Setiap daerah dan negera punya adab dan adatnya sendiri. Juga halnya pepatah jawa papan nggowo empan karena lain ladang lain belakang, lain lubuk lain ikannya. Ini biasanya berkaitan dengan perilaku interaktif dengan lingkungannya, termasuk di negeri sendiri maupun sampai jazirah Arab sekalipun. Pendekatan papan nggowo empan disebut situational approach. Memperhitungkan situasi lingkungan, serta menyesuaikan diri dengan adab dan adatnya. Untuk mampu melakukan situational approach paling tidak harus memiliki tiga kompetensi dasar, yaitu Diagnosa, Fleksibilitas dan Kemitraan.
Diagnosa berarti mengidentifikasi situasi dan kondisi lingkungan sebelum mengambil tindakan. Ini pre-action. Kompetensi diagnosa (diagnosis) ini penting. Ketidakmampuan mendiagnosa lingkungan membuat seseorang akan sulit diterima di lingkungannya. Setelah melakukan diagnosa, kemudian melakukan penyesuaian-diri terhadap lingkungan. Ada peribahasa yang mungkin sesuai dengan kompetensi diagnosa ini, "masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak". Tentunya tanpa menanggalkan jatidiri; ndak usah merangkak atau berbau prengus bak kambing!
Fleksibilitas (flexibility) merupakan kompetensi menerapkan berbagai gaya perilaku dan tindakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kemampuan menjadi lentur tanpa harus patah. Seseorang mampu melakukan dignosa, tetapi tidak memiliki fleksibilitas tentu dia tidak akan praktis di lingkungannya. Misalnya setelah melakukan diagnosa, dia mengatakan "pokoknya saya maunya begini terserah kalau mereka ndak suka, wong saya bukan kambing masak harus mengembik, sorry aja deh nggak level".
Bermitra adalah kompetensi lebih khusus. Bermitra (partnership) itu kemampuan bekerjasama dan berinteraksi dengan yang lain. Bermitra juga mencakup kebisaan menyampaikan pendapat dan keinginan sehingga orang lain memahami tujuan kemitraan yang diharapkan. Bermitra dengan kambing berarti harus mampu bekerja dengan kelemahan dan kelebihan kambing. Kok contohnya kambing terus sih? OK, sekarang kerbau. Masak sih bermitra dengan kerbau untuk membajak ladang kering? Kerbau itu lebih cocok untuk di ladang berair atau berlumpur. Cape deh!
Memahami papan nggowo empan membuat orang tidak terlalu sulit berinterasi dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun. Ibarat "dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung". Falsafah papan nggowo empan juga diterapkan untuk memahami keinginan dan kebutuhan diri sendiri. Bersikap situasional terhadap diri sendiri dengan mendiagnosa, bersifat fleksibel dan bekerjasama terhadap diri sendiri. Melakukan diagnosa keinginan dan kebutuhan, menjadi fleksibel dengan keadaan diri, dan bekerjasama dengan situasi internal maupun eksternal. (Pulung Chahyono, www.pulung-blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)
Fleksibilitas (flexibility) merupakan kompetensi menerapkan berbagai gaya perilaku dan tindakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kemampuan menjadi lentur tanpa harus patah. Seseorang mampu melakukan dignosa, tetapi tidak memiliki fleksibilitas tentu dia tidak akan praktis di lingkungannya. Misalnya setelah melakukan diagnosa, dia mengatakan "pokoknya saya maunya begini terserah kalau mereka ndak suka, wong saya bukan kambing masak harus mengembik, sorry aja deh nggak level".
Bermitra adalah kompetensi lebih khusus. Bermitra (partnership) itu kemampuan bekerjasama dan berinteraksi dengan yang lain. Bermitra juga mencakup kebisaan menyampaikan pendapat dan keinginan sehingga orang lain memahami tujuan kemitraan yang diharapkan. Bermitra dengan kambing berarti harus mampu bekerja dengan kelemahan dan kelebihan kambing. Kok contohnya kambing terus sih? OK, sekarang kerbau. Masak sih bermitra dengan kerbau untuk membajak ladang kering? Kerbau itu lebih cocok untuk di ladang berair atau berlumpur. Cape deh!
Memahami papan nggowo empan membuat orang tidak terlalu sulit berinterasi dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun. Ibarat "dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung". Falsafah papan nggowo empan juga diterapkan untuk memahami keinginan dan kebutuhan diri sendiri. Bersikap situasional terhadap diri sendiri dengan mendiagnosa, bersifat fleksibel dan bekerjasama terhadap diri sendiri. Melakukan diagnosa keinginan dan kebutuhan, menjadi fleksibel dengan keadaan diri, dan bekerjasama dengan situasi internal maupun eksternal. (Pulung Chahyono, www.pulung-blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)
No comments:
Post a Comment