Nama perempatan Kawi diambil dari sebuah Gedung Bioskop Kawi yang dulu pernah berdiri di sebelah barat perempatan, utara jalan. Sekitar dua puluh tujuh tahun yang lalu saya pernah merasakan ramainya perempatan Kawi. Toko-toko disekitar perempatan ini selalu ramai dikunjungi pembeli. Memang perempatan inilah jalur pertemuan jalan dua arah dari utara, selatan, timur dan barat kota Blitar. Hampir semua angkutan umum lewat perempatan ini untuk keluar atau masuk kota Blitar.
Di timur perempatan adalah SMPN2 tempat sekolah saya di awal 80-an yang cukup mampu membuat perempatan sibuk pada jam berangkat dan pulang sekolah sampai sekarang. Di sebelah selatan perempatan, ada studio photo. Dulu banyak masyarakat umum maupun pelajar ke studio photo ini jika ingin afdruk photo, membuat pas photo dan photo keluarga. Di sebelah timur perempatan terdapat pertokoan yang cukup lengkap dan utara perempatan ada toko-toko emas yang cukup terkenal dan ramai pembeli.
Namun kini jalan perempatan Kawi tidak seramai dulu. Tidak ada lagi gedung Bioskop Kawi dan beberapa toko disekitarnya tutup, tidak berjualan lagi. Beberapa pengamen dan peminta-minta yang rajin "menghiasi" perempatan Kawi. Awas dampak kriminalnya! Beberapa tahun lalu ada kasus pembunuhan di salah satu rumah utara perempatan Kawi. Juga di tempat-tempat tertentu, ketika saya melewatinya kelihatan lebih sepi atau, paling tidak, masih sama seperti dulu. Lihat saja, jalan Merdeka, pertigaan Cepaka, perempatan Lovi sepertinya semakin sepi. Bukankah ramai dan sepinya suatu tempat bisa menjadi salah satu tolok ukur tingkat pertumbuhan ekonomi?
Di sisi lain, Pasar Templek yang dulu sepi sekarang menjadi berjejal tidak teratur terutama di waktu pagi, dan kumuh. Memang di sisi lain telah bermunculan tempat-tempat baru yang semakin ramai di dalam maupun di luar batas kota Blitar.
Rencana strategis dan tata kota Blitar dari waktu ke waktu perlu selalu dikajiulang dan disesuaikan dengan perkembangan terkini kota dan sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan, merevitalisasi, merelokasi dan memodifikasi tempat-tempat yang mulai lengang ketinggalan ataupun yang mulai ramai tidak teratur. Misalnya dengan mempertimbangkan adanya terminal transit baru untuk angkutan umum di beberapa tempat, pasar sekunder baru, sarana pendidikan baru, monumen kebanggaan baru, kantor pelayanan publik disebar, pembinaan usaha publik, promosi dan lebih membuka diri untuk investor luar, dan banyak lainnya. (Pulung)
Di timur perempatan adalah SMPN2 tempat sekolah saya di awal 80-an yang cukup mampu membuat perempatan sibuk pada jam berangkat dan pulang sekolah sampai sekarang. Di sebelah selatan perempatan, ada studio photo. Dulu banyak masyarakat umum maupun pelajar ke studio photo ini jika ingin afdruk photo, membuat pas photo dan photo keluarga. Di sebelah timur perempatan terdapat pertokoan yang cukup lengkap dan utara perempatan ada toko-toko emas yang cukup terkenal dan ramai pembeli.
Namun kini jalan perempatan Kawi tidak seramai dulu. Tidak ada lagi gedung Bioskop Kawi dan beberapa toko disekitarnya tutup, tidak berjualan lagi. Beberapa pengamen dan peminta-minta yang rajin "menghiasi" perempatan Kawi. Awas dampak kriminalnya! Beberapa tahun lalu ada kasus pembunuhan di salah satu rumah utara perempatan Kawi. Juga di tempat-tempat tertentu, ketika saya melewatinya kelihatan lebih sepi atau, paling tidak, masih sama seperti dulu. Lihat saja, jalan Merdeka, pertigaan Cepaka, perempatan Lovi sepertinya semakin sepi. Bukankah ramai dan sepinya suatu tempat bisa menjadi salah satu tolok ukur tingkat pertumbuhan ekonomi?
Di sisi lain, Pasar Templek yang dulu sepi sekarang menjadi berjejal tidak teratur terutama di waktu pagi, dan kumuh. Memang di sisi lain telah bermunculan tempat-tempat baru yang semakin ramai di dalam maupun di luar batas kota Blitar.
Rencana strategis dan tata kota Blitar dari waktu ke waktu perlu selalu dikajiulang dan disesuaikan dengan perkembangan terkini kota dan sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan, merevitalisasi, merelokasi dan memodifikasi tempat-tempat yang mulai lengang ketinggalan ataupun yang mulai ramai tidak teratur. Misalnya dengan mempertimbangkan adanya terminal transit baru untuk angkutan umum di beberapa tempat, pasar sekunder baru, sarana pendidikan baru, monumen kebanggaan baru, kantor pelayanan publik disebar, pembinaan usaha publik, promosi dan lebih membuka diri untuk investor luar, dan banyak lainnya. (Pulung)