Saturday, July 25, 2009

Senandung Alam Sang Legenda

Melihat acara "Official All Time Top 40" urutan tangga lagu Michael Jackson di MTV yang dipandu oleh David Gest (12/07/2009) seperti menyaksikan aksi mempesona sang maestro ilusionis yang membuat mata ini tak rela untuk terpejam. Menyimak empat puluh lagu terbaik sang "King of Pop" mulai sejak ia menjadi bagian dari Jackson 5 sampai ajalnya menjelang. Memang ia seorang Raja Pop yang tiada tertandingi sampai kini. Lihat lima lagu teratasnya versi MTV ini: (1) Earth Song, (2) Billie Jean, (3) You Are Not Alone, (4) Black or White, (5) Heal The World.

Ada yang menarik dalam lagu puncak tangga teratas "Earth Song", yang biarlah untuk tulisan ini aku alihbahasakan menjadi judulnya "Senandung Alam" agar lebih dekat memahaminya. Senandung tentang kesedihan dan kepedihan alam mungkin tepatnya. Tentu saja menarik karena sebelumnya Jackson lebih banyak menulis dan menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan sosial dan kemanusiaan, seperti "We are the world" dan "Heal The World". Dan inilah satu-satunya lagu Jackson yang bercerita tentang kelestarian alam dan perlindungan binatang. Lagu yang bersenandung tentang binatang-binatang dibunuh demi kepuasan manusia. Senandung tentang pohon-pohon hutan yang ditebang karena keserakahan.

Disamping liriknya, tayangan video musik lagu "Earth Song" manambah miris hati yang melihatnya. Berlatar hutan tropis Amazon, terlihat kekejaman manusia terhadap binatang dimana gajah-gajah, ikan paus dan binatang lain dibantai. Pohon-pohon hutan dijarah tiada tersisa. Kemudian kekeringan melanda. Debu-debu berterbangan. Puing-puing yang terbakar. Asap menyelimuti. Seolah alam dan binatang itu sedang meradang dalam detik-detik kepunahannya. Bumi telah menjadi ladang pembantaian. Bumi telah berdarah-darah. Tidakkah kita merasakan sakitnya? Lihatlah apa yang telah kita lakukan terhadap bumi.
Did you ever stop the notice. The crying earth the weeping shores.

Memang lagu ini telah menarik perhatian dunia, khususnya para pecinta alam maupun penyayang binatang. Lagu ini telah menuai penghargaan dari berbagai organisasi dunia di bidang pelestarian lingkungan dan binatang. Juga menerima nominasi Grammy Award 1997. Jackson menerima Genesis Award: 1995 Dorris Day Music Award, yang diberikan setiap tahun kepada mereka yang memiliki kepekaan terhadap kelestarian binatang. "Earth Song" telah menarik perhatian dunia tentang pengrusakan dan penghancuran alam sebagai akibat dari berbagai kegiatan manusia. (Writer of Negeria Exchange, 2008- Wikipedia, Free Encyclopedia). Dan banyak lagi prestasi lain lagu ini.

Diakhiri dengan khayalan menyejukkan dalam video musik lagu ini. Dengan efek multimedia canggih, seolah waktu itu bisa diputar balik. Ya, seperti menyiram butiran air dingin kedalam hati yang melihatnya. Menyejukkan hati setelah disuguhi gambaran-gambaran tragis kerusakan alam dan binatang. Seolah ingin melenyapkan rasa jengah dan miris yang timbul setelah melihatnya. Binantang-binatang kembali hidup. Kehancuran bumi berhenti dan alam pulih kembali. Pohon di hutan-hutan yang berdiri lagi. Hijau dan segar kembali. Seandainya bisa seperti itu, semua yang mati hidup lagi dan yang hancur pulih kembali. Sayangnya itu hanya khayalan! (Pulung Chahyono, www.pulung-online.blogspot.com)

Thursday, July 9, 2009

Mengenang Pasar Pahing

Pasar Pahing menempati sebagian lahan yang dulunya areal pabrik minyak kelapa milik pengusaha Belanda yang diratakan setelah jaman kemerdekaan. Saya ingat sampai awal 1980-an, orang masih menyebut pemukiman di belakang dan samping pasar dengan "kampung pabrik". Pinggir utara pasar dulu langsung berbatasan dengan jalan gang, sedang bagian timur juga terdapat jalan gang. Di tengah pasar ada bangunan yang di dalamnya terdapat los-los pedagang pasar. Pasar ini persis ada di bagian utara dan timur perempatan jalan besar desa Pakunden, kota Blitar. Demikian juga orang menyebut jalan simpang ini dengan "Prapatan Pasar Pahing". Lokasi pasar sangat strategis, dari arah utara, barat dan selatan ada desa-desa penghasil bumi yang hasil panennya dijual melalui pasar ini.

Kegiatan jual-beli sampai meluber ke jalan-jalan sekitar Prapatan Pasar Pahing, terutama hari Pahing yang menjadi namanya. Pinggir jalan barat perempatan pagi subuh menjadi tempat mangkal obrokan hasil bumi; bengkoang, ketela, nanas, rambutan, mangga, kelapa dari desa-desa barat Blitar. Pinggir jalan selatan perempatan pagi sekali juga sudah ditempati para penjual kayu bakar dan gulungan daun jati. Ya, dulu daun jati digunakan sebagai pembungkus barang dagangan dan makanan. Obrokan para penjual ayam, bebek, menthok ada di pinggir jalan utara perempatan. Para pembeli borongan langsung bertransaksi dengan penjual di tempat mangkalnya dan mereka menjualnya lagi di pasar lain dan kios mereka. Sedang pinggir jalan timur perempatan tempat bongkar-muat barang yang biasanya dijual di los-los pasar Pahing, yang umumnya dipasok dari arah timur pasar.

Di tengah pasar ada pohon beringin besar rimbun sekali. Kokoh berdiri, tepatnya sedikit ke arah sudut utara-timur areal pasar. Akar-akar tunjangnya sebagian terlihat di atas tanah, saling bertumpuk dan berjajar dari pangkal pohonnya menjalar ke segala arah, kemudian hilang menyusup masuk ke tanah. Akar-akar ini bak ratusan ular berbagai ukuran saling melilit mengarah dan menopang ke pangkal pohonnya. Dahan, ranting dan daun hijaunya menyebar luas ke semua sisi pohon sampai radius bermeter-meter. Ribuan julur akar gantungnya menjuntai dari dahan atas sampai permukaan tanah. Juntaian akar julurnya ini seperti tirai-tirai yang bisa disibak ketika kita melaluinya. Buah-buah kecil beringin yang berwarna merah kehitaman terlihat jatuh berserak diatas tanah bercampur dengan guguran daunnya yang telah kering.

Pohon beringin ini mampu membuat suasana teduh Pasar Pahing. Panas terik matahari dan derasnya hujan seolah tidak bisa menembus rimbunnya ranting dan daun Beringin. Enam orang yang saling bergandeng-tangan mungkin baru bisa melingkari penuh batang pohonnya. Jika sore menjelang, sekawanan demi sekawanan burung blekok terlihat terbang ke arah pohon ini, hinggap dan bersarang di dalam rimbunnya daun. Saat pagi umun-umun, burung-burung blekok terbang meninggalkan sarangnya menuju areal persawahan dan sungai untuk mencari makan. Tak ketinggalan, anak-anak riang bermain di bawah pohon Beringin sore saat pasar sepi. Mereka bermain ayunan dengan menggelayut di julur-julur akarnya. Burung-burung blekok dan anak-anak yang damai!

Mendekati malam, warung-warung nasi, tahu lonthong, wedang ronde, bakul soto, bakul kembang dan penjual rokok buka di dalam pasar. Mereka berjualan sampai hampir pagi. Para pedagang mainan anak kelilingpun banyak yang bermalam sekaligus membuat mainan di dalam los-los Pasar Pahing. Pasar selalu ramai dikunjungi orang-orang desa sekitar untuk menikmati makanan atau sekedar duduk-duduk. Mereka ngobrol dan berkelakar di warung-warung ini sampai kantuk. Juga becak banyak mangkal di perempatan Pasar Pahing. Seolah ramainya Pasar Pahing enggan berakhir, siang menyambung malam, kemudian menjelang pagi berganti pelaku jual-beli. (Pulung Chahyono;
http://www.pulung-online.blogspot.com/; mitra_ulung@yahoo.com)