Sunday, January 29, 2012

Seputar Bakso dan Sapi

Penjual bakso benar-benar telah mengeksploitasi habis-habisan hewan sapi. Demi masakan baksonya. Mereka masih kurang hanya dengan bakso daging sapi. Mulai dari bakso kepala sapi sampai bakso buntut sapi. Tidak hanya bakso kaki sapi tetapi juga bakso jerohan sapi. Habis sudah setiap bagian tubuh sapi dijadikan bakso. Bagian depan tubuhnya sampai paling belakang, juga dari bawah sampai ke bagian dalamnya. (Foto: Bakso Babat Salatiga).


Umumnya bakso terbuat dari gilingan daging sapi dicampur tepung. Bakso disajikan dengan genangan kuah kaldu sapi dalam mangkok. Biasanya bakso dilengkapi dengan gorengan, tahu, bihun dan mie. Kuah bakso ditaburi dengan seledri dan bawang goreng. Menyantap bakso lebih lengkap diberi saus tomat, kecap dan sambal. Selalu dalam keadaan masih panas. Bakso bisa ditemukan di seluruh Indonesia, dengan segala variasi sajiannya.

Masakan bakso mungkin makanan yang paling dinamis dan banyak ragam variannya. Tidak hanya bahan dan nama baksonya. Juga bentuk baksonya. Memang umumnya bakso berbentuk bulat, namun kini bakso sudah banyak yang berbentuk kotak, segitiga, lonjong, atau bentuk lainnya. Ukuran bakso mulai dari sebesar kelereng, bola bekel, bola pingpong atau bola tenes. Juga demikain bahan dagingnya tidak hanya daging sapi, tetapi juga daging ayam, ikan dan udang.

Minggu lalu saya naik travel dari Semarang ke Solo. Seperti biasanya kendaraan travel berhenti beberapa saat di rumah makan. Memang beberapa travel berbeda tempat berhentinya. Kali ini travel berhenti di kompleks pertokoan di Salatiga. Tetapnya di Warung “Manis” Bakso Babat. Andalannya memang bakso babat, tetapi disini juga menyediakan puluhan menu bakso. Seperti di spanduknya ada bakso tengiri, bakso otak-otak, bakso sosis gulung, bakso telor, dan lainnya.

Keragaman dan kedinamisan bakso juga sampai kepada cara penjualannya. Dulu sekali yang paling umum penjualan bakso adalah dengan dipikul oleh penjualnya. Kemudian penjual bakso menggunakan gerobak dorong berkeliling dari kampung ke kampung. Juga ada yang dimuat sepeda pancal atau sepeda motor. Di kios dan warung tenda juga banyak menjual bakso. Bakso juga dijual di rumah makan kecil sampai sampai restoran mewah. Demikian juga penggemar bakso. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)

2 comments:

Sisca said...

Pak Pulung, kalau ke Salatiga lagi, mampir rumah dong. Nanti ajak-ajak kita makan/hunting kuliner.

PS; Tulisannya dalam sekali ya, nuansa sastranya kental.

pulung said...

Sisca,
Selalu menyenangkan hunting kuliner, terumata di daerah yang belum begitu dikenalnya. Semoga ada waktu dan kesempatan bisa mampir.