Keberadaan lelembut dipercaya sebagian masyarakat. Lelembut adalah makhluk halus yang konon memiliki komunitas, berbudaya, dan beranak-pinak di alam lelembut, seperti halnya alam kehidupan manusia. Dengan mata kasatnya manusia tak mampu melihat bangsa lelembut, demikian sebaliknya. Hanya manusia dan lelembut "pintar" yang bisa saling melihat. Bahkan ada manusia dianggap bisa berinteraksi, menikah dan memiliki anak dengan bangsa lelembut. Terlepas kontroversi alam perlelembutan, ini sekedar menulis ingatan pengalaman saat masih anak di kampung halaman Pakunden Blitar. (Foto: Pemakaman Umum, Trilara, Desa Blitar)
Salah satu jenis lelembut adalah Gendruwo. Dulu teman sepermainan saya diceritakan digondol Gendruwo. Seperti keseharian sepulang sekolah siang anak-anak bermain di luar rumah, halaman atau tegalan bersama teman lainnya. Menjelang maghrib kembali ke rumah masing-masing. Namun teman saya tidak kembali ke rumah setelah maghrib. Orangtuanya menanyakan ke teman dan tetangga tidak ada yang tahu keberadaannya. Sampai tengah malam tak kembali ke rumah, hingga esoknya orang kampung heboh bahwa teman saya hilang digondol Gendruwo.
Menjelang senja orang kampung sepakat bersama mencari teman yang hilang digondol Gendruwo. Seperti biasanya disiapkan alat bunyi-bunyian untuk menarik perhatian Gendruwo dan anak yang hilang. Ada yang membawa kentongan bambu, tompo, tampah, piring seng, dan lainnya. Tempat, sasaran dan jalur pencariannya ditentukan. Dipercaya Gendruwo mendiami dan menyembunyikan gondolannya di tempat-tempat sepi, rumpun bambu, pohon besar, pinggiran sungai, tegalan rimbun, dan areal pekuburan yang dipercaya sebagai pusatnya alam lelembut.
Puluhan orang bergabung dalami tim pemburu Gendruwo penggondol anak. Dimulai dari rumah anak yang hilang, tim menuju jalan setapak ke tegalan rimbun dan rumpun bambu. Sambil berjalan semua alat kentongan bambu, tompo, tampah, dan lainnya yang dibawa ditabuh. Walau suara tak begitu teratur, namun ada ritme bunyi mengumandang. Sesekali orang memanggil-manggil namanya. Konon saat Gendruwo dengar bunyi-bunyian dia berjoget dan melupakan anak yang digondol lalu melepasnya, hingga anak bisa dilihat dan ditemukan kembali oleh manusia.
Pencarian teman saya yang digondol Gendruwo tidak membuahkan hasil. Upaya diulangi esok harinya dan tetap tak ditemukan. Akhirnya pencarian dihentikan. Seminggu kemudian tiba-tiba teman saya pulang kembali ke rumahnya selepas maghrib. Keluarga dan para tetangga menganggap Gendruwo telah mengembalikannya. Selang beberapa hari teman saya bercerita selama dianggap hilang dia pergi dan menginap di rumah pamannya di luar kota. Anyway, kekinian perlu tetap waspada, lelembut dan Gendruwo juga ada di Facebook, Twitter, dan jejering sosial lain berpotensi menggondol anak. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)
-
No comments:
Post a Comment