Sunday, October 2, 2011

Ngatos-atos Nggih, Jalan Macet

"Terima kasih Pak nggih, ngatos-atos" wanita baya itu berkata ke pengemudi mobil travel. Pengemudi mobil travel menoleh dan menyahut "Inggih, terima kasih". Percapakan ini dalam suasana yang baik dan mengenakkan. Pesan ngatos-atos nggih (hati-hati ya) diucapkan sesaat setelah wanita baya turun dari mobil travel di dekat terminal bis Boyolali. Ketika itu dia masih berdiri di depan pintu mobil yang masih terbuka. Setelah pintu ditutup, mobil mulai bergerak kembali meneruskan perjalanan ke Solo. (Foto: Pasar Jati Ngaleh Semarang)

Saya duduk di kursi belakang dan memperhatikannya. Mengingatkan untuk berhati-hati itu cukup menarik. Pertama, cara mengingatkannya dengan bahasa yang bisa diterima pengemudi dimana wanita itu didahului dengan ucapan terima kasih. Kedua adalah kesediaan dia untuk mengingatkan. Kesediaan mengingatkan orang lain saat ini jarang ditemukan dalam kenyataan masyarakat umum sehari-hari. Sekarang orang cenderung cuek dengan perilaku orang lain. Apalagi jika dia sudah tidak terpengaruh lagi oleh perilakunya.

Perjalanan dari Semarang ke Solo itu memang lebih lama dari biasanya. Jalanan macet mulai dari Salatiga. Itupun pengemudi mobil travel telah berusaha menerobos barisan mobil yang macet melalui jalan tanah pinggir jalan aspal. Juga menerobos melalui jalur kanan jalan aspal dan kemudian masuk lagi ke dalam barisan mobil yang macet. Cukup berpengalaman sepertinya menerobos di sela-sela kemacetan yang hampir umum di setiap kota. Kalau tidak demikian, tentu mobil travel itu masih berada jauh di belakang.

Setelah cukup lama terjebak dalam kemacetan dan berusaha berkelit menerobos sela-sela mobil yang macet akhirnya terbebas dari jalur macet. Kembali ke lalu-lintas normal. Sepertinya, pengemudi travel ingin mengejar waktu yang banyak terbuang saat macet. Dia sedikit memacu mobilnya. Memang terlihat cukup terampil dalam mengemudi lebih cepat dalam lalu-lintas yang cukup padat di jalan. Terasa waktu itu sedikit terkejar dengan kencangnya mobil, sampai mobil berhenti menurunkan wanita baya yang duduk di depan samping pengemudi.

Budaya mengingatkan orang lain di masyarakat umum kini terasa sudah menipis. Mungkin saja karena jaman semakin sibuk, sehingga orang tidak sempat memperhatikan orang lain. Semakin merasa masa bodoh melihat permasalahan sekitarnya. Atau menahan diri daripada didamprat sebagai orang yang selalu ngurusin urusan orang lain. Akhirnya timbul jargon, "asal nggak ngganggu gue, mau ngapain kek, gue mah asyik-asyik aja". Dan wanita baya itu memberi semangat bahwa mengingatkan itu baik. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)

No comments: