Sunday, October 24, 2010

Simpang Lima atau Enam?

Simpang Lima menjadi salah satu andalan tujuan wisata di Semarang Jawa Tengah. Ini bisa terlihat di poster tujuan wisata Semarang yang bisa dijumpai di tempat-tempat umum. Disebut Simpang Lima karena merupakan daerah simpang pertemuan lima jalan besar. Dari kedekatan arahnya, sebelah barat adalah jalan Pandanaran, dari arah barat-laut jalan Gajah Mada, dari arah timur-laut adalah jalan KH Ahmad Dahlan, dari arah timur jalan Ahmad Yani, dan dari arah selatan adalah jalan Pahlawan. Kelima jalan ini bertemu di jalan lingkar luar alon-alon, yang juga disebut jalan Simpang Lima.


Memang Simpang Lima sangat menarik! Paling tidak ada tiga hal yang bisa dinikmati disini. Pertama tentunya adalah recreational park-nya, alon-alon Semarang. Pohon palem dan pohon hijau lainnya terlihat teduh rimbun ditanam rapi di sepanjang pinggiran alon-alon Simpang Lima. Rumput alon-alon terlihat hijau menyejukkan. Pohon dan rumput hijau ini mampu menurunkan suhu panas sekitarnya di siang hari, juga tentunya mampu menyaring udara dari polutan yang dikeluarkan dari asap kendaraan. Saat panas terik matahari, terlihat orang-orang duduk ngiyup di bawah pepohonan ini.

Daya tarik kedua yang ditawarkan oleh Simpang Lima adalah wisata belanja. Di seputaran Simpang lima berdiri pusat berbelajaan besar seperti Citraland plaza, Simpang Lima Plaza, Gajahmada Plaza serta pusat pertokoan. Seperti umumnya plaza, tentunya sangat lengkap barang produksi yang ditawarkan. Berbagai barang kebutuhan sehari-hari sampai barang elektronik dan furnitur bisa dibeli disini. Juga lagi barang souvenir yang bisa diperoleh dari kios-kios Pedagang Kreatif Lapangan (PKL). Bagi yang ingin bermalam tidak jauh dari Simpang Lima, terdapat hotel berbintang seperti Hotel Ciputra dan Hotel Horizon, juga hotel-hotel melati yang tersebar di seputarannya.

Ini daya tarik ketiga yang banyak digemari, wisata kuliner. Baik yang berada di dalam plaza maupun yang di bawah tenda, dari kuliner asli Semarang sampai kuliner daerah lain. Mulai dari bakso lapangan tembak Jakarta, gudeg Solo, masakan Padang sampai masakan laut Lamongan. Dan yang asli Semarang, diantaranya nasi pecel "Mbok Sador" di ujung jalan Pahlawan dan nasi pecel "Yu Sri" dekat di ujung jalan Erlangga. Lauknya komplit mulai dari krupuk karak, bakwan, tempe, tahu, babat, iso, sate jerohan ayam dan lainnya. Plus pisang ijo sebagai makanan pencuci mulut. Katanya teman saya, belum lengkap rasanya berkunjung ke Semarang, jika belum menikmati nasi pecel Simpang Lima. Namun harus sabar mengantri karena warung pecel ini selalu penuh pembeli.

Ditambah lagi seperti umumnya alon-alon, di sebelah baratnya terdapat Masjid Raya "Baiturrahman" sebagai tempat beribadah, dan juga pusat kajian dan pengembangan Islam. Tentu banyak lagi yang menarik untuk diceritakan dari Simpang Lima. Anyway, ada yang menggelitik pikiran saya, kenapa disini disebut Simpang Lima, sedangkan kalau dihitung jalan yang bertemu di simpang ini ada enam? Benar, selain lima jalan besar yang selalu disebutkan, ada satu jalan Erlangga dari arah tenggara yang kadang luput. Berarti namanya perlu diganti Simpang Enam dong? Ya ndak harus begitu. Nama tempat sering diciptakan merujuk ciri geografisnya, dan ciri ini terus berubah seiring perkembangan jaman. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/, mitra_ulung@yahoo.com)

2 comments:

wina goesjanto said...

bener jg ikh,,saya aja yg org semarang malah gak ngeh nek itu ada 6,,he,,he,,maturnuwun nggih Pak Haji

pulung said...

Maturnuwun juga telah mampir.... :)