Menjelang maghrib si Budi duduk di undakan teras sempit rumahnya di kampung pinggiran kota. Bocah bercelana pendek itu sendirian tanpa alas kaki. Setiap sore ia demikian menunggu ayah dan ibu tercinta pulang kerja. Ayah ibunya sejak pagi buta telah berangkat bekerja di sisi kota lainnya. Selalu si Budi segera beranjak riang dari duduknya saat mendengar suara mesin motor bapaknya pulang dari kejauhan. Sepertinya dia cukup hafal dengan suara motor tua ayahnya.
Last Friday we listened the last khotbah of our Ustad before Friday prayer. He has been living with us for thirty two years in our small town, Tembagapura. For that long times he has been also our friend together to build a harmonious and peaceful community. He has actively participated and supported various social activities in our cool town. Now is a hard time for him to leave us. He has to return to his hometown to spend another valuable life with his beloved big family. Farewell Ustad!
Semua ada jamannya, seperti dulu iklan salah satu produk biskuit. Juga tentang lagu. Dan kini bisa disebut jamannya lagu rakyat. Paling tidak baru-baru ini ada dua lagu rakyat, "Iwak Peyek" dan "Neng Nong", yang cukup fenomenal dan populer. Lagu rakyat ini menjadi ngetrend setelah dinyanyikan dua kelompok musik terkenal, masing-masing Trio Macan dan TRIAD. Sehingga kedua lagu ramai dibahas di berbagai media massa. Juga laris ditayangkan di media-media televisi. Bahkan menjadi inspirasi beberapa acara televisi.