Tanyakan saja kepada Ponco, Hisyam, Joko, Paulo atau yang lain "Apakah kami waktu jadi mahasiswa tawuran?" Dua puluh tahun lalu, kami mengisi hari-hari dengan belajar, berkumpul, makan bersama, atau membuat tugas kelompok. Kami ingin menunjukkan ke orang tua bahwa kami benar-benar belajar dengan biaya dari hasil jerih payah mereka. Lihatlah senyum kami yang menyejukkan penuh ketulusan dan persahabatan.
Jauh berbeda dengan senyum beringas mahasiswa kini. Mereka saling serang antar kampus bahkan antar fakultas di dalam pagar kampus. Saling melukai, membunuh, merusak, lempar batu, membakar ban di jalan sehingga menggangu masyarakat. Apakah mereka tidak tahu bahwa masyarakat tersebut yang membiayai teman-teman mereka atau bahkan mereka sendiri untuk belajar di kampus? Mahasiswa menjadi beringas karena dirasuki roh kepentingan tertentu dari luar kampus. Terlihat di acara televisi seorang mahasiswa sebagai organizer dan provokator tawuran mahasiswa mengakui bahwa ada pihak yang memberi dana puluhan juta untuk sebuah "event" tawuran. Jelas ada agenda kepentingan dari luar di sini, bukan kenakalan remaja!
Ikatan mahasiswa katakan himpunan mahasiswa Katolik, Kristen, Islam, Budha, Hindu, BEM, Forum Antar Kampus atau apa saja namanya, bisa dilihat jelas kemana ikatan itu berfusi ke suatu partai politik. Lagi-lagi roh kepentingan dari luar kampus telah merasuki mereka. Ada pihak ingin situasi ini terus berlangsung, karena mereka mencari dan meraup keuntungan dari ini. Mereka adalah yang merasuki, yang dirasuki, temannya yang merasuki, pembela yang kerasukan, media yang meliput kerasukan, dan banyak lagi. Sungguh, mereka menjadi hantu-hantu yang menyeramkan memburu keuntungan dengan memanfaatkan mahasiswa.
Ketika kampus kini tak lagi biru, para pejuang meradang meratapi penerusnya, rakyat kehilangan putera harapannya, rasa nasionalisme meleleh sirna, kepentingan kelompok mengkristal kuat menguasai kehidupan, serta suara lantang akademisi, elit dan pakar berkedok kepentingan pribadi menggema. Neraka apa lagi yang sedang terjadi di kampus kini! (Pulung)
-
3 comments:
Wah, ternyata Hisyam masih bisa mengingat banyak nama dari foto ini seperti:
1. agus asrosi
2. ponco
3. ichwan
4. paulo
5. agus
6. Suryadi
lain-lain antara ingat dan ngak ingat ngomong-ngomong siapa ja?
Sayange aku biyen kok gak ngerti yen Awakmu yo ning Solo. Padahal aku aktifis ning FH UNS karo M. Taufiq, karo wong Komunikasi Mas Alfian Muzani, sing waktu iku bareng dadi Wartawan Wawasan, Masa Kini.
Iyo Cak Bud, aku ndisik ning Solo awale manggon ning omahe Bulikku ning kulon perumahan rektor. Akhir kuliah aku yo tahu kos ning mburi Kampus lan kulon kampus.
Wektu itu aku kerep hubungan karo Tulus Sutopo. Kadang yo sok dolan ning omahe Tulus.
Koncone dewe sing ning FH UNS, Neni Lestari. Aku yo tau dolan ning kos-kosane.
Post a Comment