Sunday, December 29, 2013

Bangkitnya Robot Penyelamat

Dua hari akhir pekan lalu (20-21/12/2013) robot humanoid Schaft berhasil memenangi perlombaan robot sejagad di Florida Amerika Serikat. Robot Schaft setinggi 1,48 meter ini mampu mengatasi medan halang-rintang lomba dengan kemampuan humanoidnya. Robot Schaft dikembangkan oleh Laboratorium Jouhou System Kougaku Universitas Tokyo. Dengan skor 27 poin Schaft menyisihkan 16 robot pesaingnya, yang telah disaring dari 100 lebih. Schaft nyaris sempurna mencapai 32 poin tertinggi yang ditetapkan penyelenggara lomba. (Foto: Robot Schaft menuruni tangga)

Ajang lomba robot sejagad ini diselenggarakan memperebutkan hadiah dana dari Defense Advanced Reserch Projects Agency (DARPA) Amerika Serikat. Dalam lomba terpilih 8 besar robot pemenang yang dikembangkan tim-tim robotik canggih. Masing-masing robot kedelapan besar menerima hadiah 1 juta dollar sebagai dana pengembangan dan penyempurnaan, hingga mereka akan diadu lagi dalam perlombaan robot final pada Desember 2014. Mereka harus kembali bersaing memperebutkan hadiah berlipat 2 juta dollar dari DARPA.

Tim robot pemenang menerima dana hadiah dari Pentagon untuk pengembangan robot menjadi lebih sermpuna mampu memasuki dan mengatasi daerah bencana yang sangat berbahaya bagi manusia. Robot itulah nantinya yang menggantikan peran dan menyelamatkan manusia di daerah bencana berisiko tinggi. Ide perlombaan robot penyelamat ini tumbuh dari bencana gempa dan tsunami 2011 yang merusak instalasi nuklir Fukushima Jepang sehingga regu penyelamat tidak mampu berperan banyak akibat ancaman paparan radiasi nuklir.

Sebagai medan lomba Pentagon merancang rangkaian halang-rintang dengan skenario penyelamatan dan tanggap darurat bencana. Terdapat 8 kemampuan yang harus dilakukan robot peserta lomba. Pertama, robot mampu mengemudikan kendaraan penyelamat. Lalu, mampu melintasi medan sulit, menghilangkan rintangan, membuka pintu dan memasuki bangunan, memanjat tangga, menggunakan alat menjebol tembok, mendeteksi dan mendekati sumber bencana. Terakhir, menghubungkan dan menggunakan selang air pemadam api.

Mark Gubrud, Komisi Internasional Pengendalian Senjata Robot merasa khawatir tentang masa depan robot-robot ini. Dia berkata, "Jelas ada kepentingan untuk tentara robot. Ada rencana jangka panjang yang nyata, dan robot akan melakukan pekerjaan lain yang bodoh, kotor dan berbahaya". Lebih lanjut Gubrud menjelaskan "Terdapat rasa intuisi tentang horor, ancaman terhadap manusia yang bisa terbunuh dengan keputusan robot. Untuk itu, manusia bertanggungjawab mengendalikan penggunaan kekuatan robot”. Komisinya saat ini sedang mengupayakan adanya larangan internasional terhadap pengembangan robot pembunuh. (Pulung Cahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com

No comments: