Thursday, December 24, 2009
Hari Ibu & Sarip Tambak-Oso
Friday, December 18, 2009
Nyalakan Nasionalisme Tugu Lilin
Pergerakan Boedi Oetomo lahir dari hasil pertemuan dan diskusi yang sering dilakukan oleh para tokoh pemuda di Jakarta. Mereka memikirkan dan membahas nasib bangsa pribumi yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa lain. Kemudian mereka mencari cara dan sarana untuk memperbaiki keadaan bangsa pribumi yang amat buruk dan diperlakukan tidak adil oleh penguasa kolonial. Sedangkan para birokrat (pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri dan jabatannya. Mereka justru mendukung pemerintah kolonial dengan menekan rakyat dan bangsa sendiri, dengan menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa kolonial.
Seabad lalu benih nasionalisme itu telah ditaburkan oleh para tokoh pemuda. Mereka telah menyulut api nasionalisme. Sekali tersulut, pantang untuk padam! Untuk itu, mereka membangun organisasi pemuda Boedi Oetomo tepatnya 20 Mei 1908 dengan pendirinya Dr. Soetomo. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional di negeri ini. Sedangkan Tugu Lilin itu menjadi simbol menyalanya nasionalime dengan semangat persatuan dan kesatuan Nusantara. Konon, saat berkesempatan berkeliling Nusantara, KRMH Woerjaningrat, penggagas pendirian tugu ini, selalu mengambil sejumput tanah di setiap daerah yang dikunjungi. Setiap jumput tanah dari seluruh daerah Nusantara dikumpulkan dan diletakkan di dasar pondasi tugu.
Untuk meresmikan tugu monumental ini Dr. Soetomo datang dari Jakarta ke Solo di tahun 1933 dan saat meresmikan berucap, ''Van Solo begin de vyctory" (Dari Solo kemenangan dimulai). Memang terasa ada semangat kemenangan kebangkitan nasional pada monumen berketinggian sekitar 8 meter itu. Tugu ini berada di halaman depan Sekolah Teknologi Menengah (STM) "Murni" Surakarta, di bawah naungan Yayasan Perguruan Murni, yang didirikan tanggal 19 Desember 1915. Dilihat dari tahun yang tertera, pendirian sekolah lebih dulu dari tugu nasionalisme ini. Seperti ada pesan jelas bahwa nasionalisme harus mulai ditanam dan dipupuk di sekolah-sekolah. Nasionalisme harus tumbuh kuat agar generasi bangsa mampu memaknai nasionalisme secara utuh. Lihatlah tiada negara besar dan maju, yang semangat nasionalisme bangsanya lemah dan terpecah!
Senyatanya cita-cita para pejuang kebangkitan nasional itu belum berhasil penuh. Di negeri ini masih terasa ada pribumi dinomor-sekiankan atau bahkan ada pribumi yang merasa tidak setara dengan bangsa lain. Di sektor industri, dagang, administrasi pemerintahan, dan perbankan, masih terlihat bangsa lain dilayani berlebih atau bahkan dipertuankan. Sulit dipungkiri, ini sisa pengaruh budaya stratifikasi sosial yang dulu diciptakan penguasa kolonial di negeri ini: Golongan I orang barat asing, Golongan II orang timur asing, dan Golongan III pribumi. Waktu itu, juga diikuti perbedaan hak dan kewajiban; superioritas orang asing dan inferioritas pribumi. Bukankah itu di era kolonial? Benar, kini stratifikasi sosial itu telah enyah dari negeri ini, bahkan juga di seluruh dunia. Ayo bangkit! (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com)
Thursday, December 3, 2009
Mengapa Mereka Maju?
Mereka meninggalkan dogma keyakinan dan memilih ilmu pengetahuan, walau kadang mereka harus mati karena pilihannya itu. Socrates (470-399 SM) yang dikenal sebagai bapak dan sumber ilmu etika atau filsafat dituduh oleh penguasa merusak generasi muda karena metode berfilsafatnya. Socrates adalah guru dari Plato (427-347 SM) filsuf besar dalam sejarah manusia. Socrates dihukum mati melalui proses peradilan resmi penguasa, dengan cara meminum racun sesuai keputusan pengadilan. Masih beruntung Aristoteles (384-322 SM) seorang filsuf besar mampu lari dari negerinya menghindari naas seperti Socrates. Walau akhirnya ia harus wafat di tempat pelariannya. Ia menulis berbagai ilmu Fisika, Metafisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, dialah orang yang pertama mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis.
Galileo Galilei (1564-1642 M) adalah astronom, filsuf, dan fisikawan yang berperan besar dalam revolusi ilmu. Dia memberi banyak sumbangan keilmuan dalam penyempurnaan teleskop, observasi astronomi, dan hukum gerak (dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai pendukung Copernicus mengenai konsep peredaran bumi mengelilingi matahari. Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan keyakinan gereja waktu itu bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Akibatnya Galileo dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja. Ia dihukum dengan pengucilan dalam tahanan rumah sampai meninggal dunia.
Sunday, November 8, 2009
Diorama Kehidupan
Diorama adalah gambaran kejadian atau keadaan yang diejawantahkan melalui bentuk tiga dimensi, patung serta seluk-beluk lain untuk menyerupai kehidupan dan lingkungan aslinya dengan skala yang sama atau berbeda. Umumnya diorama menggambarkan perjalanan manusia, tokoh, kejadian, keadaan, kehidupan, juga pemandangan untuk tujuan pendidikan, wisata atau hiburan. Diorama biasanya dipajang di museum, bangunan bersejarah, atau tempat wisata agar mampu memberi gambaran yang lebih nyata kepada pengunjung mengenai suatu obyek atau kejadian. (Foto: Galeri Etnik Tengger, Jatim Park)
Berbagai diorama gambaran kehidupan bisa dilihat di kompleks Galeri Etnik Nusantara, Jatim Park. Salah satunya adalah diorama kehidupan suku Tengger. Dimana terdapat beberapa orang duduk, dan diantaranya seorang pemuka spiritual dengan memakai udeng (ikat kepala tradisional), baju hitam dan kemben (sejenis sarung) batik. Sosok ini duduk bersila beralaskan tikar dengan tungku berisi arang bakaran kemenyan di depannya. Mereka berada dalam ruangan berdinding papan kayu di bagian bawah dan ayaman bambu di setengah bagian atasnya. Di galeri ini banyak diorama kehidupan lainnya.
Disetujui atau tidak, kehidupan itu senantiasa dinamis dan berubah-ubah, tidak statis dan mandeg. Kehidupan berubah juga karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang di berbagai aspek. Lihatlah dengan berkembangnya teknologi, berubah pula sistem komunikasi, rancang-bangun, produksi dan hasil budidaya manusia. Perubahan meliputi sisi fisik kehidupan serta sisi non-fisik berupa hubungan interaktif antar manusia serta tatanan kehidupannya. Termasuk pola pikir dan perilaku manusia sebagai makhluk hidup yang saling bersinggungan dan saling memberi dampak dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Karenanya kondisi dan bentuk kehidupan akan terus bertransformasi tiada henti, berubah dan berganti. Sebaiknya kita tidak selalu mengambil sikap pasif, defensif, berprasangka negatif atau curiga terhadap setiap perubahan yang terjadi terhadap manusia maupun aspek-aspek kehidupannya. Kita juga tidak harus berjuang menolak dan melawan setiap perubahan yang tidak disenangi. Justru kita harus berusaha agar arus perubahan itu mampu disaring dan dialirkan guna mengarahkan kehidupan menjadi lebih baik bagi umat manusia, lingkungan serta peradaban.
Biarlah setiap "diorama" kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu. Songsonglah hari esok yang datang, menjemput dan membawanya. Seperti malam yang membawa gelap dan siang dengan terangnya yang terus berganti. Hari demi hari pun bergulir dan tahun demi tahun selalu berjalan. Memang sesungguhnya perubahan tidak hanya bisa mengantarkan manusia pada kemajuan yang lebih baik, tetapi juga kemunduran yang tak disadarinya. Namun demikian tentunya rahasia Gusti Allah tetap akan tersembunyi tanpa mampu diketahui makhluk-NYA. Sang Maha Bijaksana akan tetap pada kehendak dan ketentuan-NYA atas kehidupan ini. (Pulung Chahyono; www.pulung-online.blogspot.com)
Friday, October 16, 2009
Kemana Si Rimbun Asam Jawa?
Thursday, October 1, 2009
Jangan Sedih Karena Miskin
Secara leksikal denotatif miskin adalah tidak berharta, serba kekurangan, dan berpenghasilan rendah. Orang disebut miskin jika dalam keadaan kurang makanan, pakaian seadanya, tidak bertempat-tinggal layak, tidak mampu bersekolah, serta kualitas hidupnya rendah. Orang umumnya cenderung memahami miskin secara materialistis, komparatif dan subyektif. Memang, miskin sering diartikan dari sudut pandang ekonomi dan sosial! Sehingga setiap daerah dan negara akhirnya akan berbeda ketika membuat ukuran kemiskinan. Bank Dunia pun mengelompokkan kemiskinan menjadi dua jenis dengan miskin absolut, dan miskin relatif karena ketegori miskin itu terpengaruh oleh waktu dan tempat.
Miskin sebagai definisi di atas bisa juga karena pilihan! Ya, pilihan karena budaya dan pemahaman hidup. Misal, sebagian suku Badui Arab lebih menyukai hidup di tenda (beit alsha'r) berpindah-pindah dengan unta dan domba ternaknya di padang pasir luas Arab, walau Raja Arab membangunkan rumah permanen. Sebagian suku di Papua, lebih menikmati hidup di rumah adat (honai) di pedalaman, meski Pemerintah Daerah memukimkan mereka di pinggir jalan dan kota. Seorang Siddhartha Gautama memilih hidup sebagai pertapa di hutan daripada gelimang kekayaan di kerajaan. Juga sebagian orang Jawa yang berprinsip urip sak madya, ora usah ngoyo, nrimo ing pandum, yang artinya hidup tidak harus berlimpah dan bergelimang harta.
Jika demikian, kenapa kemiskinan harus dipahami sebagai ketidak-mampuan dan hal yang memprihatinkan? Justru banyak orang yang dikategorikan berada di dalam "tirani" definisi miskin di dunia ini merasakan damai, tenang dan bahagia hidupnya. Bahkan dengan itu mereka menjadi lebih leluasa dan yakin bisa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, serta menjelajahi sejuknya keyakinan ruhaninya. Mereka demikian lebih bisa mengamalkan perbuatan baik dan bijaksana dalam kesederhanaan lingkungannya. Mereka lebih mampu menjernihkan pikiran dan menjauhkan diri dari keserakahan dunia.
Kalau toh material menjadi pertimbangan sumber definisi, sebenarnya hidup ini bagai roda berputar. Banyak orang miskin lalu menjadi kaya dan sebaliknya dalam sekejap tanpa bisa ditahan dan ditolaknya. "Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang Allah tahan, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Q.S. Faathir [35]: 2). Seluruh rejeki hamba berada di tangan Gusti Allah dan Dia telah mengatur semua itu dengan segala kebijaksanaan-NYA. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/, mitra_ulung@yahoo.com)
Tuesday, September 8, 2009
Kembang Api Ramadhan
Kembang api banyak dijual menjelang lebaran. Kembang api dinyalakan di malam hari sambil menikmati "kemenangan" setelah seharian puasa menahan lapar dan dahaga. Biasanya pada saat menjelang lebaran, semua anggota keluarga berkumpul saling bertukar cerita dan pengalaman sementara anak-anak riang merayakannya dengan menyalakan kembang api di halaman rumah. Banyak pedagang yang telah mulai menjual kembang api sebelum bulan awal Ramadhan. (Foto: Lapak penjual kembang api, sisi utara Aloon-aloon Blitar)
Selain untuk mainan, kembang api sering digunakan lebih spektakuler untuk seni pentas, perayaan, dan pesta religius dan kultural. Salah satu bentuk kembang api spektakuler adalah pesta kembang api. Kembang api bisa menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang. Dalam pesta kembang api, dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Meski sebagai mainan, kita perlu tetap berusaha agar anak bisa menikmati permainan kembang api tanpa terluka. Luka bakar umumnya karena percikan atau tetesan apinya. Kembang api yang dimainkan bisa membayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar! Berikut adalah petunjuk sederhana menghindari luka akibat permainan kembang api:
- Jangan membiarkan anak kecil menyalakan kembang api sendiri. Orang dewasa harus mendampingi, menyalakan dan, kalau harus dipegang tangkainya, membantu memegang tangkai kembang api. Ingatkan orang sekitar bahwa kembang api akan dinyalakan.
- Menyalakan kembang api dekat barang mudah terbakar sangat berbahaya. Nyalakan kembang api di halaman atau tempat terbuka yang luas. Sebisa mungkin kembang api tidak dipegang tangan saat menyala, tapi dikaitkan di dahan pohon, tiang atau pagar. Jaga jarak agar tidak terkena percikan api.
- Tangkai kawat kembang api yang baru padam masih panas. Jangan sampai tersentuh tangan atau terinjak kaki tanpa alas. Setelah dingin buanglah tangkai bekas dan bungkus kembang api di tempat sampah.
Memang bermain kembang api kini tidak hanya didominasi anak kecil namun juga orang dewasa sesuai jenis kembang apinya. Untuk tujuan permainan dan hiburan, puluhan jenis kembang api berbagai ukuran bisa didapatkan di pedagang kembang api pingir jalan. Diantaranya kembang api yang umum yaitu jenis percikan bertangkai, gasing, roket, kembang tetes, dan air mancur. Kembang api menjadi bagian yang selalu menyambut dan menyemarakkan bulan Ramadhan. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/)
Friday, September 4, 2009
Simbiosis Tahu Gejrot
Ternyata makanan khas daerah seringkali tidak rumit. Yang lebih berperan kreasi dan ide untuk mampu mempopulerkan makanan khas daerah. Pihak berperan termasuk pemerintah daerah dan masyarakatnya. Sesuai kapasitasnya mereka perlu promosikan masakan khas di daerahnya dulu. Ketika masakan daerah ini sudah memenuhi selera daerah, masakan ini akan terus digemari di daerahnya. Bahkan ketika seseorang keluar dari daerahnya, mereka akan tetap merindukan makanan daerahnya. Dan dipastikan selanjutnya, makanan ini akan mulai dikenal oleh orang-orang di luar daerah. Ketika itu orang-orang memahami bahwa masakan itu adalah khas daerah.
Tahu Gejrot khas Cirebon telah dikenal di luar daerahnya terutama di Jawa Barat dan Jakarta. Di Jakarta biasanya Tahu Gejrot dijual dengan menggunakan gerobak dorong atau gerobak becak. Mirip pedagang bakso atau rujak buah, para penjualnya bisa saja berkeliling atau mangkal di tempat tertentu. Gerobak Tahu Gejrot ini mudah dikenali karena di sisi gerobaknya biasanya terdapat tulisan "Tahu Gejrot Khas Cirebon". Dan tumpukan tahu-tahu gorengnya terlihat di bagian atas gerobak yang sisi-sisinya terbuat dari kaca. Pedagang Tahu Gejrot biasa ditemui di depan pasar, pertokoan atau bahkan gedung perbelanjaan modern.
Penjual Tahu Gejrot yang mangkal di tempat tertentu menyediakan beberapa kursi yang ditempatkan di depan dan samping gerobaknya. Penjualnya langsung mengirisi tahu goreng dan membuat bumbu tahu gejrot di papan sisi samping gerobaknya. Pembelinya hanya perlu menunggu sebentar penjualnya menyiapkan makanan ini. Memang bahan bumbu sederhananya telah disediakan untuk penyajian yang cepat. Para pembeli menikmati makanan tahu Gejrot dengan duduk di kursi yang ada. Setelah selesai makan Tahu Gejrot, pembeli tinggal membayar harganya dan juga sederhana.
Tuesday, August 25, 2009
Sang Pendiri Negeri
Kenanglah kuat mereka sebagai Bapak Pendiri Bangsa ini. Para Founding Father ini berperan penting dalam kemerdekaan negeri ini. Mereka memiliki peran berpengaruh dalam pembentukan sistem kenegaraan, sistem politik, tata pemerintahan. Mereka adalah patriot bangsa yang terlibat dalam penyusunan Undang-Undang Dasar Negara. Para pendiri negeri ini telah berfikir jauh ke depan bahwa negeri ini harus diatur berdasarkan hukum. Mereka mulai berpirah mulai dari Kongres Pemuda 1928 dan Sumpah Pemuda bertumpah darah satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, Indonesia! Mereka adalah lebih dari Pahlawan negeri ini.
Mereka tentu tidak muncul begitu saja. Jauh sebelum negeri ini merdeka, mereka adalah anak-anak muda bukan sembarangan yang bersumpah setia pada negeri ini. Lihatlah Soekarno yang waktu ini baru berumur 26 tahun telah duduk sebagai pimpinan Partai Nasional Indonesia (1927). Mohammad Hatta berumur 25 tahun mendirikan Perhimpunan Indonesia di negara Belanda. Mereka bahu-membahu mulai memperjuangkan harkat dan martabat negeri ini bersama pemuda-pemuda luar biasa lainnya. Mereka adalah pemuda-pemuda yang sebenarnya telah mampu memancarkan sinar kepahlawanannya. Mereka berpikir jauh seolah berhasrat kuat merengkuh kembali kejayaan negeri, seperti yang pernah ada dalam sejarah Nusantara.
Setelah melalui perjuangan panjang mereka termasuk melalui badan-badan yang ada waktu itu, lahirlah Pancasila, Pembukaan UUD dan Batang Tubuh UUD 1945. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) beranggotakan 21 orang yang mewakili semua suku negeri. Dengan diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, badan inilah yang mengesahkan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia. Bapak Pendiri Bangsa ini telah begitu taktis merancang suatu negeri indah nan makmur berlandaskan hukum bersama para pejuang-pejuang nusantara lainnya. Mereka adalah orang-orang yang sangat berperan dalam penyusunan sistem politik, pemerintahan dan perundang-undangan.
Para Pendiri Negeri ini berwawasan sangat luas ke depan. Pancasila dan UUD 1945 tidak pernah lekang tertinggal jaman. Pancasila memuat lima butir nilai hidup yang telah mengalami pemikiran panjang, dipahami dan diterima semua suku dan golongan. Undang-Undang Dasar (UUD) adalah hukum dasar yang berlaku di suatu negara. Undang-undang ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. (Wikipedia, bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Jangan pernah paksakan dasar-dasar negara itu diubah hanya untuk memuaskan ambisi satu generasi, apalagi kelompok. Demikian juga, semangat nasionalisme mereka jangan pernah lekang sedikitpun dari setiap hati anak negeri! (Pulung Chahyono)
Saturday, July 25, 2009
Senandung Alam Sang Legenda
Ada yang menarik dalam lagu puncak tangga teratas "Earth Song", yang biarlah untuk tulisan ini aku alihbahasakan menjadi judulnya "Senandung Alam" agar lebih dekat memahaminya. Senandung tentang kesedihan dan kepedihan alam mungkin tepatnya. Tentu saja menarik karena sebelumnya Jackson lebih banyak menulis dan menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan sosial dan kemanusiaan, seperti "We are the world" dan "Heal The World". Dan inilah satu-satunya lagu Jackson yang bercerita tentang kelestarian alam dan perlindungan binatang. Lagu yang bersenandung tentang binatang-binatang dibunuh demi kepuasan manusia. Senandung tentang pohon-pohon hutan yang ditebang karena keserakahan.
Disamping liriknya, tayangan video musik lagu "Earth Song" manambah miris hati yang melihatnya. Berlatar hutan tropis Amazon, terlihat kekejaman manusia terhadap binatang dimana gajah-gajah, ikan paus dan binatang lain dibantai. Pohon-pohon hutan dijarah tiada tersisa. Kemudian kekeringan melanda. Debu-debu berterbangan. Puing-puing yang terbakar. Asap menyelimuti. Seolah alam dan binatang itu sedang meradang dalam detik-detik kepunahannya. Bumi telah menjadi ladang pembantaian. Bumi telah berdarah-darah. Tidakkah kita merasakan sakitnya? Lihatlah apa yang telah kita lakukan terhadap bumi. Did you ever stop the notice. The crying earth the weeping shores.
Memang lagu ini telah menarik perhatian dunia, khususnya para pecinta alam maupun penyayang binatang. Lagu ini telah menuai penghargaan dari berbagai organisasi dunia di bidang pelestarian lingkungan dan binatang. Juga menerima nominasi Grammy Award 1997. Jackson menerima Genesis Award: 1995 Dorris Day Music Award, yang diberikan setiap tahun kepada mereka yang memiliki kepekaan terhadap kelestarian binatang. "Earth Song" telah menarik perhatian dunia tentang pengrusakan dan penghancuran alam sebagai akibat dari berbagai kegiatan manusia. (Writer of Negeria Exchange, 2008- Wikipedia, Free Encyclopedia). Dan banyak lagi prestasi lain lagu ini.
Diakhiri dengan khayalan menyejukkan dalam video musik lagu ini. Dengan efek multimedia canggih, seolah waktu itu bisa diputar balik. Ya, seperti menyiram butiran air dingin kedalam hati yang melihatnya. Menyejukkan hati setelah disuguhi gambaran-gambaran tragis kerusakan alam dan binatang. Seolah ingin melenyapkan rasa jengah dan miris yang timbul setelah melihatnya. Binantang-binatang kembali hidup. Kehancuran bumi berhenti dan alam pulih kembali. Pohon di hutan-hutan yang berdiri lagi. Hijau dan segar kembali. Seandainya bisa seperti itu, semua yang mati hidup lagi dan yang hancur pulih kembali. Sayangnya itu hanya khayalan! (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com)
Thursday, July 9, 2009
Mengenang Pasar Pahing
Kegiatan jual-beli sampai meluber ke jalan-jalan sekitar Prapatan Pasar Pahing, terutama hari Pahing yang menjadi namanya. Pinggir jalan barat perempatan pagi subuh menjadi tempat mangkal obrokan hasil bumi; bengkoang, ketela, nanas, rambutan, mangga, kelapa dari desa-desa barat Blitar. Pinggir jalan selatan perempatan pagi sekali juga sudah ditempati para penjual kayu bakar dan gulungan daun jati. Ya, dulu daun jati digunakan sebagai pembungkus barang dagangan dan makanan. Obrokan para penjual ayam, bebek, menthok ada di pinggir jalan utara perempatan. Para pembeli borongan langsung bertransaksi dengan penjual di tempat mangkalnya dan mereka menjualnya lagi di pasar lain dan kios mereka. Sedang pinggir jalan timur perempatan tempat bongkar-muat barang yang biasanya dijual di los-los pasar Pahing, yang umumnya dipasok dari arah timur pasar.
Di tengah pasar ada pohon beringin besar rimbun sekali. Kokoh berdiri, tepatnya sedikit ke arah sudut utara-timur areal pasar. Akar-akar tunjangnya sebagian terlihat di atas tanah, saling bertumpuk dan berjajar dari pangkal pohonnya menjalar ke segala arah, kemudian hilang menyusup masuk ke tanah. Akar-akar ini bak ratusan ular berbagai ukuran saling melilit mengarah dan menopang ke pangkal pohonnya. Dahan, ranting dan daun hijaunya menyebar luas ke semua sisi pohon sampai radius bermeter-meter. Ribuan julur akar gantungnya menjuntai dari dahan atas sampai permukaan tanah. Juntaian akar julurnya ini seperti tirai-tirai yang bisa disibak ketika kita melaluinya. Buah-buah kecil beringin yang berwarna merah kehitaman terlihat jatuh berserak diatas tanah bercampur dengan guguran daunnya yang telah kering.
Pohon beringin ini mampu membuat suasana teduh Pasar Pahing. Panas terik matahari dan derasnya hujan seolah tidak bisa menembus rimbunnya ranting dan daun Beringin. Enam orang yang saling bergandeng-tangan mungkin baru bisa melingkari penuh batang pohonnya. Jika sore menjelang, sekawanan demi sekawanan burung blekok terlihat terbang ke arah pohon ini, hinggap dan bersarang di dalam rimbunnya daun. Saat pagi umun-umun, burung-burung blekok terbang meninggalkan sarangnya menuju areal persawahan dan sungai untuk mencari makan. Tak ketinggalan, anak-anak riang bermain di bawah pohon Beringin sore saat pasar sepi. Mereka bermain ayunan dengan menggelayut di julur-julur akarnya. Burung-burung blekok dan anak-anak yang damai!
Mendekati malam, warung-warung nasi, tahu lonthong, wedang ronde, bakul soto, bakul kembang dan penjual rokok buka di dalam pasar. Mereka berjualan sampai hampir pagi. Para pedagang mainan anak kelilingpun banyak yang bermalam sekaligus membuat mainan di dalam los-los Pasar Pahing. Pasar selalu ramai dikunjungi orang-orang desa sekitar untuk menikmati makanan atau sekedar duduk-duduk. Mereka ngobrol dan berkelakar di warung-warung ini sampai kantuk. Juga becak banyak mangkal di perempatan Pasar Pahing. Seolah ramainya Pasar Pahing enggan berakhir, siang menyambung malam, kemudian menjelang pagi berganti pelaku jual-beli. (Pulung Chahyono; http://www.pulung-online.blogspot.com/; mitra_ulung@yahoo.com)
Thursday, June 18, 2009
Kumbakarna dan Patriotisme
Melalui dialog panjang penuh emosi antara adik dan kakak, antara raja dan begawan, akhirnya Kumbakarna bersedia menjadi panglima perang negara Alengka. Namun sang Begawan menyatakan kesediaannya ini tidak lain karena kecintaannya kepada negaranya. Kumbakarna pun akhirnya gugur bersama semangat patriotismenya membela negara Alengka yang terus digempur Pasukan Rama. Kumbakarna gugur bukan karena membela kakaknya Rahwana yang menculik Dewi Shinta, tetapi karena kecintaannya terhadap tanah tumpah darahnya. Dewa-dewi pun turun ke bumi menyambut arwah sang patriot ini dan menghantarkannya ke Swargaloka. Ini adalah kisah patriotis yang melegenda dalam kisah Ramayana.
Patriotisme ibaratnya tidak terpengaruh apakah pemimpin negaranya benar atau salah. "Right or wrong is my country". Patriotisme adalah kecintaan, kesetiaan, dan kebanggaan seseorang terhadap bangsa dan negaranya. Seorang patriot sejati akan menyatakan bahwa keutuhan bangsa dan negaranya adalah "harga mati". Ini tidak bisa ditawar! Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti jiwa atau semangat kepahlawanan. Seorang patriot memiliki sikap berani dan rela berkorban demi bangsa dan negara, sebagai martir pembela tanah air. Pengorbanan harta-benda dan jiwa-raga, segalanya.
Sepanjang masa perang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, para patriot pahlawan negeri ini juga telah rela mengorbankan jiwa dan raganya demi cintanya pada tanah air. Patriotisme mereka menembus batas-batas kedaerahan, adat-istiadat, pandangan serta keyakinan. Para patriot ini terbakar rasa cintanya pada negeri dan rela berkorban demi terbebasnya negeri dari cengkeraman kolonial. Meski hanya berbekal bambu runcing, mereka berani menyongsong ganasnya mesiu dan dentuman meriam. Mereka rela berjuang, bergerilya, berjalan dari dusun ke dusun, dari hutan ke hutan berbulan-bulan. Demi negeri tercinta!
"Manakala suatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan." (Wikiquote: Soekarno, Pidato di BPUPKI, 1 Juni 1945). Kini patriotisme tidak harus dimaknai dengan darah dan perang semata. Patriotisme juga bisa diejawantahkan melalui perjuangan intelektual dan diplomasi. Bahkan di era maju ini makna patriotisme semakin berkembang dan bisa diartikan sebagai kerelaan dan kesetiaan terhadap kedermawanan dan kemanusiaan; memberi amal bantuan, mengkritisi ketidakadilan, keberanian menyelamatkan orang lain, menolak kesewenang-wenangan, dan semangat membangun negerinya, bisa diartikan sebagai tindakan "patriotis". Perang adalah jalan terakhir, Bung! (Pulung)
Monday, June 8, 2009
Jangan Seperti Lalat
Itulah pesan spiritual yang disampaikan KH. Duri Ashari, seorang ustadz terkenal dari Semarang, yang saya simak sekitar awal tahun ini di suatu acara tausiah sersan (serius tapi santai) di markas KBIH Mandiri, daerah Sumber, Solo. Sebagai pelengkap, Beliau juga menambahkan nasehat metafor serupa lainnya "Uripo koyo jeruk iso didum kanggo wong akeh lan ora nyereti ning gulu" (Berusahalah untuk hidup seperti buah jeruk, bagian-bagiannya bisa dibagi ke orang banyak, dan tidak membuat tenggorokan seret). Maknanya serupa, yaitu hidup harus bermanfaat bagi orang banyak dan selebihnya harus ikhlas; disini dikiaskan agar tidak membuat tenggorokan seret dan sulit ditelan.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyatakan "Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain". Dan ini pula yang selalu dicontohkan dalam kehidupan Kanjeng Nabi bahwa sebagai manusia harus memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi orang lain. Inilah hebatnya pesan-pesan Kanjeng Nabi selalu memuat nilai spiritual universal. Pesan-pesan dunia sepanjang masa! Sampai kapanpun, siapapun orangnya di dunia ini perlu meneladani dan melakukan nilai universal ini. Namun hanya orang-orang yang telah tercerahkan dan penuh kasih pada sesamanya yang mampu dan tergerak melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia lain. Apakah dia orang miskin, orang kaya, pejabat, artis, pelajar, karyawan, wiraswastawan, dan sebut saja yang lainnya. Memberikan manfaat sesuai kapasitasnya, bukan malah menyusahkan orang lain atau mengambil hak-hak orang lain!
Ada dua kata kunci dalam frasa "bermanfaat bagi manusia lain" yang perlu diperjelas; "bermanfaat" dan "manusia lain" sebagai predikat dan obyeknya. Kata "bermanfaat" tidak bisa dipahami sebagai memberi sesuatu berupa material saja, tetapi juga mencakup immaterial. Ya, kedua-duanya, bisa berarti memberi manfaat berupa barang, tenaga, pikiran, semangat dan pengetahuan. Sedangkan kata "manusia lain" juga harus dipahami baik secara langsung maupun tidak langsung. Artinya memberikan manfaat secara langsung kepada manusia itu sendiri dan juga secara tidak langsung dengan menciptakan kondisi dan lingkungan yang bisa bermanfaat bagi manusia lain. Memang demikian, harus memahami maknanya secara menyeluruh.
Saya melihat masih semakna dan lihatlah contoh pengejawantahannya. Kesuksesan dalam hidup ini tidaklah bergantung pada apa yang anda dapatkan dalam hidup ini, namun bergantung pada apa yang anda perbuat bagi orang lain. "Success in life has nothing to do with what you are going in life or accomplish for yourself. It’s what you do for others" (Danny Thomas). Danny Thomas adalah seorang penyanyi, komedian, MC dan artis film terkenal di Amerika (1914-1991). Dia lahir di daerah peternakan kuda di Michigan dari keluarga imigran asal Libanon. Thomas mendirikan St. Jude's Research Hospital, sebuah rumah sakit yang didedikasikan untuk menyembuhkan penyakit anak-anak dan dibuka tahun 1990 di Memphis, Tennessee. (Pulung)
Tuesday, June 2, 2009
Equality Before the Law
Di beberapa negara, pembuat hukum dan penegak hukum di tangan yang sama. Di negara Inggris kekuasaan untuk keduanya dipisahkan. Parlemen membuat hukum. Pemerintah mengelola negara sesuai ketentuan hukum. Dan jika ada individu atau pejabat negara diduga melanggar hukum maka hakim yang memutuskan apakah benar hukum telah dilanggar, menetapkan sanksi dan tindakan perbaikan. Hakim di negara ini diangkat oleh Independent Appointment Committee. Mereka melakukan tugas sesuai sumpah. Mereka memperlakukan setiap orang sama. Hakim tidak terpengaruh oleh harapan pemerintah, dan tidak ada pejabat yang berani mempengaruhi hakim dalam memutuskan perkara. Setiap hakim independen secara individual, dan Hakim Agung pun tidak bisa mengarahkan hakim lain dalam memutuskan perkara.
Hukum di negeri Inggris dibuat berdasarkan nilai-nilai universal toleransi, keterbukaan, persamaan dan saling menghargai. Setiap orang yang datang ke hadapan hukum di negara ini akan menerima perlakuan yang sama dalam penerapan hukum. Hakim akan memperlakukan semua pihak yang berperkara dengan cara yang sama. Tugas hakim adalah menerapkan hukum, tanpa mempertimbangkan apakah dia setuju atau tidak dengan hukum tersebut. Justru di negara ini, pertanyaannya sudah bukan lagi "Apakah hakim memperlakukan setiap orang sama?", tetapi "Apakah hukum memperlakukan setiap orang sama?". Memang hukum cenderung merefleksikan motif, keinginan, keyakinan, perilaku dan prasangka atau kurangnya prasangka dari pihak pembuat hukum. Demikian juga Parlemen cenderung menetapkan hukum yang mencerminkan perilaku dan keinginan mayoritas.
Dalam hal agama, di negara Inggris setiap orang bebas menunaikan ibadah agamanya. Terdapat sekitar 1,6 juta umat Muslim hidup di negara Inggris. Mereka menjadi bagian penting dan bernilai dalam masyarakat Britania. Mereka terwakili dengan baik dalam kelompok masyarakat, diantaranya melalui Muslim Council of Britain. Mereka memiliki tujuan membangun hubungan masyarakat yang lebih baik dan bekerja demi kebaikan bersama dalam kesatuan masyarakat. Juga di London Muslim Center ini mereka bertujuan membangun hubungan antar agama dan kohesi masyarakat, salah satunya. Di negara Inggris sudah ada 3 Bank Islam yang disetujui Financial Services Authority untuk melakukan usaha berdasarkan hukum Syariah. Sejumlah sukuk juga telah dijual di Bursa Saham London. Bahkan bulan Mei 2008 di negara Inggris ada perusahaan asuransi Islam atau “takaful” provider yang mulai beroperasi dan ini adalah pertama di benua Eropa.
Tulisan ini saya cuplik dari teks pidato Lord Phillips, Hakim Agung, England and Wales, yang aslinya 10 halaman. Saya menemukan teks pidato ini saat saya berselancar di dunia internet www.judiciary.gov.uk. Banyak makna yang bisa dipetik, terutama bagi negara penganut model pemerintahan negara demokrasi "trias politica" dimana kekuasaan dibagi menjadi eksekutif, legislatif dan yudikatif. Masing-masing kekuasaan ini dipisahkan dan independen di bidang tanggungjawabnya masing-masing. Terutama lembaga yudikatif adalah benar-benar independen untuk melindungi hak dan kebebasan setiap warga negara. Setiap orang sama dimuka hukum! Sampai disini, cobalah tengok sistem peradilan di Indonesia. (Pulung)
Thursday, May 21, 2009
Kali Lahar, Riwayatmu Dulu
Cerita kali Lahar seakan sulit dipisahkan dengan cerita gunung Kelud dan letusan laharnya. Seperti cerita gunung Kelud yang memuntahkan lahar panas, awan panas, pasir dan debu vulkanik di tahun-tahun lalu, kali Lahar pun juga menjadi cerita turun-temurun. Termasuk cerita kecemasan warga masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran kali jika gunung Kelud meletus. Seperti beberapa waktu yang lalu dinyatakan ada peningkatan aktifitas gunung Kelud, para warga sekitar bantaran kali Lahar menjadi orang yang paling mewaspadai dan diwaspadai keselamatannya. Mereka masuk dalam daftar orang yang akan dievakuasi jika lahar benar terjadi. Kewaspadaan letusan gunung Kelud tentunya juga diperhitungkan dan disampaikan kepada semua warga Blitar pada umumnya.
Saya pernah dengar cerita cukup menegangkan tentang kali Lahar. Dan cerita menegangkan ini biasanya berulang saat obrolan-obrolan panjang warga ketika gunung Kelud diberitakan akan meletus. Walau kadang letusan tidak benar terjadi kemudian, atau hanya issue insidentil antar warga masyarakat. Kadang hanya karena cuaca sangat panas orang akan bilang: "Wah sumuk puanas, jangan-jangan gunung Kelud akan meletus." Mungkin saja, karena mereka belajar dari pengalaman letusan sebelumnya. Diceritakan bahwa letusan gunung Kelud tahun 1951 dan 1966 telah memakan banyak korban jiwa terutama di sekitar bantaran kali Lahar. Korban manusia itu bergeletakan atau bahkan tersangkut pepohonan di sepanjang pinggiran kali Lahar. Konon juga banyak korban ditemukan di daerah luberan lahar dari kali Lahar.
Sembilan belas tahun lalu, tahun 1990, saya menyaksikan ganasnya letusan gunung Kelud. Akibat letusannya, berjuta-juta meter kubik pasir dihamburkan dari kawahnya ke langit, melayang dan jatuh menutupi tebal atap-atap rumah, halaman dan jalan sampai radius puluhan kilometer. Pasir memang tidak lepas dari setiap letusannya. Dari dalam kawah gunung Kelud, pasir juga terus terbawa air ke sepanjang sungai. Banyak warga sekitar bantaran kali Lahar bermata pencaharian sebagai pencari pasir untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya. Mereka membawa cikrak bambu dan menyelam sejenak ke dasar sungai, dan ketika muncul ke permukaan cikrak mereka telah penuh pasir. Dan pasir dari cikrak demi cikrak mereka kumpulkan di gundukan pasir pinggir kali. Para lalu-lalang di atas jembatan kali Lahar Pakunden dulu bisa dilihat sebagian kegiatan warga yang mencari pasir ini.
Bersama teman-teman sekolah dasar saya dulu kadang ke kali Lahar untuk mandi dan ciblon saat terasa gerah di musim panas. Selepas pulang dari SDN 1 Blitar berjalan lurus ke arah Timur, ke Blitar Pojok kita menyebutnya. Kemudian menuruni lereng sungai dan mandi di aliran kali atau di belik, sumber air kecil di pinggir sungai. Masih bening sekali air kali Lahar waktu itu. Karena beningnya biasanya kita mengumpulkan batu berwarna dan berbentuk bagus dari dasar sungai. Juga menangkap kroco, sejenis siput kecil yang terlihat jelas saat merambat di dasar sungai. Mencari ikan dengan newu dan gogo, cara sederhana menangkap ikan dengan tangan. Biasanya dapat ikan cethol, cengor atau wader kecil, atau ikan kecil berwarna-warni. Kemudian ikan-ikan ini dimasukkan ke kantung plastik bekas diisi air untuk dibawa pulang, dan kemudian dipelihara di bak air jamban di rumah. Itu dulu! (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com; mitra_ulung@yahoo.com)
Thursday, May 14, 2009
Problem Can Be Asset
Masalah (problem) adalah sesuatu yang menghambat atau menjadi ganjalan dalam mencapai tujuan, cita-cita atau sasaran yang diinginkan. Sesuatu hal yang belum terselesaikan. Dalam arti luas, masalah adalah segala sesuatu yang dianggap berbeda secara signifikan antara kenyataan yang ada dengan keadaan yang diharapkan. Setiap masalah memerlukan penyelesaian. Waktu diperlukan untuk menyelesaikan masalah, tergantung dari tingkat kerumitan masalah. Penyelesaian masalah memerlukan proses pemikiran. (Wikipedia, the free encyclopedia).
Setiap manusia berbeda masalahnya. Demikian juga cara memadang masalah, setiap manusia bisa berbeda dalam memahami dan memaknai masalah yang beragam jenis, sifat dan lingkupnya. Mereka bisa berbeda dalam menganggap masalah apakah sederhana/rumit, biasa/luar biasa, berat/ringan, gampang/sulit, besar/kecil, dan pribadi/umum. Sumber masalah mungkin dari faktor internal manusia itu sendiri, eksternal, atau gabungan daripadanya. Manusia tentunya akan berupaya menyelesaikan masalahnya dengan caranya yang berbeda-beda pula, sesuai lingkungan dan hasil yang dikehendaki. Bisa saja seseorang menggunakan cara tradisional, kekeluargaan, pendekatan budaya, religius, pemikiran rasional, sistematis, atau teknik-teknik penyelesaian masalah (problem solving techniques) terkini.
Ada suatu cerita. Seorang lelaki muda tiba-tiba berkata "Saya menghadapi masalah", sambil mendatangi Dr. Norman Vincent Peale di Fifth Avenue, New York, kemudian merangkulnya seraya memohon, "Dr. Peale, tolong bantu saya. Saya tidak dapat mengatasi masalah saya yang terlalu banyak." Dr. Peale berkata, "Bukankah kita telah membicarakan masalah anda. Bila anda melepaskan rangkulan anda, saya akan menunjukkan suatu tempat dimana orang-orang yang tidak memiliki masalah." Laki-laki muda itu menanggapi, "Jika anda dapat menunjukkan tempat itu, saya bersedia mengeluarkan biaya berapapun untuk kesana." Dr. Peale berkata, "Setelah melihat tempat itu, anda pasti tidak ingin ke sana lagi. Tempat itu hanya berjarak dua blok dari sini." Kemudian, mereka berdua berjalan ke tempat pemakaman Forest Lawn dan Dr. Peale berkata, "Lihat, sekitar 150.000 orang tinggal di sana. Saya mengetahui tidak ada satupun dari mereka yang memiliki masalah." (“Dare To Win”, Jack Canfield and Mark Victor Hansen)
Ini salah satu cerita favorit dari Dr. Norman Vincent Peale, seorang penulis terkenal dan pencetus teori "berpikir positif" dari Amerika Serikat. Saya mengingat cerita bagus ini walau saya membacanya sekitar sepuluh tahun lalu, karena bisa memberi inspirasi bahwa manusia hidup dengan masalah itu sebenarnya bersifat alamiah. Masalah adalah tanda kehidupan. Saat memiliki dan menanggapi masalah, sebaiknya bersyukur dan berpikir positif. Karena dengan masalah membuktikan bahwa seseorang masih hidup dan masih berfungsi sebagai manusia. Beberapa orang berpendapat bahwa sesungguhnya cara yang terbaik untuk menilai seseorang adalah berdasarkan ukuran seberapa banyak masalah yang dihadapi.
Justru masalah bisa dijadikan aset! Aset yang harus diperlakukan, ditangani dan diselesaikan dengan tepat, memuaskan dan menyenangkan berbagai pihak. Sebagai aset untuk bisa menunjukkan identitas pribadi seseorang dan berlatih selalu menyelesaikannya dengan pertimbangan intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Harus diyakini bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, dan Gusti Allah tidak akan membebani manusia dengan cobaan masalah yang melebihi kemampuannya. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com; mitra_ulung@yahoo.com)
Tuesday, May 5, 2009
Indahnya Perbedaan
Perbedaan adalah kodrat alam. Perbedaan muncul mulai pribadi, keluarga, kelompok, suku, ras, dan bangsa. Perbedaan akan selalu ada dalam ekonomi, politik, agama, sosial dan budaya. Dan perbedaan pasti akan ada karena pengaruh kekayaan alam, cuaca, geografi, dan topografi. Kita pasti berbeda karena keturunan, status ekonomi, jabatan, golongan dan kepentingan. Namun kadang perbedaan ini dikemas dalam bentuk kekuasaan, kekuatan dan dominasi sehingga yang berkuasa, kuat dan dominan berusaha menguasai, melindas dan mendominasi mereka yang berbeda.
Perbedaan adalah anugerah ciptaan-NYA! Kita harus bercermin dari runtuhnya berbagai peradaban dunia karena pertentangan perbedaan yang terjadi dalam sejarah manusia. Kita harus memahami bahwa memang kita tidak sama, dan tidak harus sama! Disamping pemahaman kodrat perbedaan hardware manusia, yang penting juga perbedaan software manusia; pikiran, pendapat dan keyakinan. Bahkan para pendiri negara inipun justru merumuskan perbedaan ini sebagai potensi bangsa dalam slogan yang dicengkeram Burung Garuda, Lambang Negara: "Bhinneka Tunggal Ika" (berbeda-beda dalam kesatuan). Dalam arti luas tentunya slogan ini harus dipahami sebagai kebhinekaan yang mencakup hardware dan software manusia.
Saya bersyukur bisa mencicipi dan melihat indahnya perbedaan. Dimana berbagai suku dan ras manusia saling mengenal dan bekerja bersama di Tembagapura. Mereka dari suku-suku setempat baik suku pantai maupun gunung, suku-suku pendatang dari berbagai kepulauan Nusantara, dan bangsa-bangsa dari berbagai negara dan benua. Berusaha saling mengasah kepekaan lintas budaya (cross cultural sensitivity) agar terbebas dari prasangka (prejudice) dan prakonsepsi (preconception) terhadap budaya lain. Saling toleran, memahami dan menghargai keberagaman tradisi, adat dan budaya masing-masing. "Tolerance, inter-cultural dialogue and respect for diversity are more essential than ever in a world where peoples are becoming more and more closely interconnected." (Kofi Annan, Former Secretary-General of the United Nations)
Manusia memang diciptakan berbeda-beda bangsa dan suku. "Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal." (Q.S. Al Hujurat [49]:13). Perbedaan adalah anugerah indah yang diciptakan Gusti Allah. Seandainya semuanya sama, tentu dunia ini akan membosankan. Dan Gusti Allah memerintahkan semua manusia ciptaan-NYA untuk saling mengenal. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang menjalankan perintah-NYA. (Pulung)
Monday, April 13, 2009
Hamemayu Hayuning Bawono
Secara literal Hamemayu Hayuning Bawono berarti menjaga bumi tetap indah (hayu) dan makmur (rahayu). Secara kontekstual adalah sikap dan perilaku manusia yang selalu mengutamakan keseimbangan dan keserasian antar sesama manusia maupun dengan alam. Hamemayu Hayuning Bawono juga mengandung makna pesan spiritual agar manusia selalu memelihara, melindungi, menjaga keseimbangan serta kelestarian alam, dan secara implisit dalam kata hamemayu bahwa manusia tetap bisa memanfaatkan alam dan berinteraksi aktif dengannya tanpa harus mengorbankan alam itu sendiri.
Pedoman hidup ini selalu ditanamkan oleh leluhur ke anak-cucunya. Para orangtua leluhur mengajari menanam tumbuhan bermanfaat di pagar dan batas tegalan bukan tembok tinggi, memelihara tanaman sayuran di pekarangan bukan mengecornya dengan semen, menanam pohon kayu "taun" keras tidak menebang dan menjual habis ke penggergajian kayu, menjaga sungai tidak membuntunya dengan sampah, menyapu jalan depan rumah di pagi buta agar bersih dan nyaman bagi pengguna jalan, dan "mengeramatkan" (untuk menjaga) sumur dan sumber air bukan mengotori dan mengeringkan sumber kehidupan ini. Mungkin ini terdengar aneh sekarang.
Ketika manusia senantiasa menjaga keseimbangan alam dan memelihara lingkungannya, maka alam dan lingkungannya pun akan menjadi tetap indah dan lestari. Alam yang indah dan lestari akan memberikan keselamatan serta kemakmuran bagi penghuninya karena alam akan memberikan yang terbaiknya. Manusia akan hidup tenteram, tidur dan bagun dalam kenyamanan, mendapatkan air bening, makanan dan buah-buahan yang segar berlimpah, membangun keluarga dalam keteduhan, membesarkan anak keturunan dengan selamat, serta berhubungan dengan manusia lainnya dalam kedamaian.
Falsafah hidup leluhur Hamemayu Hayuning Bawono bermakna spiritual tinggi dan sarat dengan pesan keharmonisan manusia dan alam, sebagaimana juga dalam ajaran agama dan budaya yang luhur. Jika ini terwujud, tiada lagi petaka dan bencana. Semua petaka dan bencana alam tidak pernah akan menyentuh kehidupan manusia. Sungguh, alam yang indah dan seimbang inilah yang senantiasa wajib dipelihara dan dijaga manusia. Kalau tidak? Alam sendirilah yang akan memaksa menyeimbangkan dirinya yang seringkali lebih menyengsarakan manusia itu sendiri! (Pulung)
Wednesday, April 8, 2009
Oleh-oleh Khas Blitar
Rasa wajik ini manis legit dan butiran ketannya terasa “klethik-klethik” waktu dikunyah. Mungkin inilah yang menjadi alasan kenapa wajik ini dinamakan wajik klethik. Cara pembuatan wajik klethik tidak berbeda dengan wajik yang diproduksi di daerah lain. Bahan dasarnya adalah ketan, gula jawa, kelapa parut, dan untuk pengharum rasanya bisa digunakan jahe, vanilla, daun pandan atau lainnya. Semua bahan wajik dicampur, direbus dan diaduk sampai matang. Adonan wajik yang telah matang lalu didinginkan, dipotong dan dibungkus.
Kekhasan Wajik Klethik Blitar ini lebih lengkapnya adalah Wajik Klethik Bungkus Klobot. Potongan wajik memiliki panjang +6 cm, lebar +3 cm dan tebalnya +2 cm. Selanjutnya wajik dibungkus dengan klobot (bungkus buah jagung) yang telah dibersihkan dan dirapikan sedemikian rupa sehingga berwarna krem cerah. Setiap bungkusan wajik diberi merek pembuat, dijahit dengan benang, dan direnteng dengan bungkusan wajik lainnya. Bungkus klobotnya kemudian dirapikan bagian pinggirnya. Satu renteng berisi lima bungkusan wajik klethik.
Oleh-oleh biasanya diberikan oleh seseorang setelah melakukan perjalanan kepada sanak keluarga, teman sekerja, tetangga, rekan usaha, teman sekelas, atau orang yang memiliki hubungan sosial lainnya. Oleh-oleh diberikan karena memiliki ciri khas daerah tertentu, memiliki keunikan, daya-tarik, kualitas bahan yang baik, harga relatif terjangkau serta mudah dibawa. Oleh-oleh bisa berupa hasil bumi, produk makanan, hasil pabrikan, atau kerajinan tangan khas daerah.
Sebenarnya bukan masalah berapa mahal oleh-oleh yang kita berikan, namun lebih banyak makna dibalik oleh-oleh tersebut. Oleh-oleh bisa menunjukkan bahwa kita masih memikirkan mereka saat kita sedang di tempat jauh. Oleh-oleh merupakan wujud bahwa kita ingin memberikan sesuatu yang bisa dikenang. Juga, oleh-oleh adalah sebagai tanda kasih kepada orang yang diberi. Atau bisa saja sebagai rasa bangga bahwa kita berasal dari daerah yang memiliki kreasi oleh-oleh khas. Memang ada makna yang begitu luas dan indah tersimpan dalam pemberian oleh-oleh, termasuk yang lebih utama adalah mempererat jalinan tali ukhuwah kita. (Pulung)
Thursday, April 2, 2009
Dust in the Wind
Pesan-pesan spiritual universal seringkali juga didendangkan lewat lagu. Lihatlah lagu "Dust in the Wind". Lagu ciptaan Kerry Livgren ini dinyanyikan pertama kali tahun 1977 oleh sebuah kelompok musik rock progresif "Kansas" Amerika. Di awal tahun 1978, lagu ini menjadi salah satu lagu top hit di sana. Selanjutnya lagu ini mendunia dan dinyanyikan oleh kelompok-kelompok musik terkenal lainnya. Lagu bermelodi slow rock dengan lirik melankolis ini sepertinya telah menjadi lagu kenangan sepanjang masa, sampai kini.
Sekilas terjemahan bebas rangkuman lirik syairnya "Kita semua hanyalah seperti debu yang berterbangan di udara, seperti setetes air di lautan luas tak bertepi. Tiada sesuatupun yang kekal. Tidak bisa ditolak, semuanya pasti akan hancur kembali ke tanah. Dust in the wind, all we are is dust in the wind 3X".
Memang manusia ibarat hanya debu yang bertebaran di bumi. Bahkan bumi inipun ternyata berukuran kecil dibanding planet lain di dalam tata surya (solar system). Tata surya ini juga terlihat kecil terletak di tepi tata bintang Bima Sakti (galaxy of Milky Way). Tata bintang inipun hanya seperti spiral kecil di antara kelompok galaksi (group of galaxy). Kelompok galaksi ini hanya salah satu bagian dalam gugusan galaksi (megaparsec). Dan gugusan galaksi ini merupakan satu dari sekian gugusan galaksi yang ada di dalam gugusan super (superclustter) yang ada di jagad raya yang tiada bertepi. Sungguh besar jagad raya ciptaan-NYA.
Juga tiada sesuatupun yang kekal. Manusia ibarat hanya mampir ngombe (hanya sebentar hidupnya) di bumi ini. Manusia pasti akan mati, jasadnya akan hancur kembali ke tanah. Ruh manusia akan kembali ke hadirat penciptanya, Sang Sangkan-Paraning Dumadi, Gusti Allah. "Dan bahwa kepada Tuhanmu (akhirnya) kau kembali" (Q.S. An Najm [43]: 14). Ini tidak bisa dihindari, ditangguhkan atau ditolak jika waktu yang telah ditentukan-NYA tiba. (Pulung)
Thursday, March 12, 2009
Potong Rambut Mastrip
Di pinggir selatan jalan Mastrip, selain kios potong rambut juga berjajar kios kacamata, kios helm, kios majalah, dan lainnya. Tetapi dapat dipastikan kios potong rambutlah yang terbanyak dibanding kios-kios sejenis lainnya. Sejak sekitar jam 9 pagi hingga jam 5 sore kios-kios potong rambut ini buka melayani para pelanggan yang membutuhkan jasa potong rambut. Pelanggannya mulai dari usia anak-anak sampai dengan kakek-kakek. Mulai dari yang berjalan kaki, naik becak, sepeda pancal, sepeda motor sampai yang naik mobil. Pelanggan laki-laki yang kesini.
Meski belum ada lembaga survei yang telah melakukan penelitiannya, mungkin bisa dikatakan sebagian besar laki-laki kota Blitar pernah potong rambut disini. Paling tidak satu kali. Rasanya belum lengkap sebagai warga kota Blitar kalau belum pernah potong rambut disini. Saya dan anak-anak saya telah beberapa kali potong rambut disini. Mulai dulu sejak ongkos potong rambutnya sekitar 2000 rupiah sampai sekarang 5000 rupiah.
Dibanding dengan di Salon Rambut atau mungkin Barber Shop yang ada, potong rambut di kios ini lebih murah, santai dan membumi. Dan tidak harus menunggu antrian lama, karena pelanggan bisa memilih kios potong rambut yang sedang tidak ada pelanggan atau yang antriannya sedikit. Apalagi setiap kios rata-rata terdapat lebih dari satu orang tukang potong rambut. Waktu potongnya pun juga tidak membutuhkan waktu lama karena para tukang potong rambut disini sudah sangat terbiasa melakukan potong rambut dengan berbagai model yang diminta pelanggannya.
Ada hal-hal yang menarik di kios-kios potong rambut disini yang tidak didapatkan di Salon atau Barber Shop. Sambil potong rambut pelanggan bisa ngobrol apa saja dengan dengan tukang potong rambutnya. Mulai dari ngobrol masalah sepakbola, lalu-lintas, berita yang lagi "in" di televisi, harga sembako, pemilu atau apa saja, tukang potongnya akan bisa melayaninya. Dan yang paling menarik adalah selesai potong rambut, pelanggan mendapatkan pijatan di kepala, leher dan pundak. Pijatan ini membuat pelanggan segar kembali, mengusir rasa ngantuk yang timbul saat potong rambut. Sehingga ketika kembali kerumah, pelanggan bisa mengemudikan kendaraan dengan segar dan selamat. (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com; mitra_ulung@yahoo.com)
Tuesday, March 3, 2009
Wisata Hutan Pantai
Obyek wisata Pantai Ayah adalah arena yang sangat menyenangkan untuk dinikmati dan dijelajahi karena merupakan perpaduan antara wisata hutan dan wisata bahari. Lewati jalan buatan di atas air demarga. Telusuri hutan dengan berbagai tumbuhan lokal dan luar negeri. Nikmati sejuknya taman. Sesekali berhenti sejenak di tempat istirahat yang ada. Bersantai di arena bermain anak. Singgahi kios-kios souvenir yang menawarkan aneka kerajinan. Penjual mainan anak ikut meramaikan suasana, juga penjual keong dan ikan hias.
Pemandangan alam perbukitan, hutan dan pantai yang mempesona dengan hamparan pasir yang luas, landai dan bersih. Kuda sewaan siap dinaiki dituntun pemiliknya bila ingin menyusuri indahnya pantai dengan berkuda. Anak saya terlihat gembira sekali ketika diajak naik kuda. Jika ingin menyusuri pemandangan pinggir pantai ada perahu yang siap disewa. Sungguh ini tempat wisata yang cerdas, rekreatif, lengkap dan terpadu.
Jika ingin menikmati suasana malam di Pantai Ayah ada guest house yang dikelola oleh pihak Perhutani. Ini akan lebih melengkapi wisata dan petualangan kita. Saat senja bisa menikmati indahnya sinar temaram matahari yang perlahan mulai tenggelam turun ke permukaan air laut.
Fasilitas lainnya ada area perkemahan, tempat parkir luas, arena olahraga pantai, masjid, pusat informasi wisata, dan sebagainya. Ikan-ikan segar bisa langsung dibeli dari TPI Pantai Ayah. Banyak sekali yang dapat dipelajari dari obyek wisata Pantai Ayah jika suatu daerah ingin mengembangkan wisata pantai dan wisata hutan sekaligus di daerahnya. Pantai Ayah berada di desa Ayah, kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah; sekitar 25 km dari kota Kebumen. (Pulung)
Wednesday, February 18, 2009
Perempatan Kawi
Di timur perempatan adalah SMPN2 tempat sekolah saya di awal 80-an yang cukup mampu membuat perempatan sibuk pada jam berangkat dan pulang sekolah sampai sekarang. Di sebelah selatan perempatan, ada studio photo. Dulu banyak masyarakat umum maupun pelajar ke studio photo ini jika ingin afdruk photo, membuat pas photo dan photo keluarga. Di sebelah timur perempatan terdapat pertokoan yang cukup lengkap dan utara perempatan ada toko-toko emas yang cukup terkenal dan ramai pembeli.
Namun kini jalan perempatan Kawi tidak seramai dulu. Tidak ada lagi gedung Bioskop Kawi dan beberapa toko disekitarnya tutup, tidak berjualan lagi. Beberapa pengamen dan peminta-minta yang rajin "menghiasi" perempatan Kawi. Awas dampak kriminalnya! Beberapa tahun lalu ada kasus pembunuhan di salah satu rumah utara perempatan Kawi. Juga di tempat-tempat tertentu, ketika saya melewatinya kelihatan lebih sepi atau, paling tidak, masih sama seperti dulu. Lihat saja, jalan Merdeka, pertigaan Cepaka, perempatan Lovi sepertinya semakin sepi. Bukankah ramai dan sepinya suatu tempat bisa menjadi salah satu tolok ukur tingkat pertumbuhan ekonomi?
Di sisi lain, Pasar Templek yang dulu sepi sekarang menjadi berjejal tidak teratur terutama di waktu pagi, dan kumuh. Memang di sisi lain telah bermunculan tempat-tempat baru yang semakin ramai di dalam maupun di luar batas kota Blitar.
Rencana strategis dan tata kota Blitar dari waktu ke waktu perlu selalu dikajiulang dan disesuaikan dengan perkembangan terkini kota dan sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan, merevitalisasi, merelokasi dan memodifikasi tempat-tempat yang mulai lengang ketinggalan ataupun yang mulai ramai tidak teratur. Misalnya dengan mempertimbangkan adanya terminal transit baru untuk angkutan umum di beberapa tempat, pasar sekunder baru, sarana pendidikan baru, monumen kebanggaan baru, kantor pelayanan publik disebar, pembinaan usaha publik, promosi dan lebih membuka diri untuk investor luar, dan banyak lainnya. (Pulung)
Thursday, February 5, 2009
Stereotype atau Kenyataan?
Gambaran umum pembantu ini ada sejak jaman kolonial Belanda dimana sering diperagakan di adegan Ludruk. Memang seni pertunjukan Ludruk sudah ada sejak jaman itu. Waktu itu siapa lagi yang jadi pembantu rumah-tangga keluarga Belanda di Nusantara selain "inlander"? Saya ingat cerita Lundruk yang pernah saya lihat waktu kecil judulnya "Sogol Pendekar Sumur Gumuling". Ketika beberapa tentara Belanda bersenjata api laras panjang sedang mencari-cari Sogol ke kampung-kampung, bertanya ke orang kampung: “Hei, kowe inlander apa pernah ketemu ekstrimis Sogol di sekitar sini?” Trus yang ditanya menjawab: “Tidak Menir” sambil merunduk dan berlalu. “God Verdomme!” bentak tentara Belanda. Nglantur!
Dan ketika teknologi tontonan elektronik audio-visual sudah berkembang seperti sekarang, TV misalnya, gambaran pembantu rumah tangga tersebut masih saja ditayangkan. Dalam adegan sinetron atau acara humor misalnya, pembantu dilakonkan dengan dandanan atau logat bicara Jawa. Akhirnya apa? Banyak kenyataan sekarang orang kaya lebih cenderung mencari pembantu orang Jawa. Dan seringkali karena alasan nggak ada kesempatan bekerja lain, orang Jawa pun mungkin merasa sreg jadi pembantu bahkan sampai ke luar negeri, walau kadang tidak dibayar, disiksa, dituduh mencuri dan kemudian dihukum.
Sekarang jadilah stereotype pembantu itu adalah orang Jawa. Menurut arti kamus Merriam Webster, stereotype berarti sesuatu hal yang menjadi pola umum; lebih khusus berupa gambaran mental yang secara umum dimiliki oleh sebagian anggota kelompok dan mewakili suatu pendapat yang terlalu cethek, perilaku "ngerti sak durunge winarah" (merasa tahu sebelum mendapatkan informasi yang memadai) atau keputusan yang tidak kritis. Mungkin ada pertanyaan selanjutnya "Siapa yang berhasil menciptakan stereotype atau kenyataan ini?" Ludruk, TV, penonton, PJTKI, otoritas terkait atau orang Jawa sendiri? Blunder!