Di tengah hiruk-pukuknya era teknologi informasi, berita silih berganti di sekitar kita. Bisa kapan saja, pagi, siang, sore dan malam hari. Sewaktu-waktu! Telah banyak stasiun televisi yang menyiarkan berita setiap jam, atau setiap saat dengan breaking news. Kadang berita disajikan seapik dan semenarik mungkin untuk "menghibur" para penikmatnya. Dengan demikian lebih menarik berita yang didapatkannya. Juga para pemburu berita, rela mengejar berita sampai ke pelosok kampung, gunung, hutan, di siang, malam, hujan, panas untuk pemirsanya. Bahkan ditengah desingan peluru mereka ada! (Foto: Displai berita dinding surat kabar harian, Solo).
Kini memang para "penikmat" berita dimanjakan oleh perangkat teknologi informasi. Melalui gadget media online, berita juga mampu diakses. Berita, gambar dan video bisa didapat. Hingga sambil tiduran pun bisa mendapatkannya. Tinggal buka telepon gengam diantaranya, lalu browsing berita sambil tengkurap, miring atau terlentang. Semua berita lokal, nasional dan internasional. Bahkan berita itu di-update setiap detik! Berita gempa di negeri jauh segera dibaca. Gosip dunia artis segera diketahui. Bahkan melalui situs jaringan sosial, seorang teman tahu apa yang sedang dilakukan teman lainnya di seberang benua. Berita mudah dengan segala dampaknya.
Alhasil berita itu menjadi tak bisa dipisahkan dari keseharian setiap orang kini. Penyedia berita memahami peluang ini. Mereka tumbuh bak jamur, baik yang dikelola pribadi, kelompok maupun institusi. Mereka mengambil peran dan meramaikan bursa berita. Bahkan sebagian berusaha mengendalikan berita. Berita diulas dari berbagai sisi dan sudut pandang siapapun, apapun dan kapapun. Itu kebebasan pers! Dan kecenderungannya berita kontroversi sering digemari. Penyedia berita melihat ini! Penyedia berita terlibat dalam membuat kontroversi dan warna-warni berita yang berkembang.
Alur dasar pemberitaan perlu diteliti dari sudut pengirim, berita dan penerima. Kita perlu pahami tentang pengirimnya, makna berita itu sendiri, serta manfaat bagi penerimanya. Lebih lanjut memahami berita sesuai konteksnya. Setiap berita yang terbaca, terdengar dan terlihat harus disaring, ditelaah dan diteliti dulu kebenarannya. Tidak langsung disetujui atau tidak disetujui, apalagi langsung diikuti dan ditindak-lanjuti! Baik berita itu dari surat kabar, majalah, televisi, radio, situs berita, SMS, jejaring sosial atau lisan sekalipun. Tak jarang isi berita berbeda antar pengirim dan media dalam waktu singkat. Kita harus berhati-hati menyikapi perbedaan berita!
Dengan ketelitian mampu memahami kebenaran berita. Agar tak terjebak dalam misinterpretasi, distorsi, strategi atau konspirasi pemberitaan. Demikian terhindar dari dampak berita yang tidak membawa manfaat. Akhirnya kita harus berlapang-dada menerima kebenaran berita meski tak sesuai harapan, pemahaman, pengetahuan, atau keyakinan kita. "Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu" (Q.S. Al Baqarah [2]: 147). Berita yang benar mampu menciptakan kehidupan yang tenang, menghilangkan kecurigaan, memberikan keselamatan, serta menenteramkan jiwa. (Pulung Chahyono, http://pulung-online.blogspot.com, mitra_ulung@yahoo.com)
-