Bukan hanya dalam arti sempit mencocok-cocokan angka dengan kejadian. Utak-atik mathuk secara luas mengamati tanda, gejala, fenomena, pengalaman, keadaan dan simbol, kemudian mereka-reka dan menyimpulkannya. Setiap unsur pengamatan, hasil reka-reka dan simpulan ditafsirkan dan dikaitkan dengan situasi yang telah terjadi, sedang terjadi atau bahkan mungkin akan terjadi. Dalam rangka utak-atik mathuk digunakan baik kemampuan intelektual maupun kepekaan intuitif, dengan mengerahkan seluruh panca indra, termasuk indera keenam manusia. Otak-atik mathuk lebih kepada cara memahami masalah dengan menggunakan berbagai unsur pertimbangan.
Semua yang diperlukan cara berpikir utak-atik mathuk bisa berupa angka maupun non-angka. Angka bisa berupa tanggal, angka bulan dan tahun, umur, jam, jumlah sesuatu, hitungan hari dan pasaran jawa, atau apa saja yang bisa dihitung. Sedang non-angka bisa saja warna, cahaya, suara, tempat, malam, gunung, kejadian, sampai penjelasan yang rumit. Ya, simpulan otak-atik mathuk tidak selalu benar atau salah. Seperti trial and error sebelum diakui secara umum. Misal, rumah tusuk sate kurang memberi keberuntungan pemiliknya. Kemudian ternyata rumah tusuk sate berisiko ditabrak kendaraan yang melaju kencang. Dari sisi kesehatan, penghuni terpengaruh angin dan debu di siang hari dan terkena sorot lampu kendaraan di malam hari. (Foto: Jalan pertigaan)
Demikian analisis multivariat di lain hal, suatu analisis multi variabel dalam satu atau lebih hubungan. Analisis ini berhubungan dengan semua teknik statistik yang secara simultan menganalisis sejumlah parameter atau ukuran pada individu atau obyek. Data yang digunakan dalam analisis multivariat adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yang sifatnya keterangan atau non-metrik yang melekat pada obyek. Sedangkan data kuantitatif berupa angka atau metrik. Data kuantitatif memiliki nilai desimal karena proses mendapatkan data dengan cara mengukur. Pada dasarnya analisis multivariat menganalisa hubungan segala sesuatu yang berbentuk apa saja kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam analisis multivariat yang dianalisa tentunya seperangkat variabel yang saling berhubungan satu sama lain, namun bisa saja saling tidak tergantung. Dua teknik analisis multivariat secara dasar adalah analisis dependensi dan interdependensi. Analisis dependensi menerangkan variabel tergantung dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas. Sedang analisis interdependensi memberikan makna terhadap seperangkat variabel atau membuat kelompok-kelompok secara bersama-sama. Analisis multivariat saat ini diterapkan di hampir semua cabang ilmu, baik ilmu pengetahuan alam maupun sosial. Teknik-tekniknya disukai karena dianggap mampu memodelkan kerumitan sistem yang nyata, meskipun kadang sulit untuk diterapkan.
Terlihat ada alur berpikir yang searah. Tentu tidak untuk mengurangi value metode analisis multivariat karena membahasnya bersanding dengan otak-atik mathuk. Tapi ingin memberi added value pada cara berpikir otak-atik mathuk. Karena variabel yang dianalisis atau fenomena yang diotak-atik sama-sama saling berhubungan atau mungkin saling ketergantungan. Dengan demikian, semua kesimpulan analisis multivariat dan otak-atik mathuk hanya memiliki kebenaran relatif berdasarkan variabel dan fenomenanya, bukan kebenaran mutlak. Seperti halnya, awalnya ada hipotesis, menjadi tesis, dan kemudian muncul antitesis. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/, mitra_ulung@yahoo.com)
No comments:
Post a Comment