Monday, January 19, 2009

Padang Pertaubatan

Padang Arafah terletak +22 km arah Tenggara Masjidil Haram, Mekah. Padang ini merupakan tanah lapang yang sangat luas dan di bagian belakang dikelilingi bukit berbentuk setengah lingkaran. Padang yang luasnya +10,4 km2 ini konon diyakini sebagai miniatur Padang Mahsyar di Hari Kebangkitan.

Di sinilah pelaku haji harus melakukan wukuf, yang arti harfiahnya berdiam diri. Wukuf adalah salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan dan tak tergantikan. Artinya, tidak sah haji seseorang tanpa melakukan wukuf di Arafah. Melakukan wukuf berarti berada di padang ini antara tergelincirnya matahari (tengah hari) tanggal 9 Zulhijjah sampai tengah malam dengan berpakaian ihram. Ketika berada di Padang Arafah, jutaan pelaku haji bertafakur memahami arti jati dirinya dan Sang Maha Pencipta, melakukan introspeksi diri, bertaubat dan memanjatkan doa-doa terbaik.

Arafah artinya tahu atau mengerti. Ada sebuah hadist yang menyebut, ''Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa Rabbahu'' (Siapa yang tahu jati dirinya, maka dia akan tahu tentang Tuhannya). Menurut suatu riwayat, di tempat inilah manusia pertama di bumi Nabi Adam mengerti tentang jati dirinya, mengetahui dosa-dosanya dan mengetahui caranya bertaubat.

Dulu, padang Arafah kering dan tandus dan kini telah berubah menjadi hijau. Tanah luas itu sekarang dipenuhi dengan +100 ribu pohon Soekarno. Nama pohon mengambil nama Presiden pertama Republik Indonesia yang dulu memberikan gagasannya kepada Raja Fahd untuk melakukan penghijauan Padang Arafah. Sewaktu kunjungannya dulu Presiden Soekarno telah menyumbangkan ratusan bibit pohon jenis ini yang mampu hidup di cuaca panas dan sesuai dengan kondisi Padang Arafah. Dan ternyata pohon-pohon itu telah berhasil menaungi dan mengurangi sengatan panas terik matahari di padang Arafah sehingga membuat jamaah haji merasa cukup nyaman.

Orang Arab biasa menyebut pohon ini dengan nama "Syajarah Soekarno" atau pohon Soekarno. Di berbagai daerah di Indonesia orang menyebut pohon dari keluarga "Meliaceae" dengan nama Latin Azadirachta indica ini dengan nama yang berbeda-beda "pohon Mimbau, pohon Imbo, pohon Mimba atau pohon Imba'' (Pulung)

4 comments:

Budi Spoil 85 said...

Alhamdulillah kawan
Engkau mengingatkan teman-teman untuk mengecek harta yang sudah diberikan. Untuk apa, opo mung mubeng-mubeng ndonyo, durung sempat ngendangi/ marisi lakone Ibrahim.
Figur lamamu (ketika SMA) sudah hilang sesungguhnya. Siapa saja yang membuka blokmu, pasti akan tahu siapa Pulung Cahyono.
Makanya Hasem mengatakan,"Pulung telah Hijrah".
Amien, semoga anak-anake dhewe gak ngerti crito methisile awake dhewe.
Selamat Wak Haji Pulung

pulung said...

Terima kasih Mas Bud untuk komentarnya. Salam kami untuk keluarga Mas Bud.

azka azkiya' khan said...

bagus mas blogna

kabarre ray and javan gimana????

salam buat semua

pulung said...

Khabare Ray dan Javan baik dan sehat. Mereka berdua sekarang lagi senang-senangnya main computer game. Salam buat semua keluarga di Solo.