Asu Baung Danyang Sewu Negoro

Malam semakin larut, angin semilir perlahan menambah dinginnya malam. Para penduduk kampung Pakunden, Blitar lebih awal masuk rumah, menutup dan mengunci pintunya di malam Jumat Kliwon. Mereka menyuruh anak-anaknya segera beranjak tidur di kamarnya. Sebelum tengah malam Asu Baung bisanya akan keluar dengan lolongan panjang membelah sunyinya malam dari Pemakaman Eyang Sewu Negoro, pesarean danyang cikal bakal penduduk Pakunden.

Sebelum menampakan sosoknya dari dalam Pesarean Danyang Eyang Sewo Negoro, terdengar lolongan-lolongan melengking. Beberapa saat kemudian, sosok Asu Baung keluar dari pintu sebelah barat pesarean dayang. Berhenti sebentar di depan pintu gerbang makam. Bulunya hitam kecoklatan dengan badan setinggi pedet, anakan sapi. Telinganya tegak dan matanya hitam tajam memadang sekeliling dayangan, berdiri tegak menjulurkan kepalanya melolong panjang.

Rumah penduduk saat itu belum seramai sekarang. Paling tidak ada satu rumah di sebelah utara, barat jalan depan pesarean danyangan. Satu rumah lagi agak ke selatan, di sebelah timur jalan. Jarak pandang dari rumah ke pesarean saat malam hanya bisa remang saat cuaca terang bulan. Asu Baung beranjak dari depan pesarean danyang, dan berjalan perhalan ke arah selatan. Kemudian melintasi rel kereta trem jaman Belanda yang pinggirnya ditumbuhi pepohonan. Sepanjang jalan sesekali melolong.

Konon jika ada penduduk yang tidak sengaja berpapasan di jalan dengan Asu Baung ini bisa sakit berkepanjangan sejak keesokan harinya. Dia harus berobat ke orang pintar untuk kemudian melakuan ritual mistis tertentu untuk memperoleh kesembuhan. Penduduk ada yang penasaran dan berusaha mengintip dari celah-celah rumahnya saat lolongan Asu Baung terdengar dan berjalan di depan rumahnya. Namun tidak semua orang bisa melihat sosoknya, dan hanya mendengar suaranya.

Asu Baung terus ke berjalan ke selatan, setelah sampai di pertigaan jalan belok ke arah timur. Lolongannya lamat-lamat terdengar dan kemudian menghilang. Orang pintar di kampung bercerita Asu Baung setiap malam Jumat Kliwon keluar dan menemui sahabatnya yang berbentuk siluman Macan Dayang Lodoyo. Selepas tengah malam Asu Baung pulang kembali masuk ke dalam Pesarean Danyang Eyang Sewu Negoro. (Diceritakan orang-orang tua jaman dulu di sekitar danyang; Asu Baung mungkin mirip siluman srigala dalam film serial twilight? www.pulung-online.blogspot.com, Pulung Chahyono, mitra_ulung@yahoo.com).