Thursday, November 18, 2010

Obama, Sang Penangkap Capung

Terasa akrab saat mendengar pidato kuliah umum Barack Hussein Obama di Universitas Indonesia 10 November 2010. Terutama saat dia bercerita masa kecilnya di Indonesia. Rasanya seperti mendengar obrolan dan guyonan seorang sahabat. Dia berbicara dengan bahasa pendengarnya. Dia benar-benar seseorang yang "pulang kampung". Dia mulai bercerita masa kecilnya dengan kenangan pohon mangga di depan rumahnya di Menteng Dalam Jakarta. Seperti layaknya anak-anak lainnya, dia membeli sate dan bakso dari pedagang yang biasa lewat di depan rumahnya. Bahkan dia masih sangat mengingat suara penjual bakso. Dia menirukannya "Bakso…" dan terdengar lumayan mirip.
Penuh emosional dia menceritakan masa kecilnya di Indonesia. Dia bercerita tentang keluarga Indonesianya. Dia juga mengenang keakraban masa kecilnya dengan teman-temannya. Mereka bermain bersama diantara kerbau dan kambing di ladang. Dia bersama temannya bermain layang-layang dan berlarian di sawah. Dia mengingat senyum dan perhatian orang-orang tua yang penuh kekeluargaan. Membuat pendengarnya seakan lupa bahwa dia adalah seorang presiden Amerika. Pendengarnya larut dalam cerita yang dia sampaikan. Mereka terpukau, juga tertawa dan riang gembira.

Disini saya ingin ikut nimbrung tentang kenangan Obama waktu kecil saat "catching dragonflies". Saya juga senang melakukannya waktu kecil, menangkap capung. Capung banyak beterbangan saat kemarau. Saya masih ingat beberapa jenis capung. Yang terbesar adalah Dodok Erok berwarna kebiruan, dan Bambang Erang berukuran agak kecil dan berwarna merah. Sedang jenis yang paling kecil adalah Titik Iyek dengan warna kecoklatan. Cara menangkapnya butuh ketrampilan dengan jalan perlahan dan mengendap-endap dari arah belakang capung. Sedikit gerakan kasar, capung akan melesat terbang menjauh. Namun jika mampu cukup dekat, tinggal menjepit ujung ekornya dengan kedua jari tangan.

Menangkap Dodok Erok memang lebih menarik dibanding Bambang Erang dan Titik Iyek karena dia paling besar di keluarga capung. Dengan cara lain, capung juga bisa ditangkap dengan pulut, sejenis bahan perekat yang diberikan di ujung lidi dan dari jauh tinggal menempelkan pulut di sayap capung. Capung yang tertangkap akan digunakan mainan. Cari benang yang agak panjang, kemudian ujungnya diikatkan di ekor Dodok Erok dan dilepas lalu ditangkap lagi benangnya. Selembar daun kecil bisa diikatkan di ujung benang lainnya untuk sedikit pemberat. Seandainya Obama ngobrol dengan saya tentang menangkap capung ini tentu akan lebih gayeng. :)

Lebih mengesankan adalah pengakuan tulus Obama bahwa "Indonesia is part of me." Dia seolah bersyukur dan beruntung pernah dibesarkan dalam kesederhanaan lingkungan alam dan keberagaman budaya Indonesia. Dan ini memberikan banyak inspirasi bagi karir dan kehidupannya. Dia sebenarnya mengatakan sebagai anak yang tidak berbeda dengan anak Indonesia lainnya. Diantaranya dia pun juga pernah bermain dan menangkap capung. Ini harus memberikan semangat bagi anak-anak Indonesia lainnya. Terbukti anak Indonesia dengan kesederhanaan masa kecilnya pun bisa menjadi orang besar dunia. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/; mitra_ulung@yahoo.com)

No comments: