Saturday, November 15, 2008

Gladak Langen Bogan Solo

Gladak Langen Bogan (Galabo) Solo buka mulai sore sampai larut malam. Jalan di depan PGS (Pusat Grosir Solo) dan BTC (Beteng Trade Center) ditutup untuk kendaraan pada waktu malam. Di tengah jalan disiapkan untuk para penikmat kuliner duduk di kursi-kursi besi stainless di bawah payung-payung lipat besar. Saya mengambil foto ini tengah malam saat pengunjung sudah mulai sepi. Memang sangat nyaman suasananya.

Rombong-rombong penjual makanan dengan bentuk seragam dan beroda yang mudah dipindahkan sebelum fajar jika diperlukan sehingga jalan bisa bersih kembali di pagi hari. Muda-mudi, tua-muda, anak dan keluarga ramai mendatangi Gladak Langen Bogan Solo untuk menikmati berbagai jenis makanan yang disukai. Para pedagang kuliner ini ada dengan binaan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri RI.

Inilah yang menarik saya, pemerintah daerah kota Solo ternyata memiliki jurus yang tepat dalam menangani para penjual makanan di Solo. Jurus ini memberikan pengaruh berganda (multiplier effects) dari sisi pemerintah kota maupun dari sisi pedagang makanan. Pemerintah kota akan mendapatkan dukungan dari para pedagang makanan, meningkatkan sektor pariwisata kota, memperoleh pajak retribusi, meningkatkan taraf hidup pedagang makanan, serta manfaat lain yang mungkin cukup banyak untuk disebutkan. Saya acungkan dua jempol salut dengan program pemda Solo ini!

Di Galabo ini, pengunjung bisa memilih berbagai macam masakan khas Solo yang disediakan dari rombong-rombong penjual diantaranya "Hik Koncone Dewe" dengan sediaan khas wedang jahe kencur dan ayam kremes, "Yu Lemu" dengan cabuk rambaknya, "Bu Harno" dengan soto penjara, "Mama Sreng-Sreng" menyediakan tahu kriuch dan berbagai makanan gorengan, "Wedang Dongo Keprabon", warung bakmi "Pak H. Dul", "Sabar Menanti" menjual ayam bakar dan goreng.

Sambil menikmati enaknya masakan yang tersedia, pengunjung juga bisa merasakan indahnya malam di sekitar Gladak Kraton Kasunanan Surakarta. Di depan Gladak di tengah jalan perempatan terdapat bunderan air mancur setinggi kurang lebih 4 meter. Juga baru selesai dibuat patung Slamet Riyadi di sebelah barat bunderan air mancur. (Pulung)

2 comments:

Yus said...

Mantap pak-e, kalo pengen suasana malam yang menyenangkan di solo, sambil melihat sibuknya solo setelah matahari tenggelam, salah satunya adalah di Hik. Tempate nyaman, bahkan kalo mau kongkow sampe lamapun tiada masalah, tidak ada tambahan ongkos.

pulung said...

Mas Yus, pancen menyenangkan tenan menikmati kota Solo diwaktu malam hari, koyo digambarne ning lagu keronconge Mus Mulyadi. Mugo-mugo awake dhewe iso bareng-bareng ning Solo trus kongkow bareng ning warung hik. Mas Heru tak kiro yo mesti tertarik.... Wah jan mantep!