Monday, February 4, 2013

Ventilasi Rumah Ramah Habitat

Membuat rumah berudara segar dan nyaman tidak sekedar dengan memasang lubang angin di dinding dan atap rumah. Para eco-architect terobsesi dengan sistem ventilasi rumah untuk kenyamanan dan kesehatan penghuninya, dan ventilasi rumah juga ramah habibat (eco-house). Ventilasi rumah ramah habitat diarahkan mengurangi penggunaan energi listrik untuk mesin penyejuk udara. Memadukan ventilasi dengan dengan taman didalam dan diluar rumah juga penting untuk lebih menyokong udara bersih sejuk masuk ke rumah dan menyegarkan suasana di dalam rumah.

Saat udara pengab menghangat dalam ruangan rumah, udara bergerak naik ke bagian atas ruangan. Udara panas dalam ruang sebagian besar bisa dihasilkan dari dapur dan kamar mandi. Ventilasi perlu dirancang proporsional setiap ruang rumah. Ventilasi alami dibuat dengan roster-lubang angin di dinding bagian atas ruangan di bawah plafond. Arah angin disekitar rumah menjadi pertimbangan pemasangan roster. Pintu dan jendela juga berfungsi sebagai ventilasi perlu rutin dibuka agar udara segar masuk mengalir ke bagian bawah dan tengah ruangan.

Menurut standar Ventilasi Bangunan Perumahan konsensus para ahli American Society of Heating, Refrigerating, and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE 62.2-2007) pada mensyaratkan ventilasi aliran udara 1 cfm (cubic feet per minute) per 100 square feet luas lantai, ditambah jumlah kamar + 1 (diasumsikan kamar utama ada 2 penghuni) dikalikan 7.5 cfm. Kebutuhan ventilasi didasarkan pada luas rumah dan jumlah penghuninya. Jadi rumah dengan luas 1.500 square-feet dengan 3 ruang tidur memerlukan 45 cfm (15 cfm untuk bangunan ditambah 30 cfm untuk penghuni).

Dalam bukunya Djasio Sanropie, anggota Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), mensyaratkan luas bukaan ventilasi tetap minimal 5% dari luas lantai ruangan. Sedang luas bukaan ventilasi insidentil yang dapat dibuka dan ditutup minimal 5%. Sehingga jumlah minimal bukaan ventilasi tetap dan insidentil menjadi 10% dikalikan luas lantai ruangan. Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang angin berhadapan antar dua dinding. Udara masuk harus bersih dan tidak tercemar. Kelembaban udara dijaga agar tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah.

Ventilasi alami dengan roster-lubang angin paling efektif dan baik karena memiliki aliran udara rendah secara terus-menerus. Pengaturan ventilasi yang menerus dan proporsi volume udara yang dibutuhkan dari setiap ruang memiliki nilai yang berbeda disesuaikan dengan fungsi ruangan. Prinsipnya, sistem ventilasi mengupayakan masuknya udara bersih dan segar kedalam dalam volume memadai dan mengalirkan udara pengab keluar rumah. Demikian udara dalam rumah terus berganti udara segar dan terjaga kelembabannya. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)

No comments: