Waktu itu, tiga tampah berwarna dasar putih ditulisi angka warna merah dan hitam di tengahnya masing-masing 8-17-45 dan dipasang di tiang gapura kiri. Tiga tampah lainnya ditulisi 8-17-Angka Tahun dipasang di tiang gapura kanan. Gapura didirikan dengan dua tiang bambu di masing-masing kakinya. Juga dua potong bambu untuk palang atas gapura. Semua potong bambu dihaluskan ruasnya dan dicat putih. Di antara dua palang atas dipasang lembar anyaman bambu berulisan "Dirgahayu HUT Kemerdekaan RI". Gapura dihias rumbai-rumbai janur kuning, juga gambar atau hiasan lain yang mampu dibuat.
Ini tentang kesederhanaan alam. Tak hendak menggurui, sembarang cerita 5 paragraf ini sekadar pelipur waktu dan penghambat tirani lupa.
Quick Takes
▼
Saturday, August 21, 2010
Thursday, August 12, 2010
Kekasih Yang Tak Dianggap: HUT RI
"Hanya kita sendiri yang bisa lebih mencintai diri kita sendiri daripada orang lain" diucapkan di atas panggung oleh Pinkan Mambo, seorang artis penyanyi. Ucapan ini diantara prolog yang dia sampaikan sebelum menyanyikan lagu hitnya "Kekasih Yang Tak Dianggap". Saya memuji kemampuan dia berinteraksi dengan penonton di depan dan sekitar panggung yang berdiri kokoh di pinggir timur lapangan sepakbola berumput sintetis. Interaksi tidak hanya mengandalkan gerakan tubuh, tetapi juga kata dan terlebih semangat menghiburnya. Bahkan sampai rela berbasah-basah terkena rintik hujan saat terus berusaha di atas open stage bundar di depan panggung utama HUT RI.
Tuesday, August 10, 2010
Java Coffee "Nasgithel"
