Diorama adalah gambaran kejadian atau keadaan yang diejawantahkan melalui bentuk tiga dimensi, patung serta seluk-beluk lain untuk menyerupai kehidupan dan lingkungan aslinya dengan skala yang sama atau berbeda. Umumnya diorama menggambarkan perjalanan manusia, tokoh, kejadian, keadaan, kehidupan, juga pemandangan untuk tujuan pendidikan, wisata atau hiburan. Diorama biasanya dipajang di museum, bangunan bersejarah, atau tempat wisata agar mampu memberi gambaran yang lebih nyata kepada pengunjung mengenai suatu obyek atau kejadian. (Foto: Galeri Etnik Tengger, Jatim Park)
Berbagai diorama gambaran kehidupan bisa dilihat di kompleks Galeri Etnik Nusantara, Jatim Park. Salah satunya adalah diorama kehidupan suku Tengger. Dimana terdapat beberapa orang duduk, dan diantaranya seorang pemuka spiritual dengan memakai udeng (ikat kepala tradisional), baju hitam dan kemben (sejenis sarung) batik. Sosok ini duduk bersila beralaskan tikar dengan tungku berisi arang bakaran kemenyan di depannya. Mereka berada dalam ruangan berdinding papan kayu di bagian bawah dan ayaman bambu di setengah bagian atasnya. Di galeri ini banyak diorama kehidupan lainnya.
Disetujui atau tidak, kehidupan itu senantiasa dinamis dan berubah-ubah, tidak statis dan mandeg. Kehidupan berubah juga karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang di berbagai aspek. Lihatlah dengan berkembangnya teknologi, berubah pula sistem komunikasi, rancang-bangun, produksi dan hasil budidaya manusia. Perubahan meliputi sisi fisik kehidupan serta sisi non-fisik berupa hubungan interaktif antar manusia serta tatanan kehidupannya. Termasuk pola pikir dan perilaku manusia sebagai makhluk hidup yang saling bersinggungan dan saling memberi dampak dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Karenanya kondisi dan bentuk kehidupan akan terus bertransformasi tiada henti, berubah dan berganti. Sebaiknya kita tidak selalu mengambil sikap pasif, defensif, berprasangka negatif atau curiga terhadap setiap perubahan yang terjadi terhadap manusia maupun aspek-aspek kehidupannya. Kita juga tidak harus berjuang menolak dan melawan setiap perubahan yang tidak disenangi. Justru kita harus berusaha agar arus perubahan itu mampu disaring dan dialirkan guna mengarahkan kehidupan menjadi lebih baik bagi umat manusia, lingkungan serta peradaban.
Biarlah setiap "diorama" kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu. Songsonglah hari esok yang datang, menjemput dan membawanya. Seperti malam yang membawa gelap dan siang dengan terangnya yang terus berganti. Hari demi hari pun bergulir dan tahun demi tahun selalu berjalan. Memang sesungguhnya perubahan tidak hanya bisa mengantarkan manusia pada kemajuan yang lebih baik, tetapi juga kemunduran yang tak disadarinya. Namun demikian tentunya rahasia Gusti Allah tetap akan tersembunyi tanpa mampu diketahui makhluk-NYA. Sang Maha Bijaksana akan tetap pada kehendak dan ketentuan-NYA atas kehidupan ini. (Pulung Chahyono; www.pulung-online.blogspot.com)
-