Friday, February 12, 2010

Doa Keselamatan Anak Negeri

Setiap tahun warga kampung kami berkumpul bersama mengadakan doa keselamatan kepada Sang Murbeng Dumadi di acara Bersih Desa. Suatu tradisi slametan desa yang dimaksudkan untuk membersihkan unsur-unsur negatif dan energi merusak dari lingkungan desa. Kami berdoa bersama agar terhindar dari musim paceklik, wabah penyakit, gagal panen, bencana alam dan malapetaka lainnya. Tanpa memperhatikan agama dan keyakinan, semua orang laki-laki dewasa mewakili keluarganya hadir dan berkumpul untuk memanjatkan doa keselamatan. Biasanya acara doa Bersih Desa kami adakan di perempatan jalan desa, namun jika situasi kurang memungkinkan karena hujan atau hal lain tempatnya dipindahkan di balai kelurahan atau tempat lain yang disepakati bersama. Kami semua duduk bersila berjajar beralas tikar dan saling berhadapan memanjang.

Setiap orang yang datang membawa ambeng makanan nasi (dulu masih sering ada nasi jagung atau campuran beras-jagung), sayur dan lauknya. Sesuai kemampuan ekonomi setiap keluarga, makanan yang dibawa akan bervariasi, ada yang berlauk tempe, daging ayam dan daging sapi. Makanan dikumpulkan dulu, lalu dibagikan secara acak dan rela sebelum doa keselamatan dimulai oleh Modin Desa atau pemuka spiritual kampung. Selesai berdoa, kami menikmati acara makan bersama dan selebihnya makanan dibawa pulang untuk keluarga di rumah. Karena mayoritas kami adalah petani, biasanya ada ubo rampe berbagai hasil bumi, sebagai simbol agar kami selalu diberi rejeki dengan melimpahnya hasil tanaman dan buah-buahan.

Tentu saja setiap insan ingin selamat! Dimanapun mereka, di desa atau kota, di gunung atau pantai. Mereka selalu memiliki doa keselamatan baik sendiri maupun bersama yang mungkin dengan bahasa dan cara yang berbeda. Demikian pagi itu komunitas anak negeri berkumpul bersama memanjatkan doa di tengah lapangan sepakbola. Kami saling berdekatan membentuk lingkaran menghadap satu titik di tengah. Bersatu hati berdoa memohon keselamatan kepada Sang Maha Pencipta dipimpin oleh setiap pemuka agama. Dinaungi mendung yang sedikit mewarnai langit dan menyejukan pagi. Disaksikan pegunungan yang kokoh berdiri melingkungi dan lerengnya terhampar hijau daun pepohonan seakan diselimuti permadani.

Sebelum mengakhiri acara doa keselamatan bersama terdengar lagu "Heal the World". Tangan saling bergandengan satu dengan lainnya. Seakan simbol bahwa kami satu sebagai anak negeri dan akan terus berbuat bersama agar negeri pijakan kami selalu dalam keselamatan. Kami berharap kehidupan akan lebih baik bagi kami, keluarga dan anak-cucu. Menyanyi bersama seakan harapan segera terwujud: Heal the world. Make it a better place. For you and for me and the entire human race. Tanpa menuntut siapapun kecuali bagi "anda dan saya" memulai dari diri sendiri di lingkungan sendiri agar keselamatan hidup tercipta. Kita peduli dengan kehidupan ini.

Doa keselamatan kepada Sang Pencipta Alam sering berbeda dalam bentuk ritual, sarana dan simbolnya di berbagai lingkungan dan belahan dunia. Mereka berdoa menurut agama dan keyakinan sesuai ajaran, kondisi, tradisi, atau kesepakatan komunitasnya. Adalah universal setiap komunitas selalu mendambakan keselamatan dan memiliki ritual doa keselamatan. Seperti jalannya kehidupan, sesungguhnya berdoa itu berarti bersyukur, berharap, dan bersabar. Disamping bijak bersikap dan bertindak agar setiap insan, unsur alam dan sistem nilai kehidupan terus terjaga keselarasannya demi selalu tercipta keselamatan bagi semua makhluk dan lingkungan alam. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)

No comments: