Quick Takes

Mengapa Kita Lupa?

Mengapa kita melupakan sesuatu? Jika kita diminta menjelaskan sesuatu yang terjadi hari ini, kita akan mampu mengingat secara teliti kejadian, percakapan, kegiatan, maupun pemikiran yang banyak sekali. Tapi walau berjam-jam kita membaca buku, ada banyak hal yang akan terlupakan setelah membaca. Lupa adalah ketidakmampuan untuk mengenali kembali, mendapatkan kembali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan atau masih disimpan di dalam ingatan (memori) dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini adalah rangkuman sejumlah penyebab mengapa orang melupakan sesuatu. 
  • Represi Ingatan. Setelah seseorang selesai melihat cerita kecelakaan yang menyedihkan di televisi, ingatan (memori) kemudian akan berusaha menekan dan melupakan cerita kecelakaan menyedihkan itu. Saat menjelang tidur di malam hari dia justru teringat kembali pengalaman kecelakaan tragis yang pernah dialaminya beberapa tahun lalu yang sebenarnya telah dia lupakan. Represi (repression) adalah proses mental yang secara otomatis akan menyembunyikan informasi yang mengganggu perasaan atau yang menimbulkan kekhawatiran, ke dalam ingatan bawah-sadar dimana informasi tidak dapat diingat kembali tanpa disengaja. Namun karena suatu hal yang terlupakan ini dapat kembali keluar ke dalam ingatan sadarnya.
    • Isyarat Pengingat Lemah. Informasi yang dijejal-jejalkan ke dalam ingatan atau sesuatu yang telah menjadi kebiasaan menyebabkan seseorang menjadi gampang melupakannya, karena ini akan menciptakan isyarat pengingatan kembali yang lemah, sehingga penyimpanan informasinya pun menjadi tidak kuat dalam ingatannya. Isyarat pengingatan kembali informasi merupakan sarana pengingat mental yang diciptakan dengan membentuk gambaran mental yang kuat atau dengan menciptakan keterkaitan antara informasi baru dan informasi lama yang telah diketahui. Penyimpanan informasi dalam ingatan tidak tergantung pada berapa lama mengingatnya namun seberapa baik pemahamannya. Pemahamanan yang baik akan menyebabkan penyimpanan informasi yang efektif dengan isyarat pengingatan kembali yang kuat.
    • Interferensi Informasi. Jika terdapat banyak hal yang harus diingat pada hari yang sama, maka terdapat kemungkinan yang lebih besar informasi-informasi ini saling bercampur-aduk, dan kemudian sebagian informasi terlupakan karena adanya gangguan informasi yang saling memengaruhi. Saling-mempengaruhi (interference), salah satu penyebab untuk melupakan, berarti bahwa pengingatan kembali sebagian informasi terganggu atau terhalangi oleh informasi lainnya yang berkaitan satu sama lain. Ketidakmampuan mengingat sebagian informasi tidak berarti bahwa informasi tersebut sudah tidak berada lagi dalam ingatan (memori), tetapi karena informasi baru dan informasi lama menimbulkan kebingungan dan kemudian mengganggu pengingatannya kembali. Proactive interference terjadi jika informasi lama menghalangi atau mengganggu informasi baru. Sedangkan retroactive interference adalah informasi baru menghalangi atau mengganggu informasi lama. 
    • Amnesia. Jika mengemudikan kendaraan, seseorang terjatuh dan terjadi benturan pada kepalanya kemudian pingsan sebentar dan sadar kembali, ketika pertama kali sadar, dia mungkin berkata “Apa yang telah terjadi?” Dia tidak mampu mengingat kembali apa yang telah terjadi karena adanya benturan pada kepalanya sehingga menyebabkan amnesia. Amnesia, bisa terjadi sementara atau permanen, adalah hilangnya ingatan seseorang setelah terjadinya benturan atau kerusakan pada otaknya atau setelah mengalami sakit, anesthesia umum, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, atau mengalami trauma psikologis yang berat. Tergantung pada tingkat keparahannya, benturan pada kepada dapat menyebabkan kerusakan terhadap ribuan syaraf yang membentuk jaringan komunikasi otak.
    • Distorsi. Kita tidak mampu mengingat kembali sesuatu hal disebabkan terjadinya distorsi ingatan (memori) karena adanya bias (salah prasangka atau kecenderungan awal) atau suggestibility (kurangnya kemampuan mengidentifikasi). Misalnya saja, bias terjadi pada suami atau istri yang telah bercerai biasanya banyak mengingat kejadian atau hal yang buruk, daripada yang baik. Sedangkan suggestibility terjadi ketika korban kejahatan salah mengenali pelaku kejahatan, setelah pelaku kejahatan yang sebenarnya dibuktikan dengan uji DNA. Karena bias dan sugestibility, orang menjadi lupa dan salah dalam mengingat sesuatu, yang seringkali tidak disadarinya karena adanya distorsi ingatan.
    Pernahkan anda berusaha keras mengingat-ingat sesuatu, misalnya judul lagu, nama orang atau sebutan sesuatu, tetapi tetap saja tidak mampu mengingatnya?  Itu namanya, Tip-of-the-Tongue Phenomenon (fenomena ujung lidah). Namun pada saat yang lain, ketika anda tidak berusaha mengingatnya, malah teringat judul lagu, nama orang atau sebutan sesuatu itu. Penelitian menunjukkan bahwa fenomena ini sebenarnya nyaris bisa terjadi pada setiap orang di dunia ini. Frekuensi fenomena ini meningkat seiring dengan makin bertambahnya usia seseorang. (Disarikan dan diterjemahkan dari “Introduction fo Phychology”, Rod Plotnik - San Diego State University & Haig Kouyoumdjian - Mott Community College, © 2011, 2008 Wadsworth, Cengage Learning, Canada) 
            ******************************* 

            Landasan Penelaahan Ilmu

            Kegiatan keilmuan dan pengembangan ilmu memerlukan dua pertimbangan. Pertimbangan pertama adalah kebenaran dimana objektivitas ditujukan pada kebenaran sebagai landasan tetap yang menjadi pola dasarnya. Pertimbangan kedua adalah nilai kemanusiaan yang merupakan dasar, latar belakang dan tujuan dari  kegiatan keilmuan. Pertimbangan kebenaran dan nilai kemanusiaan sangat berpengaruh pada penentuan tujuan ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiahnya. Berdasarkan kedua pertimbangan ini, pandangan ilmuwan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok.

            Ilmu Harus Bebas Nilai
            Para ilmuwan yang hanya menggunakan satu pertimbangan yaitu kebenaran, dengan mengesampingkan pertimbangan nilai metafisik yang lain seperti nilai etik, kesusilaan dan kegunaannya. Mereka berprinsip ilmu pengetahuan harus bebas nilai. Prinsip tentang ilmu pengetahuan yang bebas nilai akan menjadikan kebenaran sebagai satu-satunya ukuran bagi seluruh kegiatan ilmiah. Beberapa pandangan ilmuwan yang berprinsip bahwa ilmu harus bebas nilai adalah Jacob Bronowski, Victor Reisskop, Carl G. Hempel dan Paul Oppenheim, Maurice Ritcher.

            Diantara pandangan ini Jacob Bronowski mengemukakan tujuan pokok ilmu adalah mencari sesuatu yang benar tentang dunia. Aktivitas ilmu diarahkan untuk melihat kebenaran, dan hal ini dinilai dengan ukuran pembenaran fakta-fakta. Sedangkan Victor Reisskop  berpandangan bahwa tujuan pokok ilmu bukan pada penerapan, tujuan ilmu ialah mencapai pemahaman-pemahaman terhadap sebab dan kaidah-kaidah tentang proses ilmiah.

            Ciri-ciri dan langkah-langkah dari metode ilmiah memang harus ditaati oleh para ilmuwan, sehingga hasil hasil dan tujuan yang ingin dicapai juga tetap mencerminkan ciri-ciri pokoknya, yaitu bersifat empirik. Pada  garis besarnya tujuan pokok ilmu pengetahuan adalah merupakan kaidah-kaidah baru atau penyempurnaan kaidah-kaidah lama tentang dunia kealaman. Peluang untuk memasukkan pertimbangan nilai-nilai lain diluar nilai kebenaran dalam kegiatan ilmiah memang tidak dimungkinkan.

            Ilmu Harus Taut Nilai
            Para ilmuwan yang memandang sangat perlu dimasukkannya pertimbangan nilai-nilai etik, kesusilaan dan kegunaan untuk melengkapi pertimbangan nilai kebenaran. Pertimbangan nilai etik bagi ilmu pengetahuan harus dilakukan demi kepentingan kemanusiaan. Mereka berpendapat bahwa ilmu pengetahuan harus taut nilai. Beberapa pandangan ilmuwan yang berprinsip bahwa ilmu pengetahuan harus taut nilai adalah Francis Bacon, Myrdal, Bacan, CA Van Peursen.

            Diantara pandangan ini Francis Bacon mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kekuasaan, lebih lanjut dijelaskan mengenai tujuan ilmu bahwa tujuan yang sah dan senyatanya dari ilmu-ilmu adalah sumbangan terhadap hidup manusia dengan ciptaan-ciptaan dan kekayaan baru. Sedangkan menurut CA Van Peursen mengemukakan pandangan bahwa dalam meninjau perkembangan ilmu pengetahuan secara menyeluruh tidak lepas dari tiga membahasan yaitu teori pengetahuan, teknik dan etik.

            Pengembangan ilmu pengetahuan memerlukan dua pertimbangan  dari segi ilmu statik tentang ciri sistem yang tercermin dalam metode ilmiah, dan ilmu dinamik sebagai pedoman, asas-asas yang perlu diperhatikan oleh para ilmuwan dalam kegiatan ilmiahnya. Metode ilmiah merupakan landasan tetap yang menjadi kerangka pokok, sedangkan pertimbangan nilai menjadi latar belakang kegiatan ilmiah yang merupakan pertimbangan metafisik. Pertimbangan metafisik mencakup nilai kebenaran yang menjadi ukuran pokok bagi ilmu pengetahuan yang meliputi nilai kebaikan dan nilai keindahan kejiwaan.

            Kedua pandangan "Ilmu Harus Bebas Nilai" dan "Ilmu Harus Taut Nilai" tidak berarti saling bertentangan. Yang pertama kebenaran harus menjadikan kebenaran sebagai satu-satunya ukuran bagi seluruh kegiatan ilmiah. Sedangkan yang kedua, pertimbangan nilai etik dan kemanfaatan tidak dimaksudkan untuk mengubah ciri-ciri metode ilmiah, melainkan untuk menjamin kepentingan kemanusiaan dalam pengembangan ilmu. (Disarikan dari buku Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Penerbit Liberty Yogyakarta)

            ******************************* 
            Merawat Tabulampot

            Bayangkan ketika anda duduk di teras depan rumah atau patio belakang rumah, berbagai tanaman buah ada di sekitar anda. Dalam jangkauan tangan anda. Tanaman buah itu tepat di ujung teras atau patio anda, atau bahkan berada di dalamnya. Pasti menyenangkan sekali. Serasa berada di kebun buah. Dan ketika ingin memakan buahnya yang telah matang, tinggal petik saja. Tidak perlu dengan tangga, dengan galah atau bahkan memanjatnya. Itu tanaman buah dalam pot (tabulampot). Mudah ditempatkan dimana saja karena tinggi pohon hanya + 2 meter dan mudah dipindahkan di tempat yang diinginkan.

            Tanaman yang bisa ditanam dalam pot semakin banyak jenisnya. Beberapa diantaranya adalah jambu, mangga, kedondong, sawo, belimbing, jeruk, kelengkeng, srikaya, rambutan, dan delima. Sepertinya masih banyak lagi. Dari semua jenis tabulampot, ada yang menyebutkan pohon yang paling mudah ditanam adalah mangga dan jambu air. Membuat tanaman dalam pot ini agar berbuah lebat, tidak berbeda dengan tanaman di lapangan. Perlakuannya justru lebih mudah karena beberapa kebutuhan hidup tanaman seperti pemupukan, pengairan, sinar matahari, kondisi lingkungan dan perlakuan lainnya bisa diatur sesuai kebutuhan.

            Secara spesifik, merawat tabulampot harus memperhatikan beberapa faktor agar tanaman bisa tumbuh subur dan berbuah lebat.
            • Pemilihan Bibit. Pastikan bibit tanaman yang ditanam merupakan bibit yang baik. Karakter dan jenis tanaman perlu diketahui, apakah tanaman tersebut cocok di dataran tinggi atau dataran rendah, atau keduanya. Pilih bibit yang cocok dengan daerah anda.
            • Penyiraman. Terutama di musim kemarau penyiraman sangat diperlukan. Musim panas perlu penyiraman sehari sekali. Waktu penyiraman yang baik adalah pada pagi hari atau sore hari ini. Jangan menyiram tabulampot hanya di daun, tetapi dimedia tanamnya sebagai tempat akar tanaman.
            • Pengemburan & Penyiangan. Usahakan tanah media tanam tidak memadat dan tidak ada tanaman rumput atau pengganggu lainnya. Pemadatan biasanya terjadi karena penyiraman. Penggeburan bisa dilakukan dengan alat pengeruk kecil dan hati-hati jangan sampai merusak agar dan batangnya.
            • Pemupukan. Walau media tanam telah menggunakan pupuk kandang misalnya, tetapi pupuk pupuk anorganik seperti NPK umumnya masih diperlukan. Pemupukan dilakuan secara berkala 3 bulan atau 6 bulan sekali. Pemupukan dilakukan pada awal musim hujan atau awal musim kemarau sekitar 3 sendok makan sekali pemberian.
            • Penggantian Media & Pot. Untuk tetap produktif selama tumbuhnya, media tanam perlu diperbaharui untuk menjaga kesuburan dan kegemburannya. Pot yang sudah tidak sesuai dengan besar tanaman harus diganti dengan ukuran yang sesuai.
            • Pemangkasan. Disamping untuk menjaga ketinggiannya, pemangkasan dilakukan untuk merapikan tanaman, pembentukan tajuk baru, dan menjaga keseimbangan cabangnya. Idealnya, gunakan rumus "139". Artinya, 1 batang utama dipelihara pada ketinggian 80-100 cm, 3 cabang primer terpilih sepanjang 30-50 cm, dan 9 cabang sekunder terpilih sepanjang 30-50 cm.
            • Pengendalian Hama. Untuk menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit, bisa dilakukan penyemportan anti hama secara rutin. Kenali hama dan penyakit tanaman dan gunakan anti hama dan penyakit yang tepat. Sebaiknya menggunakan bahan pengendali hama organik.
            Menanam tanaman buah dalam pot semakin nge-trend sekarang. Jenis tanaman kini semakin banyak yang bisa dipotkan. Dengan bervariasinya tanaman buah yang dapat ditanam dalam pot, semakin banyak pula penjual dan hobiies tanaman ini. Karena sosoknya yang pendek dan tidak terlalu rindang, tabulampot menjadi cocok dihadirkan di halaman yang luas maupun yang sempit. Tabulampot menjadi pilihan favorit karena lebih cepat berbuah. Apalagi jika bibitnya berasal dari okulasi yang bisa berbuah kurang dari setahun. Tabulampot bermanfaat karena buahnya, keindahannya, pemanfaatan ruang dan penghijauan lingkungan. (Dirangkum dari "Kunci Membuahkan Tabulampot" Redaksi Trubus, http://lifestyle.okezone.com "Merawat Tanaman Buah dalam Pot"; Republika 200708 "Tip Membuat Tabulampot Rajin Berbuah").

            ******************************* 
            Buatlah Jadi Sederhana

            Jika kesederhanaan adalah keutamaan, mengapa kita membuatnya menjadi rumit? Menjalani kesederhanaan termasuk mampu menyampaikan sesuatu secara sederhana. Kemampuan memberi jawaban singkat atas pertanyaan rumit merupakan ketrampilan; bukan menunjukkan ketidakmampuan berpikir kompleks; tetapi lebih pada cara penyampaian secara jelas dan mudah dimengerti.
            1. Berbicara secara normal. Maksud pembicaraan harus dipahami. Jangan bertanya: "Apa tujuan hidup anda yang mengarah ke perkembangan individual?" Bertanyalah: "Apa yang diperlukan untuk bisa lebih baik?"
            2. Memberi jawaban. Satu dalih populer dalam pembicaraan yaitu bertanya balik ke penanya, "Kalau dari sisi anda apa yang akan anda lakukan?" Ini mungkin efektif, tetapi kadang mengganggu. Karena pertanyaan terkadang hanya butuh jawaban singkat "ya" atau "tidak".
            3. Bersikap tenang. Terlalu banyak berbicara menunjukkan disorganisasi cara berpikir seseorang. Membuat sederhana berarti menyingkatnya menjadi beberapa paragraf saja. Saat banyak berbicara, mungkin kita akan bingung mengenai posisi kita saat berbicara.
            4. Memberitahukan pikiran anda. Jika memang kita melakukan pekerjaan besar, beritahulah mereka yang perlu. Beritahukanlah keadaan sebenarnya. Jangan terlalu diplomatik dan bombastis.
            5. Bersikap konsisten. Jangan memasang tujuan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Mereka yang bekerja diatas standar perlu diberi penghargaan, bukannya dibebani dengan memasang standar lebih tinggi. Sederhanakanlah tujuan dengan pengukuran standar keberhasilan yang mampu dicapai.
            6. Berpegang pada alasan yang benar. Jangan memberikan begitu banyak alasan mengapa sesuatu harus dikerjakan atau dianggap penting. Jika anda mempunyai alasan kuat, gunakanlah itu.
            7. Bertindak cepat. Jika anda perlu mengerjakan suatu pekerjaan, atau orang lain memerlukan sesuatu dari anda, jangan menundanya sampai minggu depan. Lakukan sekarang juga.
            8. Bersikap tulus. Orang lain dapat merasakan perbedaan antara orang yang "terpaksa" melakukan sesuatu, dengan orang yang "mau" melakukan itu. Lakukan sesuatu dengan ketulusan kemauan.
            9. Berkata, "Saya tidak tahu". Berkata, "Saya tidak tahu, saya akan mencari jawabnya" lebih baik daripada mengarang jawaban tetapi tidak menjawab pertanyaan. Kredibilitas anda akan meningkat.
            Di era yang serba spesialisasi, kompleks dan mega-tekonologi informasi ini, justru seringkali kita perlu menjalani kesederhanaan. Orang yang sederhana akan mengajarkan banyak hal secara biasa, sementara orang yang rumit harus mengadakan rapat besar untuk membahasnya atau mengirimkan email tentang pengajuan sesuatu dengan alasan yang panjang lebar, kemudian menyarankan perlunya menerapkan strategi perkembangan secara independen. Buatlah menjadi sederhana. (Terinspirasi dari artikel aslinya "Keep It Simple" teknik pelatihan, sumber: Morrison, Sean. "Viewpoint" Training Magazine. Minneapolis: Lakewood Publications, January 1999). 

            ******************************* 
            Mempertajam Intuisi

            Di luar kecerdasan emosional terdapat kecerdasan intuitif yang setara akal sehat. Kecerdasan emosional melibatkan luasnya bidang ketrampilan, komunikasi dan kreativitas seseorang, sedangkan intuisi melibatkan dalamnya tingkat pengetahuan seseorang. Intuisi meliputi proses mendengarkan secara mendalam, terlepas dari realitas maupun pengkondisian sosial dan kultural. Melalui intuisi kita belajar apa yang baik bagi kita, bagaimana hidup dan kerja dengan integritas, dan bagaimana mengekspresikan diri yang terbaik.

            Semakin hidup kita dipenuhi dengan informasi, semakin penting nilai gunanya dan apa tujuannya daripada informasi itu sendiri. Informasi jadi semakin murah dan semakin singkat siklusnya dari hari ke hari. Sehingga pengetahuan-diri menjadi semakin berharga sepenuhnya. Kita perlu penjelasan ketrampilan berpikir baru yang dibutuhkan saat ini. Pada abad silam manusia menjadi terbiasa menggunakan logika daripada intuisi. Abad ke-21 memerlukan pikiran pada medan multidimensional. Kita perlu menyeimbangkan kembali demi mengurangi tindakan dan kekhawatiran kita yang tidak produktif. Kita bisa menjadi lebih produktif, kreatif, dan bahagia jika kita rileks dan membiarkan intuisi kita mengalir.

            Orang yang intuitif cenderung lebih bersemangat dan selalu demikian karena mampu menjaga keadaan yang menopang semangat kreatif. Kabar baiknya adalah anda bisa berlatih untuk menggunakan intuisi anda dengan lebih baik, dan itu tidak sulit. Tentu saja diperlukan latihan. Berikut adalah cara memberdayakan intuisi anda:
            1. Bermeditasi. Pilihlah cara bermeditasi yang cocok bagi anda.
            2. Pahami pikiran dan perasaan anda.
            3. Buat keputusan berdasarkan fakta intuitif. Jika anda harus membuat keputusan sesuatu, dengarkan suara hati dan intuisi diluar fakta yang ada. Telusuri semua hal yang mungkin: Hal yang baik memberikan kekuatan semangat; hal yang buruk menimbulkan keraguan dan perasaan negatif.
            4. Catat intuisi. Tuliskan pemahaman dan gagasan yang muncul dengan sendirinya. Bacalah kembali setelah beberapa minggu dan pikirkan apakah tulisan itu berkaitan dengan apa yang terjadi pada kehidupan anda.
            5. Gunakan latihan intuisi mini. Belajarlah menjawab ya dan tidak dengan cepat. Berlatihlah mengajukan pertanyaan ya dan tidak. Kemudian ajukan pertanyaan yang belum diketahui jawabannya. Jika anda sudah terbiasa, berarti anda telah berlatih secara efektif. Tidak masalah bagaimana anda memulainya!
            Mengabaikan intuisi seringkali merugikan dan disesalkan. Kita biasanya dapat melihat peristiwa yang telah terjadi dimana sebenarnya telah ada “peringatan awal”, namun kita mengabaikannya. Orang yang lebih mampu memahami intuisi adalah pendengar yang lebih baik. Mereka mendengarkan seluruh cerita, baik yang diceritakan maupun yang tidak diceritakan. Mereka lebih mampu mencermati saat ada bagian yang tidak sesuai karena ada informasi yang hilang atau berbenturan, atau kapan harus bertanya lebih lanjut karena sesuatu yang mendasari bersuara lebih keras daripada kata-kata. (Diterjemahkan dari artikel "How To Develop the Habit of Intuition", sumber: A. L. Tesolin, How To Develop the Habit of Intuition, Training & Development, ASTD Inc., Alexandra VA USA, March 2000)