Tuesday, December 16, 2014

Mitos Ban Gembos

Saat ban sepeda motor gembos, reflek yang sering terbersit di benak adalah pertanyaan kenapa ban motor gembos? Kemarin ban ora popo tapi kok sekarang tiba-tiba gembos. Trus ban motor dipencet dengan tangan. Dan terbukti ban benar-benar gembos. Lalu berusaha menerka mungkin ban gembos karena kecoblos paku di jalan. Biasanya begitu! Bahkan benak bisa ber-negative thinking mungkin ada orang yang sengaja menebar paku di jalan untuk menggembosi ban kendaraan yang lewat; sambil teringat berita oknum penebar paku di jalan yang pernah ditayangkan di tivi. (Foto: Kios Tambal Ban, Timur RS Kasih Ibu Surakarta).



Eh, ban gembos itu ada mitosnya. Paling tidak, ada tiga mitos umum. Pertama adalah mitos "Belum Mandi". Ketika ban motor gembos di jalan, seringkali orang lain nyeletuk "Wah, orangnya belum mandi itu". Kalau motor dikemudikan dengan penumpang, pengemudi motor dan penumpangnya bisa langsung saling berpandangan sambil berpikir "Kayaknya kamu penyebabnya yang belum mandi". Atau pengemudi dan penumpang diam saling menyadari masing-masing, "Iya, saya belum mandi tadi". Tapi jika yang bocor ban mobil dengan penumpang banyak tentu akan sulit mencari siapa yang belum mandi. Apalagi kalau ban bis yang gembos.

Mitos penyebab ban gembos di jalan lainnya karena "Selingkuh". Ini bisa menimpa mereka yang sudah married maupun yang masih single. Kalau mereka yang sudah married mudah menyadari karena biasanya mereka sudah tahu status masing-masing. Tapi bisa menjadi masalah kalau pengemudi dan penumpang masih single yang sedang berpacaran, apalagi baru jadian. Mereka bisa menjadi saling curiga "Wah, jangan-jangan saya hanya pacar selingkuhan saja sehingga ban motor gembos". Itu jika mereka percaya mitos ini. Kalau nggak percaya ya langung saja cari tukang tambal ban terdekat.

Mitos yang ketiga sebagai penyebab ban gembos di jalan karena melewati "Tempat Angker". Mitos ini bisa membuat merinding apalagi malam hari. Ban gembos setelah melewati areal pemakaman, jembatan atau tempat lain yang dianggap angker oleh masyarakat. Bagi yang mempercayai mitos ini jika mengalami ban gembos setelah melewati tempat angker biasanya mencari-cari sendiri penyebabnya. Bisa saja berpikir, "Ini gara-gara saya tidak permisi dulu kepada yang mbau rekso sebelum melewati tempat itu", atau "Seharusnya saya membunyikan klakson saat melewati jembatan itu", dan alasan lainnya. Kalau percaya mitos ini, ya bisa saja ini.

Terlepas dari mitos ban gembos, pabrik pembuat ban ternyata punya standar kapan harus mengganti ban. Ban dalam dan luar memiliki masa pakai yang mempengaruhi kerentanan ban menjadi gembos. Masa pakai ban juga untuk keselamatan pengemudi maupun penumpangnya. Dari satu referensi, jika motor digunakan harian, umur ban luar depan 1-1,5 tahun dan ban belakang 10-12 bulan. Ban dalam umurnya 1-1,5 tahun. Walau belum pernah gembos atau kena paku disarankan ban diganti setelah masa itu. Sedang praktek umum meski belum mencapai masa pakainya jika ban dalam sudah terdapat maksimal tiga tambalan sebaiknya diganti ban baru; tidak perlu menunggu tambalan ban sampai ndrembel banyak. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com; mitra_ulung@yahoo.com)

No comments: