Tuesday, February 22, 2011

Obrolan Labu Siam


Kemarin sore di smoking area saya dan teman-teman klecas-klecis merokok sambil ngobrol ngalor-ngidul. Selalu begitu karena obrolan itu sebenarnya hanya bumbunya saja sewaktu kami menghisap rokok. Saat demikian, memang apa saja bisa jadi obrolan asal tidak terlalu serius. Kegiatan utamanya ngebul merokok. Di sebelah tempat merokok ada tumbuhan labu siam yang cukup lebat merambat. Ada yang mengomentari, “Banyak di alam sekitar kita yang bisa memberikan “makna” bagi kehidupan, contohnya pohon labu siam itu”. Waduh, apa ya “makna” labu siam bagi kehidupan? (Foto: labu siam, sumber: www.plantamor.com)

Orang di kampung saya menyebutnya dengan waluh jipang. Gampang sekali ditanam, terutama jika ditanam tanah cukup air. Bibitnya bisa dari buahnya yang sudah bertunas. Seingat saya dulu di kampung menanam waluh jipang dekat peceren tempat peresapan air bekas mandi di belakang rumah. Setelah mulai tumbuh menjalar, batangnya tinggal diarahkan saja ke batang pohon terdekat, atau bisa dibuatkan anjang-anjang untuk rambatan. Sering ditanam di belakang rumah karena mendekati tanah basah sekitar tempat mandi yang umumnya dulu terpisah di buritan rumah.

Labu Siam nama bahasa Indonesianya. Kini orang kota bisa mendapatkannya di pasar atau super market. Dua buah labu siam cukup untuk membuat sayur oseng, bobor atau lodeh. Saya browsing dan ternyata banyak kasiatnya bagi kesehatan. Labu siam mengandung serat, vitamin A, B, dan C, mineral, kalsium, fosfor, kalium, zat besi dan banyak lagi zat kimia bermanfaat lainnya. Beberapa artikel menyebutkan labu siam diantaranya mampu menurunkan lemak darah, tekanan darah tinggi dan panas tubuh, serta mengobati diabetes dan memperlancar proses pencernaan. Makanya orang kampung dulu jarang kena penyakit itu, lha wong dia dilingkungi oleh tanaman berkasiat ini.

Kenapa namanya kok Labu Siam? Konon waktu jaman kompeni Belanda, buah ini mereka bawa dari negara Siam (sekarang Thailand) untuk dibiakkan di Indonesia. Seperti ada yang tidak biasa sehubungan dengan namanya. Iya, biasanya buah yang berasal dari Thailand atau ibukotanya Bangkok cenderung lebih besar dari biasanya. Lihat saja pepaya Thailand, klengkeng Thailand, jeruk Siam, jambu Bangkok, duren Bangkok, dan banyak lagi lainnya. Ternyata Indonesia yang terkenal negara agraris, harus mengakui keunggulan tanaman buah dari Thailand. Kalau orang yang tinggi besar? Ya juga bisa disebut mbangkok. Walah!

Walau hanya obrolan labu siam akhirnya harus ada “makna” yang bisa disampaikan, kata teman saya. Ya apa lah misalnya kemampuannya merambat itu bisa memberikan makna tersendiri. Bisa juga sih. Yang jelas siang tadi, setelah tahu manfaat labu siam bagi kesehatan, saya bersemangat mencari bibit labu siam. Saya dapat dua buah labu siam yang sudah bertunas dan keluar akarnya. Sampai di rumah, saya langsung ambil cethok dan pacul  dan langsung dua bibit labu siam itu saya tanam di buritan rumah. Tapi tidak dekat peceren lho! (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)

No comments: