Lembaran baru kehidupan kembali dimulai saat berganti tahun. Ini diibaratkan seperti membuka sebuah buku baru. Lembaran-lembaran di dalamnya masih kosong. Kemudian dituntut mengisinya dengan tulisan dan kata-kata kita sendiri. Buku yang demikian itu dinamakan sebagai "Kesempatan". Dan kesempatan pertama dimulai sejak hari pertama tahun baru. We will open the book. Its pages are blank. We are going to put words on them ourselves. The book is called Opportunity and its first chapter is New Year's Day (Edith Lovejoy Pierce). Pierce (1904-1983) adalah seorang penulis puisi dan aktivis perdamaian berasal dari Oxford, Inggris. (Foto: Kembang Api Tahun Baru)
Tahun yang lama itu telah berlalu. Biarlah masa lalu itu meninggalkan kita dan menguburkan diri dalam kematiannya sendiri. Kini waktu telah diambil-alih oleh Tahun Baru. Merenungi kehidupan tahun sebelumnya atau kemudian melupakannya, bahkan menguburnya dalam-dalam. Kemudian semangat baru lahir untuk mengemban tugas dan pekerjaan serta mengejar harapan dan kesempatan selama dua belas bulan berjalan. The Old Year has gone. Let the dead past bury its own dead. The New Year has taken possession of the clock of time. All hail the duties and possibilities of the coming twelve months! (Edward Payson Powell). Powel seorang jurnalis dan penulis di Florida, Amerika Serikat.
Setiap tahun baru kita diajak untuk menjadi orang yang lebih baik. Demikian juga seterusnya, tahun baru depannya lagi menjadi lebih baik lagi. Diingatkan agar selalu dan terus-menerus memerangi sifat-sifat buruk kita dan menggantikannya dengan sifat-sifat yang baik. Dan hidup rukunlah dengan tetangga. Dengan demikian diharapkan dari tahun ke tahun akan menjadi manusia yang lebih baik. Be always at war with your vices, at peace with your neighbors, and let each New Year find you a better man. (Benjamin Franklin). Franklin (1706-1790) adalah founding father Amerika Serikat.
Permasalahan dalam Tahun Baru bukan bahwa kita memiliki tahun yang baru. Tidak ada artinya angka-angka tahun yang berganti. Namun kita dituntut memiliki jiwa yang baru. Disini lebih dimaknakan bagaimana kita mampu mengubah jiwa menjadi baru untuk menyongsong harapan dan keadaan yang baru. Waktu telah berubah, demikian juga jiwa berubah menjadi baru. The object of a New Year is not that we should have a new year. It is that we should have a new soul. (G. K. Chesterton). Chesterton (1874-1936) adalah seorang jurnalis dan penulis dari Inggris.
Tahun baru selalu disimbolkan sebagai lahirnya harapan dan rencana baru. Harapan menuju kehidupan lebih baik. Rencana mengubah hidup lebih bermakna. Menanggalkan kehidupan yang kurang memberi manfaat. Seperti daun-daun terus bersemi menunaikan tugasnya berfotosintesa demi kelangsungan hidup tumbuhan. Agar tumbuhan bisa menyajikan kembangnya yang indah, buahnya yang lezat, batangnya yang kokoh, atau daunnya yang hijau; menebarkan manfaat bagi lingkungannya. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)
-
No comments:
Post a Comment