Kembang api banyak dijual menjelang lebaran. Kembang api dinyalakan di malam hari sambil menikmati "kemenangan" setelah seharian puasa menahan lapar dan dahaga. Biasanya pada saat menjelang lebaran, semua anggota keluarga berkumpul saling bertukar cerita dan pengalaman sementara anak-anak riang merayakannya dengan menyalakan kembang api di halaman rumah. Banyak pedagang yang telah mulai menjual kembang api sebelum bulan awal Ramadhan. (Foto: Lapak penjual kembang api, sisi utara Aloon-aloon Blitar)
Selain untuk mainan, kembang api sering digunakan lebih spektakuler untuk seni pentas, perayaan, dan pesta religius dan kultural. Salah satu bentuk kembang api spektakuler adalah pesta kembang api. Kembang api bisa menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang. Dalam pesta kembang api, dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Meski sebagai mainan, kita perlu tetap berusaha agar anak bisa menikmati permainan kembang api tanpa terluka. Luka bakar umumnya karena percikan atau tetesan apinya. Kembang api yang dimainkan bisa membayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar! Berikut adalah petunjuk sederhana menghindari luka akibat permainan kembang api:
- Jangan membiarkan anak kecil menyalakan kembang api sendiri. Orang dewasa harus mendampingi, menyalakan dan, kalau harus dipegang tangkainya, membantu memegang tangkai kembang api. Ingatkan orang sekitar bahwa kembang api akan dinyalakan.
- Menyalakan kembang api dekat barang mudah terbakar sangat berbahaya. Nyalakan kembang api di halaman atau tempat terbuka yang luas. Sebisa mungkin kembang api tidak dipegang tangan saat menyala, tapi dikaitkan di dahan pohon, tiang atau pagar. Jaga jarak agar tidak terkena percikan api.
- Tangkai kawat kembang api yang baru padam masih panas. Jangan sampai tersentuh tangan atau terinjak kaki tanpa alas. Setelah dingin buanglah tangkai bekas dan bungkus kembang api di tempat sampah.
Memang bermain kembang api kini tidak hanya didominasi anak kecil namun juga orang dewasa sesuai jenis kembang apinya. Untuk tujuan permainan dan hiburan, puluhan jenis kembang api berbagai ukuran bisa didapatkan di pedagang kembang api pingir jalan. Diantaranya kembang api yang umum yaitu jenis percikan bertangkai, gasing, roket, kembang tetes, dan air mancur. Kembang api menjadi bagian yang selalu menyambut dan menyemarakkan bulan Ramadhan. (Pulung Chahyono, http://www.pulung-online.blogspot.com/)