Saturday, July 17, 2010

"Embah" Itu Telah Tiada

Kotak kayu mirip peti mati besar berisi harimau berukuran pas hingga hewan ini tidak bisa berbalik arah di dalamnya diletakkan di alun-alun. Kotak dikelilingi oleh barisan laki-laki bersenjata tombak. Cukup luas kelilingan orang itu kira-kira berdiameter 100 meter. Kemudian muncul orang berpakaian lengkap berjalan menuju kotak diikuti dua orang di belakangnya; satu membawa sepanggul jerami dan lainnya memegang obor. Jerami diletakkan tepat di depan kotak dimana arah kepala harimau. Orang yang berpakaian lengkap membuka pintu geser belakang kotak dan perlahan menggantikan dengan tutup kain gelap. Jerami dibakar pembawa obor. Mereka bertiga lalu keluar arena.

Sunday, July 4, 2010

Odong-Odong Zone

Tentu ini tak sebanding dengan Timezone dan Amazone, arena bermain anak yang biasanya ada di pusat hiburan dan perbelanjaan mewah. Area bermain di ruang sejuk ber-AC. Seisi ruangannya dihias dekorasi dan lampu warna-warni menarik. Penjaga berpakaian seragam rapi siap melayani setiap pengunjung. Timezone dan Amazone selalu didatangi anak-anak keluarga berduit. Sekali datang bisa menghabiskan uang puluhan atau bahkan ratusan ribu. Mereka bermain dengan membeli koin atau kartu gesek permainan di meja counter kaca yang berisi berbagai souvenir menarik bagi pengunjung. Anak, dan juga remaja, terlihat menikmati riang setiap jenis permainan modernnya.

Ini hanya tempat bermain sederhana "berpindah" yang saya temui di pinggir jalan kota kecil. Biar agak menarik saya menyebutkan "Odong-Odong Zone". Hanya terdiri beberapa jenis mainan kreasi mereka sendiri. Tentu saja mainan tak sebagus, senyaman dan segemerlap aslinya yang ingin ditiru. Odong-odong Zone dibuat untuk anak-anak pemukim sekitar yang ingin sedikit menikmati rasa dan pengalaman bermain yang jauh dari tempat aslinya. Tanpa harus mengeluarkan tenaga dan biaya besar di taman atau pusat hiburan. Sambil lalu dan mampir karena tempatnya hanya di pinggir jalan yang agak luas. Apapun, tentunya senang melihat anak riang menikmati permainan. (Foto: Becak Odong-odong, Utara Alon-Alon Blitar)

Paling tidak ada tiga jenis sarana mainan yang saya lihat di Odong-odong Zone waktu itu. Satu jenis kreasi mainan Marry Go Around menjadi mainan sejenis komedi putar yang berisi patung-patung kayu kuda yang bisa ditunggangi berjajar mengelilingi lingkaran putar. Satu lagi mirip Spinner berisi mainan miniatur mobil, lokomotif, truk yang bisa dinaiki menggantung ditopang jari-jari besi dari pusat putarannya. Dan becak odong-odong yang biasa saya temui berkeliling kampung dan berhenti jika ada anak ingin bermain dengannya. Anak-anak menikmati permainan ini dengan menaikinya dan kemudian berputar. Semuanya digerakkan dengan tenaga manusia. Permainan dicat warna-warni menarik dan beroda roda sehingga bisa ditarik dan dipindahkan dari lokasinya.

Becak odong-odong yang menarik anak saya untuk bermain. Sebuah becak yang dimodifikasi di bagian penumpangnya terdapat empat mainan anak. Bisa berupa mobil-mobilan, sepeda motor, bentuk bebek, atau kuda ukuran kecil yang bisa dinaiki anak. Kemudian tukang odong-odong mengayuh pedal becaknya, bukan agar becaknya jalan, tetapi agar empat mainannya bergerak naik-turun. Saat dikayuh lagu berbunyi dan saat lagu selesai maka selesai juga hitungan waktu naik yang harus dibayar. Saya hanya menunggu berdiri di sebelahnya. Ketika anak sudah terlihat puas bermain saya menanyakan kepada tukang odong-odong berapa ongkosnya. Seribu rupiah selama satu lagu.

Di tempat ini mereka datang pagi dan pergi menjelang sore hari. Malamnya mereka beristirahat dan menunggu hari esok untuk kembali menggelar sarana hiburan sederhana buat anak sekaligus mencari rejeki. Benar, harus beristirahat karena mereka seharian telah mengeluarkan tenaga untuk menggerakan alat permainan yang mereka tawarkan. Mereka harus menggerakannya dengan tenaga tangan atau kakinya agar mainan bergerak dan berputar. Semakin banyak anak yang menaiki mainannya semakin kuat tenaga yang harus dikeluarkan untuk menggerakkannya. Semakin banyak rejeki yang didapatkan tentunya. Dan semakin banyak anak kecil yang terhibur. (Pulung Chahyono, http://pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)