitar, di bawah pohon Beringin di sebelah barat pintu gerbangnya. Waktu mutar-mutar sama anak saya, eh dia pengin beli kembang api, jadi berhenti dulu beli kembang api.... sambil ambil foto sekalian...