Thursday, October 31, 2024

Etimologi: Mendoan, Manda & Mendo

Dua istilah yang ini untuk kuliner Solo: Tempe mendoan dan teh manda. Kuliner ini sudah cukup digemari di daerah Solo dan Jawa Tengah umumnya. Kalau kita ke tempat-tempat kuliner di solo, mulai dari wedangan, cafe sampai rumah makan hampir semuanya ada menu ini; ini cukup banyak ada peminatnya. Teh manda dipesan lebih dulu saat memilih minuman sedangkan tempe mendoan biasanya sudah terhidang siap dinikmati.

Secara lughowiyah, manda dan mendoan berkatadasar terdiri dari 3 huruf, yaitu "mim", "nun" dan "dal". Secara semantik bermaknadasar sesuatu atau proses yang "tidak sepenuhnya", "sedang" atau "setengah". Jadi merujuk pada level rasa manisnya, teh bergula sedang disebut "teh manda", dan merujuk proses menggorengnya setengah matang tempe bertepung disebut "tempe mendoan".

Secara pelafalan, kata "manda", huruf a-nya dilafalkan seperti bunyi vokal dalam kata "botol", dan kata "mendoan" huruf o-nya dilafalkan seperti bunyi vokal dalam kata "soto". Dalam bahasa Jawa, untuk kata ini penulisannya interchangable antara huruf vokal "a" dan "o", yang keduanya bisa dilafazkan dengan bunyi yang sama. Sehingga huruf vokal tertuliskan "o" bisa dilafazkan berbeda bunyinya, seperti antara kata "joko" dan kata "bodo"

Seperti huruf Arab berharokat fathah yang ditransliterasi latin; tho, dzo, dhod, shod, qof, kho, adalah huruf dengan bunyi bertekanan, juga huruf "lam jalalah". Bunyi bertekanan karena ada hukum bacaan "tafkhim" berbunyi tebal menyerupai "o" seperti bunyi lafal "botol". Pelafalan sifatul huruf-nya dengan mengangkat lidah ke langit-langit mulut (isti'la) dan menekan bunyi yang cukup kuat dengan mengumpulkan bunyi diantara langit-langit dan lidah (ithbag).

Yang kata "mendo" juga istilah kuliner? Bukan. Namun ini juga kata bahasa Jawa yang masih satu akarkata dengan kata manda dan mendoan. Artinya juga sedang atau setengah, "mendo" (lafaz bunyi "o" seperti dalam "soto") bermakna tingkat pengetahuan/kecakapan seseorang yang masih “sedang” atau “setengah” cakap. Setelah proses belajar atau pengalaman, orang yang mendo akan menjadi orang yang lebih tahu/cakap. (Pulung Chahyono, M.Kes., mitra_ulung@yahoo.com, pulung-online.blogspot.con)