Saturday, October 25, 2008

Cendrawasih Cafe

Di atas ketingggian + 2.000 m diatas permukaan air laut (dpal) bisa dipastikan Cendrawasih Café jadi "real café" tertinggi di Indonesia. Café ini terletak di atas jajaran pegunungan Jaya Wijaya, dengan puncak tertingginya Puncak Jaya (Cartenz) ­+ 4.750 m DPL. Gunung-gunung tinggi di Indonesia Semeru + 3.677 m dpal, Merapi + 2.965 m dpal dan kalaupun ada café disana tentunya tidak sampai berada di bagian sepertiga atas puncaknya. Cendrawasih Café dikelola oleh salah satu perusahaan catering skala internasional milik seorang taycon Indonesia.

Café ini ada di pusat area perbelanjaan, termasuk di dalamnya bisnis Hero Supermarket, Rudy Hadisuwarno, Bank Niaga, dan Bank Mandiri. Cendrawasih Café terletak di desa Tembagapura, kecamatan Mimika Timur dan kabupaten Mimika, Papua dengan penduduk sekitar 15.000 orang. Berbagai menu Sandwich, Steak, Sate Padang, Soto sampai dengan Lontong Sayur ada di sini. Ice cream dengan berbagai rasa vanila, coklat, strawbery dan lainnya juga tersedia. Bagi yang suka makan snack, silahkan pesan tahu isi, resoles dan ote-ote atau rerotian seperti black forest, roti sus dan lainya ada di sini.

Di foto atas itu Javan Hammurabi Rumi anak pertama saya. Saya berpesan ke dia "Le, kita ndak bisa seringkali datang ke Café ini ketimbang kita nanti pulang kampung hanya berpakaian celana kolor". Harga makanannya cukup mahal untuk ukuran pekerja nasional seperti saya, misal 1 porsi Soto harganya 25.000 rupiah. Bagi saya ini mahal karena saya membandingkan dengan harga soto di depot Melati dekat RS Bersalin Aminah Blitar.

Setiap malam minggu live music karaoke di Café ini digelar. Semua bisa datang menyanyi gembira tua, muda, anak tinggal pilih lagu barat, dangdut, pop, jazz, keroncong atau apa saja. Hard disk mesin karaokenya menyimpan 30 ribuan lagu nasional atau manca negara. Cendrawasih Café cukup bagus bagi penghuni desa ini untuk menikmati makan siang, malam, atau sekedar minum teh saat weekend dan hari libur. Atau di hari-hari kerja bagi mereka yang ingin menjamu rekan bisnis, tamu atau rekan kerjanya. Manusia dari sekitar 40 negara yang pernah berkunjung dan menghuni desa ini sebagian besar pernah datang ke Café ini.


Para selebritis ibu kota seperti Bella Safira, Dian Pisesa, AB Three, Kris Dayanti, alm. Gito Rollies, Tantowi Yahya, Kak Seto, Rafael dan banyak lainnya, dimana setiap tahun selalu ada selebritis didatangkan ke sini, tentunya pernah mampir ke Café ini saat mereka di desa ini. Teman SMA saya Kandung, Bambang, Susyawan atau mungkin yang lain pasti pernah ke Café ini. (Pulung)

4 comments:

yeany said...

Pulung Cafe kui mau dodol es podeng po ra? aku kok dadi kepengen mrono.

pulung said...

Enek es podenge kok Yen ning cafe kuwi. Coba yo takono Kandung... :) wong dheke ndisik gaweane mrono. Baru-baru iki Cafene wis ngalami renovasi.

Terima kasih yo kunjungane ke blog ini. Aku nonton ning tivi, minggu ini koyoke rame ning Solo ono festifal budaya. Salam kanggo Kandung.

yeany said...

kasep acara wis bar kabeh.. katanya mau ke Solo ya! mampir ke rumah ya nanti tak ajak ke nasi liwet Yu sani ato soto Gading ato yang lain tinggal pilih! pokoke ojo njaluk es podeng.. Salam buat keluarga...

pulung said...

Iyo, aku ning Blitare telat. Saya seminggu di Solo baru ke Blitar. Hemm, saya suka soto Gading, pelayanannya cepat dan rasanya mantap. Ditambah pesar jerohan ayam dan minta dipotong-potong sekalian. Cleguk!