Sunday, June 5, 2011

Guyonan & Lakon Ketoprak

Kata "kerikil" dijelaskan dari suku-katanya dengan keri ing sikil (geli di kaki). Cocok khan? Mencari makna suatu kata melalui penjelasan setiap suku-katanya sehingga terasa klop antara makna kata dan penjelasan suku-katanya, itu disebut jarwo dosok. Biasanya digunakan sebagai bumbu obrolan ringan atau guyonan.  Misalnya lagi, "garwo" itu sigaraning nyowo (suami/istri itu belahan jiwa). "Tebu", mantep yen wis mlebu (mantap kalau sudah masuk). Ya iya dong, batang tebu itu tidak akan terasa mantap rasanya kalau hanya dilihat saja. Harus dimasukkan ke mulut untuk dinikmati rasa manisnya.


Guyonan itu saya tonton dan dengar kembali dari dua orang dagelan dalam seni pentas ketoprak di Taman Budaya Surakarta (TBS) beberapa minggu lalu. Memang itu sekedar guyonan, dan kita bisa mencari jarwo dosok lain yang mungkin bisa sesuai. Guyonan dagelan ketoprak, kadang diselingi dengan tembang-tembang yang diiringi gamelan ketoprak. Para dagelan itu juga harus mahir membawakan tembang-tembang lawas atau yang lagi nge-trend kini dengan iringan musik gamelan. Juga sambil menari mengikuti ritme musik gamelan. Ini sambil bernostalgia menonton ketoprak. (Foto: Pementasan ketoprak di TBS, Taman Budaya Surakarta).

Dulu ketoprak melakukan pentas keliling dari kampung ke kampung menempati lapangan dan tanah kosong. Seni pentas ketoprak itu benar-benar menjadi tontonan rakyat waktu itu. Bahkan sebagian mereka cukup hafal dengan lakon-lakon yang dimainkan ketoprak. Suami-istri yang sudah berumur yang duduk di sebelah saya, sesekali menebak lakon di penggalan cerita selanjutnya. Mereka semestinya telah menonton ketoprak dengan lakon yang sama. Sekeliling pinggir luar arena pementasan ketoprak terdapat banyak pedagang dengan aneka dagangannya, mulai dari penjual rokok, rombong bakso dan ronde, sate ayam, sampai mainan anak-anak.

Cukup menghibur menonton ketoprak berlakon "Darpo Kayun" atau "Ampak-Ampak Brang Singosari". Sepenggal kisah yang dilakoni tokoh utama Pangeran Darpo dan Pangeran Kayun, dalam intrik mematikan karena perebutan kekuasaan di lingkaran keluarga kerajaan Singosari. Pangeran Darpo sangat berambisi untuk memiliki kekuasaan di kraton Singosari setelah raja Singosari meninggal. Dibantu Demang Losari, abdinya yang licik, dia melakukan strategi-strategi lihai untuk mengejar ambisinya. Satu persatu pesaing dan orang yang dianggap sebagai penghalang disingkirkan dan terbunuh.

Cerita ketoprak sarat dengan pementasan berbagai karakter kehidupan. Mulai dari penggalan cerita guyonan, kesedihan, kebahagiaan, kegagalan, keburukan, kebaikan, sampai horor menakutkan.  Pemainnya mulai dari tua, remaja, sampai anak-anak. Mereka dituntut memainkan peran mereka sendiri dengan apik untuk mendukung lakon cerita. Lakon ketoprak "Darpo Kayun" itu tentang intrik kekuasaan yang sangat mematikan dan berkepanjangan di kerajaan Singosari sekitar 780 tahun yang silam. Mungkin saja guyonan dan lakon kekuasaan masa kini juga masih akan dipentaskan dalam seni ketoprak oleh generasi ratusan tahun yang akan datang. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)

No comments: